Makan bersama (30)

3.6K 319 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Sayang.." teriak Rakha dari luar, sesekali ia mengetuk pintu toilet itu.

Sementara Mala yang berada didalam mencoba menahan rasa sakit yang semakin menjadi di perutnya.

"La, kamu gapapa kan?" tanya Rakha semakin cemas dibuatnya. Apalagi tidak ada sahutan dari dalam.

"La!" teriak Rakha lagi, ada raut wajah cemas bercampur khawatir di mimik wajahnya. Baru saja Rakha ingin mengambil ancang-ancang ingin mendobrak pintu toilet itu. Mala sudah lebih dulu keluar sembari memegang perutnya yang terasa nyeri.

"Mala!" kaget Rakha saat ia melihat Mala keluar dari bilik toilet dengan wajah pucat juga keringat dingin yang membanjiri pelipisnya.

Rakha beraliri kecil menghampiri Mala yang saat ini tengah berdiri diambang pintu, "La, kamu gapapa kan?" tanya Rakha seraya memegang kedua bahu Mala dengan raut wajah khawatir.

Mala menatap sayu ke arah Rakha, ia menggeleng kepalanya sembari salah satu tangannya sedari tadi setia memegangi perutnya yang begitu terasa nyeri.

"Perut aku sakit, Kha." lirih Mala.

"Kita kerumah sakit, ya." ucap Rakha.

Mala menggelengkan kepalanya, "Gak usah, Kha. Ini udah biasa." tolak halus Mala.

"Mana tadi pesanan aku." tanya Mala.

"Serius gak mau ke rumah sakit? Wajah kamu pucet, sayang." ujar Rakha. Tidak bisa dipungkiri bahwa kini rasa khawatir masih begitu kental menyelimutinya.

"Iya, sayang. Nanti juga bakal mendingan sendiri." jawab Mala.

"Mana pesanan aku?" tanya Mala sekali lagi.

"Ini sesuai pesanan kamu." tukas Rakha sembari mengangkat kantong hitam yang sedari tadi ia bawa.

Mala melototkan sempurna kedua bola matanya. "Ini gak salah?" Mala menatap Rakha intens setelah menerima kantong hitam dan melihat isinya.

"Kenapa, La. Gak sesuai pesanan kamu, ya?" tanya Rakha.

Ck! Rakha berdecak kesal.

Mala menggelengkan kepalanya cepat, "Bukan kayak gitu, Kha. Ini kebanyakan.." pungkas Mala.

Rakha menghembuskan nafasnya lega lalu menatap Mala dengan tatapan hangatnya, "Gapapa sayang. Itu buat kamu semua." ucap Rakha mengelus puncak kepala Mala dengan sayang.

Mala hanya bisa pasrah, "Yaudah, makasih." ucap Mala tersenyum menatap Rakha. "Aku masuk ke dalam dulu, ya." pamit Mala.

"Mau ngapain lagi?" tanya Rakha dengan alis yang terangkat.

"Ck!" Mala berdecak kesal.

Tuk!

"Aduh.." ringis Mala seraya memegangi bibirnya yang baru saja di sentil oleh Rakha, "Sakit, Kha." ucapnya sembari mengelus bibirnya.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang