•224• Bab 17

932 85 1
                                    

Prang

semua orang yang tengah asik mengobrol disana langsung terdiam.
satu gelas tidak sengaja jatuh dari meja yang diduduki Aldo, tiba-tiba perasaan Shani mulai tidak enak pikirannya tak lepas dari bayangan muka Aldo dan Ashel.

"aduh itu ko bisa jatuh sih" Cio memanggil pelayan resto untuk membereskan serpihan kaca dilantai.

Cio merasakan perubahan dari sang istri karena setelah gelas itu jatu ia terdiam dan melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.

"kamu kenapa sayang?" Cio menggenggam tangan Shani sambil menatap wajahnya yang menyiratkan rasa khawatir

"aku kepikiran Aldo sama Ashel, kita ke apart sekarang ya"

Cio dan yang lainnya menuruti permintaan Shani untuk pulang sekarang, dalam perjalanan Shani terus menatap ke jendela, hatinya sangat risau.

"Tumben banget macet" Cio

"lagi ada perbaikan jalan kali" Zean

"masa malam-malam begini ah" Nenek

Karena macet yang cukup panjang membuat mobil mereka berjalan sedikit demi sedikit menyusuri kemacetan.

Flora melihat sekitar matanya tak lepas dari jendela mobil karena ia sangat penasaran sebenarnya ada apa, kenapa banyak polisi yang berdatangan.

Tak lama sirine ambulance menggema dijalan tersebut.

"kecelakaan" Zean

"iya sampe ada ambulance gitu" Flora

sampai tiba tepat disamping mobil yang terbalik, Shani yang melihat ity reflek menyuruh Cio menghentikan mobilnya untuk melihat kembali mobil yang berada di tengah jalan.

"sayang stop"

"kenapa?"

"stop itu mobil Aldo"

"ga mungkin sayang, mobil begitu ga cuma satu"

"enggak! aku yakin itu mobil Aldo, Cio stop!"

Cio langsung melipir ke samping jalan, tanpa menunggu lama Shani langsung keluar dan berlari kearah mobil itu dan memastikan kepada polisi yang bertugas disana, saat polisi itu menunjukkan dua ponsel dan dompet yang mereka temukan didalam mobil, dan benar dugaannya tidak pernah salah, ikatan batin seorang ibu dan anak itu erat.

Shani langsung lemas, untungnya Cio sigap menahan Shani agar tidak terjatuh, dan menanyakan ke rumah sakit mana mereka dilarikan, akhirnya polisi pun ikut mengantarkan keluarga cio.
Didalam mobil Shani terus menangis, dan semua tidak percaya akan ada kejadian seperti ini menimpa keluarga mereka.

"Aldo"lirih Zean ia tidak menyangka akan seperti ini

"Sabar zee" Marsha

Zean menangis dipelukan Marsha

Sampai dirumah sakit rupanya Aldo dan Ashel masih ditangani dokter karena lukanya yang cukup parah.

Mereka hanya bisa berdo'a agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

"anak-anak kita sayang"

"iya kamu tenang ya, aku yakin mereka kuat" Cio terus menenangkan Shani

Flora, Zean, dan Marsha hanya bisa diam mereka masih syok dengan kejadian ini, sampai lupa untuk menghubungi Anin dan Arkan di Indonesia.

Sudah 3 jam mereka menunggu akhirnya dokter keluar dan langsung menjelaskan bahwa keadaan kedua pasien, Aldo mengalami patah dikaki dan rusuknya serta ada pendarahan namun tidak parah, Sedangkan Ashel mendapatkan benturan yang cukup keras pada kepalanya, lengangnya mengalami patah tulang.

•224 (Today, tomorrow, Forever)•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang