•224• Bab 32

1K 111 0
                                    

Satu Tahun telah berlalu dari kerjadian itu, perlahan hubungan Ashel dan Aldo mulai membaik meski Ashel belum juga mengingatnya, namun ia sudah menerima Aldo sepenuhnya dan juga menganggap Aldo kekasihnya.

Zean dan Marsha sudah resmi menjalin hubungan selama hampir satu tahun ini.

Chika dan Aran yang akan segera melangsungkan pernikahan
dan Flora yang masih saja menjomblo  dan kini ia tidak lagi berada di Indonesia, ia memutuskan untuk melanjutkan s2nya di jepang.

"aduh ini gimana sih, yang ini kemana?"
Sudah hampir satu jam lebih mereka sibuk merakit lego yang sedari tadi tidak kunjung selesai.

"lama-lama aku gila do" ucap Ashel prustrasi

"udah aku bilang beli mainan lain aja kaya fuzzle atau yang lainnya" grutu Aldo karena ia sendiri juga bingung merakit lego sebanyak ini.

"Loh kamu nyalahin aku?" ucap Ashel dengan nada ngegas sambil bertolak pinggang.

Aldo menyengir pada Ashel, "sepertinya ia salah ngomong"- batinya.

"engga sayang itu Legonya aja yang ribet ya"

"ga tau ah" Ashel menghadapkan badannya kedepan, ia menekuk lututnya dan memeluknya, ia menenggelamkan wajahnya pada tengah-tengah lututnya.

"Cell jangan pundung?"

karena Ashel tidak menjawab, ia menarik pinggang Ashel agar Aldo bisa memeluknya

"Hey jangan diem dong, kamu kenapa? Cell l" Aldo menyingkirkan rambut dan menyelipkannya pada telingan Ashel agar tidak menutup muka Ashel.

"Cell jangan diem gini dong, pukul aku aja deh asal jangan didiemin"
"sayang" Aldo menyenderkan kepalanya pada bahu Ashel

"Hiks...hiks" Suara tangisan yang terdengar dari Ashel dan bahu yang bergetar, membuat Aldo kembali menegakkan kepalanya.

"kamu kenapa nangis ih, shel udah shel jangan gini dong, ayo ngomong kamu kenapa"

Aldo sedikit mengguncang-guncangkan lengan Ashel

"sayang aku ga nyalahin kamu ko, maa-"

"AHHHHKK" Teriakan Ashel membuat Aldo terkejut sejadi-jadinya sampai ia sedikit mundur dari Ashel, sedangkan sang pelaku tengah tertawa sampai mukanya memerah.

"Ahahahahah mu-muka kamu Ahahahah" Ashel terus tertawa sampai susah untuk berbicara, ia memukul-mukul sofa saking lucunya melihat komuk Aldo.

Aldo memicingkan matanya ia tengah memikirkan strategi untuk membalas kejahilan Ashel.

"ohh kamu berani jailin aku ya, rasain ini" Aldo menggelitik perut Ashel

"Aaaaaa ALDO GELI Hahahah"

"Rasain biar tau rasa kamu"

"ahahaha Ampun do UDAH!!" bukannya berhenti Aldo malah semakin gencar menggelitiki Ashel

"MOMMMMMYYYYYYYYYYY"

"Aduh kenapa sih teriak-teriak aja ya" Anin yang baru datang sambil membawa kentang goreng dibuat heran dengan kelakuan mereka.

"ih ih geli tau" Ashel memukul lengan Aldo bertubi-tubi

"Udah dong cell, kasian"

"kok mommy belain Aldo sih, kan aku anaknya" ucap Ashel jealous

Anin hanya bisa menghela nafasnya

"uuuu pundung pundung" ucap Aldo sambil menoel-noel dagu Ashel

"Apasi do"

"ipisi di"

•224 (Today, tomorrow, Forever)•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang