Operasi

3.3K 183 11
                                    

Kini semuanya duduk berkumpul di ruang tamu itu. Memasang telinga baik-baik setiap mendengar alunan kitab suci itu dari mulut seorang Bryan. Mereka melingkari Askar dan Bryan yang duduk bersila di tengah-tengah.

Askar mendengarkannya dengan menutup matanya. Ditangannya ada sebuah botol untuk memukul kepala Bryan jika ada yang salah sedikit pun dan Bryan harus mengulangnya dari awal ayatnya.

Sudah hampir 3 jam mereka menyimak. Bahkan Bisma tak luput dengan kameranya.

Bryan sebenarnya deg-degan.  Selain karena dilihat banyak orang, ia juga takut Askar menolak hafalannya karena terlalu banyak salahnya. Terbukti dari kepalanya yang sakit karena terlalu banyak dipukul.

Hingga saat mulutnya menyelesaikan ayat terakhir dari surah An-Nas membuat mereka semua berteriak heboh dengan tepuk tangannya. Askar juga mengangguk-angguk karena sekarang dia yakin Bryan bisa membimbing dan menjaga adiknya. Terbukti dari kerja keras Bryan untuk permintaannya yang tak mudah. Diselingi kegiatan kuliah dan kerjanya. Itu sangat sulit menurutnya.

Bryan tersenyum lebar sebelum menubruk Samudra yang ada disampingnya. Senang bukan main.

Penantiannya tak sia-sia. Ia berhasil mendapatkan Samudra dengan usahanya sendiri. Apalagi untuk meminta restu Askar yang membutuhkan ekstra tenaga dan waktu. Juga menguras habis pikirannya.

Lalu mereka merayakannya kecil-kecilan disana. Askar menyediakan banyak minuman dan cemilan. Bahkan ia membelikan beberapa kue kering untuk mereka yang dengan senang hati menikmatinya.

Kini Bryan dan Samudra ada di kamar. Bryan tengah merengek mengadu sakit di kepalanya.

Samudra dengan sabar mengelus kepala itu dengan lembut. Bryan mengambil ponsel Samudra yang tergeletak dan memainkannya. Samudra biarkan saja. Toh tak ada yang macam-macam.

"Aihh." Kesal Bryan karena ia geram dengan isi sosmed Samudra. Banyak nomor asing yang meng-chat kekasihnya itu. Baik wa, twitter, instagram dan lain sebagainya. Tapi masih untung tak ada yang Samudra balas. Remaja itu tau siapa pemilik hatinya.

Bryan bangkit dan menyalakan kamera. Dan tanpa aba-aba, tangannya menarik kepala samping kiri Samudra dan ia langsung menggigit pipi gembil itu membuat Samudra memekik tanpa suara. Hey. Itu sakit.

Ckrek.

Bryan melepaskan mulutnya. Lalu mengelus pipi itu sekilas dan kembali pada posisi sebelumnya. Yaitu rebahan dipaha Samudra.

Bryan mengganti semua foto profil Samudra dengan foto yang baru saja ia ambil. Memberitahu semuanya jika Samudra sudah menjadi miliknya.

"Kamu kalo di sosmed jangan manis manis dong, ay. Kan jadi banyak yang kepincut. Nanti kalo ay nemu yang lebih baik dari aku gimana? Kan aku ga rela."

Samudra terkekeh dalam hatinya. Lucu sekali Bryan ketika sedang cemburu dan manja seperti ini.

"Ay pasti seneng kan banyak yang suka?" Kepala Bryan mendongak melihat jawaban Samudra yang menggelengkan kepalanya.

"Bohong."

Samudra menggeleng lagi.

Hingga tiba-tiba Bryan mendorong tubuh Samudra hingga terlentang diatas kasur dan tangannya bergerak cepat menggelitik pinggang Samudra.

Samudra menggeliat dengan wajah memerah. Bryan dengan wajah tengilnya terus menjahili kekasih manisnya itu.

Samudra terus menggelengkan kepalanya dengan tangan yang berusaha menghentikkan Bryan namun tak berhasil.

Sampai 2 menit hingga akhirnya Bryan berhenti. Bisa ia dengar napas hidung Samudra yang berantakan dan wajah merahnya nampak menggemaskan.

"Samudra milik siapa?"

SAMUDRA ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang