Keberangkatan ke6 pemuda itu diantar banyak orang. Ada Askar, Reynan, Calista, Rakki, keluarga Tion dan Dani juga keluarga Bisma dan Ganzi. Rencananya mereka semua akan menyusul untuk mengikuti acara pernikahan Ganzi dan Bisma yang akan dilakukan 4 bulan lagi.
Setelah banyak berpamitan dan memberi banyak wejangan, akhirnya mereka ada di pesawat sekarang. Duduk dengan pasangan masing-masing. Dan pesawat pun lepas landas menuju negara tujuan.
"Ngantuk." ujar Bryan menatap Samudra yang terus menatap jendela luar pesawat.
"Daddy nanya apa ngasih tau?"
"Ngasih tau, Mommy cantik."
"Yaudah bobo gih. Sini senderan."
"Nanti kalo pegel bilang ya."
"Iya, Dad."
Bryan menyamankan kepalanya di pundak Samudra sementara tangan cantik itu mengelus pipinya sejenak untuk mengantarnya tidur.
Hampir 3 setengah jam mereka didalam pesawat hingga akhirnya mereka tiba di Bangkok. Bisma, Tion dan Bryan menggeret masing-masing 2 koper ditangan mereka. Sementara para uke berjalan didepan mereka dengan tas kembar yang mereka gendong.
Bryan sudah memilih apartemen yang akan mereka tinggali selama di sana. Dan mereka langsung menuju ke lokasi sebelum hari malam.
Gedung apartemen itu sangat besar dan mewah. Mereka memesan dengan pintu utama bersebelahan. Bisma Ganzi dengan nomor 142. Bryan Samudra di 143. Dan Tion Dani di nomor 144. Jadi punya Bryan yang ditengah.
Pukul 19.00 mereka sudah rapi dan berkumpul di sebuah kafe untuk makan malam sekaligus mereka akan pergi untuk membeli bahan-bahan dapur.
"Muka kamu pucet, Dad. Nggak papa?" tanya Samudra menatap lekat-lekat sang suami yang tengah memakan steak nya.
"Nggak papa kok, Mom."
"Ada yang kamu pengen, Dad? Kamu lagi ngidam apa? Ngomong atuh."
"Aku teh pengen beli onesie. Terus kita keliling mall pake itu."
"What?! Stress lu, Bry! Kaga kaga!" tolak Tion mentah-mentah. Bryan malah menatap Samudra dengan mata memohon. Ini sebenarnya yang uke teh siapa?
"Auu sakit, Yang!" Pekik Tion saat mendapat cubitan maut dari Dani.
"Turutin ih! Aku ga mau ya ponakan aku ileran gara-gara kamu!"
"Tapi, Yang..."
"Ga ada jatah sebulan."
"Eh iya, Yang astaghfirullah. Iya iya aku nurut." sergah Tion cepat. Ia lebih milih mengubur imagenya dari pada joni nya menganggur sebulan. Itu akan sangat menyiksanya.
"Iya nanti kita beli."
"Hehe..."
Setelah makan, mereka langsung menuju mall terdekat dan Bryan menarik mereka semua saat matanya melihat toko yang menjual berbagai macam onesie dengan bentuk yang lucu-lucu. Tion rasa mau mati saja membayangkan ia memakai pakaian itu. Sementara Bisma hanya pasrah mengikuti kekasihnya itu.
"Kalian mencar aja cari yang cocok. Yang penting lucu di mata Bryan." Kata Ganzi. Mereka mengangguk sementara Bryan sudah berkeliling mencari yang ia inginkan.
Hampir setengah jam hingga ke6nya kini berkumpul didepan toko itu dengan pakaian couple antar pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA ⚠️
JugendliteraturSi puting menggoda yang menjadi incaran banyak orang tapi malah jatuh pada rivalnya sendiri yang menggilainya bahkan sejak mereka bertemu saat TK dulu. Banyak yang ingin mencelakakan dirinya apalagi saat orang-orang tau ia mempunyai hubungan dengan...