Setelah 2 hari dirawat, akhirnya Samudra diperbolehkan pulang. Meski dengan kepala yang masih dibebat perban.
Kini remaja itu tengah bersiap-siap. Padahal jam masih menunjukkan pukul 5 subuh. Setelah sholat tadi, ia langsung bergegas menyiapkan dirinya.
Setelah memantau cermin didepannya, Samudra keluar kamar dengan menggenggam ponsel, kamera yang ia gantung dilehernya dan kunci motornya.
"Heh, bogel!"
"Allahuakbar! Ngagetin aja sih!!" Pekik keras Samudra. Ntah kenapa Reynan bisa duduk santai didepan pintu kamar seperti itu. Apalagi dengan sarung dan peci yang masih ia kenakan.
"Ngapain lu pagi-pagi udah rapi aja."
"Ya ke rumah Dani lah."
"Acaranya jam 7, dongo!"
"Iya gw tau. Tapi Dani minta gw temenin pagi-pagi. Sama Ganzi juga kok. Malah tu bocah udah sampe duluan."
"Gila aja kata gw teh."
"Lagian ngapain lu duduk disitu? Kek ga ada kursi aja."
"Adem disini."
Samudra memutar bola matanya malas.
"Yaudah gw berangkat dulu. Jangan telat nanti."
"Iye tau. Tiati lu."
"Hm." Samudra keluar dari rumahnya. Dia tau pasti setelah subuh Askar akan sibuk dengan kerjanya. Jadi dia enggan mengganggu.
Hampir 15 menit akhirnya Samudra sampai didepan gerbang rumah Dani yang sudah didekorasi mewah. Dengan nuansa putih dan emas. Sangat elegan.
"Maaf dengan siapa?" Samudra menoleh saat seseorang berbaju formal serba hitam menyapanya. Ia baru tau keluarga Dani menyewa bodyguard seperti ini.
"Samudra."
"Oh teman Tuan Dani?"
'Bjir, Tuan.' ~Samudra.
"Iya."
"Baik silahkan masuk. Tuan Dani ada di kamarnya."
"Makasih."
"Tugas saya, Tuan. Boleh anda titipkan motor nya pada saya biar saya parkirkan."
Samudra memberikan kuncinya sebelum masuk dan kembali mengucapkan terima kasih.
Tok tok tok.
Samudra sempet terperangah melihat dalam rumah Dani yang dekorasinya tak main-main. Rumah itu tak terlalu besar. Tapi jika di dekorasi seperti ini akan terkesan begitu mewah.
"Masuk."
Samudra membuka pintunya. Didalam lumayan ramai. Dani sudah memakai tuxedo putih yang tampak pas di tubuhnya. Dan lihatlah 3 wanita itu yang tengah mengerubungi Dani untuk mendandaninya. Hanya poles tipis, tata rambut, perawatan kulit dan kuku.
"Ceilah. Kalo lu nya nangis terus ya ga selesei-selesei, Dan. Kesian Mba nya harus benerin muka lu tuh." tutur Samudra yang malah melihat Dani yang menangis tanpa suara. Mata remaja itu tampak sembab. Bahkan para wanita itu riweh menyembunyikan mata sembab itu.
"G-gw belum siap, Ga."
Samudra menghela napasnya. Ia menatap Ganzi yang kini juga menatapnya. Saling memberi kode tapi tak menemukan jalan keluarnya.
"Mba boleh minta waktunya bentar?"
"Silahkan, Kak."
Ke3nya menyingkir. Dan Dani langsung menubruknya. Posisi Dani yang duduk membuatnya menenggelamkan wajahnya pada perutnya. Samudra dengan sabar mengelus rambutnya yang sudah rapi.
![](https://img.wattpad.com/cover/357709118-288-k149387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA ⚠️
Teen FictionSi puting menggoda yang menjadi incaran banyak orang tapi malah jatuh pada rivalnya sendiri yang menggilainya bahkan sejak mereka bertemu saat TK dulu. Banyak yang ingin mencelakakan dirinya apalagi saat orang-orang tau ia mempunyai hubungan dengan...