Absen dulu yuk...
__________
"Jadi Aiden dulu sahabat kamu sekaligus pacar Raysha?" tanya Mala dengan menatap Rakha dalam. Setelah Rakha menjelaskan sedikit tentang hubungannya dengan Aiden.
Rakha menganggukkan kepalanya. "Kalau memang dulu Aiden sahabat kamu sekaligus pacar Raysha, kenapa kamu bisa benci sama Aiden?" tanya Mala lagi.
"Dia yang udah bikin aku kehilangan Raysha, La. Raysha cinta mati sama Aiden. Semenjak sama Aiden, Raysha jadi semangat buat jalanj hari-harinya. Semenjak Raysha sama Aiden, dia semangat buat ngelawan penyakitnya." cerita Rakha dengan suara lirihnya.
Tanpa menjeda ucapan Rakha. Mala sedari tadi hanya menyimak seluruh cerita dan penjelasan Rakha.
Setelah menjeda ucapannya, Rakha menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. " Tapi semenjak insiden dimana Aiden ketahuan berada didalam kamar yang sama dengan Clara, mantan pacar aku. Semenjak itu Raysha kembali menjadi gadis yang murung dan pendiam." jelas Rakha. Ia menatap Mala dengan tatapan yang penuh luka.
"Semenjak kejadian itu pula yang menyebabkan aku kehilang Raysha, La. Dia minum obat sampai overdosis." Rakha menyandarkan kepalanya di pundak Mala. Dadanya saat ini begitu sesak, seperti memerlukan banyak oksigen.
"Itu yang menjadi alasan kenapa aku benci sama Aiden dan putus sama Clara." lirih Rakha. Hatinya saat ini begitu rapuh. Bukan karena mengingat Clara tapi mengingat penghianatan mereka dan mengingat mendiang Raysha--- adik kesayangannya.
"Maafin aku, Kha. Kalau aku udah buka luka lama dihati kamu. Aku gak tahu, ternyata luka kamu sedalam itu." lirih Mala, air matanya tidak terasa jatuh begitu saja.
Rakha melirik ke arah Mala, "Sayang, hei." Rakha mengangkat kepalanya yang semula bersandar di pundak Mala. Kedua tangannya menanggkup kedua pipi Mala.
"Kenapa nangis?" tanya Rakha mengusap air mata yang mengalir dipipi Mala. Ia menatap Mala yang menatapnya dengan sendu.
Mala menggelengkan kepalanya pelan. "Aku gapapa, sayang. Jangan nangis. Aku juga udah ikhlas sama semuanya. Cuma aku belum bisa berdamai dengan kejadian itu." ujar Rakha.
Mala memeluk erat tubuh Rakha. Ia terisak, dan menyandarkan kepalanya didada Rakha. Rakha mengusap punggung Mala dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Maafin kalau aku egois, Kha. Maaf aku udah bikin luka dihati kamu basah lagi." lirih Mala disela-sela isakannya.
"Ternyata dibalik sikap kamu yang dingin dan cuek. Kamu banyak menyimpan luka sendirian, Kha. Maafin aku, karena aku-- hiksss." dada Mala terasa sesak bahkan untuk melanjutkan kata-katanya pun ia tidak sanggup. Ternyata selama ini Rakha menyimpan banyak luka dibalik sikapnya.
"Sayang, udah. Jangan nangis. Aku gak bisa kalau lihat kamu nangis kayak gini, apalagi penyebabnya itu aku." ucap Rakha. Ia mengurai pelukannya. Kedua tangannya memegang kedua bahu Mala lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHA
Teen Fiction⚠️ Warning! Banyak bahasa kasar dan adegan kekerasan. Jadi, bijaklah dalam membaca setiap paragraf! "Kita adalah dua insan yang memang sengaja dipertemukan oleh takdir." ___________ "Jangan jauh-jauh dari gue. Bunda udah percayai gue buat jagain lo...