Hafalan

3.1K 190 12
                                    

6 bulan kemudian...

Langkah kaki cepat itu berlari di trotoar jalan. Berbelok 2 kali hingga berhenti di gerbang setengah meter itu. Ia langsung membukanya dan bergegas mengetuk pintu.

Cklek.

Mata tajam itu menatapnya dari atas sampai bawah.

"Hehe assalamualaikum kakak ipar."

"Waalaikum salam. Kakak ipar ndasmu. Ngapain lu Maghrib-maghrib kemari?"

"Mau ngapel lah, bang."

"Gw rasa tadi lu baru nganterin Sam jam 5 sore. Apa ga bosen ngapel mulu?" Kata Reynan seraya melipat ke2 tangannya di depan dadanya.

"Hehe nggak kok, bang. Ga bakal bosen. Sekalian mau disimak in hapalan."

"Ohh yaudah masuk aja. Sam keknya lagi mandi."

Bryan pun mengekor masuk.

"Eh btw udah pada makan, bang?"

"Belum. Askar belum balik soalnya. Gw mau pesen go*ood."

"Gw aja bang yang pesenin. Mau beli apa emang?"

"Boleh kalo lu maksa mah. Gw mau ayam gepreknya mang Giman. Sama ch*ttime capuccino."

"Oke. Yaudah gw ke Raga dulu ya."

"Yo."

Tanpa mengetuk pintu atau memanggil, Bryan langsung nyelonong masuk membuat yang didalam terlonjak kaget.

Bryan terpaku didepan pintu. Menatap tak berkedip kearah kekasihnya yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya.

Samudra yang tersadar pun langsung meraih baju dan celana asal kemudian berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Bryan masih membeku dengan wajah datar. Kemudian berdehem untuk mencairkan detak jantungnya yang sudah tak karuan hanya melihat Samudra bertelanjang dada seperti itu. Mengingat Bryan selalu tergoda dengan 2 benda didada Samudra yang begitu menonjol.

Bryan melangkah dan duduk di kasur Samudra. Meraih alquran diatas meja nakas kemudian mencari hapalannya.

Setengah tahun ia gunakan untuk memenuhi permintaan Askar. Ia belajar banyak dengan Calista dan ia akan selalu meminta Samudra untuk membantu menyimaknya.

Ia kini juga sudah memasuki jenjang kuliah jurusan bisnis. Sambil sesekali membantu pekerjaan Rakki agar nantinya terbiasa.

Samudra sekarang sudah kelas 3. Mengingat di tingkat akhir itu hanya 7 sampai 8 bulan, Samudra sedang sibuk belajar untuk ujian. Tapi tenang saja. Sesibuk-sibuknya mereka, ke2nya akan selalu menyempatkan waktu untuk ngapel. Ntah belajar bareng meski beda materi atau hanya jalan malmingan. Yang penting ber2. Menumbuhkan rasa sayang dan cinta di ke2nya.

Tak lama Samudra keluar dari kamar mandi. Dengan piyama hitam yang ia kenakan kemudian bergabung dengan Bryan diatas meja nakas.

"Lain kali pintunya di kunci. Takutnya Bang Askar atau Bang Rey masuk pas kamu cuma pake handuk kek tadi. Kan bahaya."

Samudra menatap Bryan dengan alis terangkat satu. Lalu tangannya meraih buku note yang selalu tersedia disekitarnya. Wajahnya nampak memerah malu karena tadi ia melihat Bryan yang menatapnya dengan begitu intens.

'Makanya kalo mau masuk tuh ketok pintu dulu.' tulisnya. Btw Samudra akan melakukan operasi pita suara lusa nanti. Ia sudah tak karuan merindukan grup vokalnya yang pensi sejenak karena kondisinya.

"Yakan juga biasanya nylonong, ay." Balasnya membuat Samudra memutar bola matanya malas.

"Eh iya. Ay mau makan apa? Aku mau pesen katanya bang Askar belum pulang jadi ga ada yang masak, kan?" Tanyanya mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi online itu. Samudra merebutnya dan memilih-milih makanan yang ia inginkan. Bryan biarkan apa saja yang kekasihnya itu lakukan.

SAMUDRA ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang