Akhirnya mereka sampai di apartemen Aldo, semua barang sudah masuk ke apartemen untung saja Apartemen Aldo besar.Kini diruangan itu hanya ada Shani Aldo dan juga Cio mereka tengah duduk di sofa.
"bunda sama om Cio kasih tau maksud kalian datang kesini, sekarang aja ga sih? aku penasaran"
Sebelum menjawab pertanyaan Aldo cio melirik Shani terlebih dahulu, Shani yang dilirik mengangguk.
"jadi gini do, kedatangan om sama bunda kamu kesini untuk membahas soal pernikahan" Belum sempat Cio melanjutkan bicaranya Aldo sudah memotongnya
"Lah Aldo masih lama nikah sama Ashelnya"
"Tapi ini bukan pernikahan kamu dan Ashel do"ucap Shani
"terus?"
"dengerin dulu makanya"
"om lanjut ya, ini rencana pernikahan om dan juga bunda kamu"
Aldo sangat terkejut mendengar perkataan Cio "HAH!, aku ga setuju!"
Jelas Aldo menentang keras semua ini, Cio adalah ayah dari temannya sendiri, ia tidak ingin pertemanannya rusak hanya karena Cio menikah dengan Shani, apalagi Zean sangat tidak suka jika Ayahnya menikah kembali."Dengerin dulu do" ucap Cio
"Om sudah kenal lama dengan bunda mu" Aldo yang mendengar kata ayah langsung menoleh kearah Cio
"saya ga peduli!"
"Aldo tahan emosi kamu nak"ucap Shani
"dengerin aku bun, aku ga suka bunda nikah lagi!" setelah mengucapkan itu Aldo langsung pergi keluar dari Apartemennya meninggal Cio dan Shani
"udah aku bilang Aldo dan zean pasti menentang pernikahan ini"
"kita tetap nikah, perlahan-lahan mereka akan mengerti, aku cuma mau anak-anak kita berkumpul dan aku bisa menebus kesalahanku pada mereka dan juga kamu, kita cuma belum bisa untuk jujur"
Kini Aldo tengah duduk di taman dekat apartemennya, ia hanya ingin ketenangan sejenak untuk meredam emosinya, dan ia baru teringat perkataan zean bulan lalu benar, mereka merencanakan pernikahan.
"AKHHHHHHH BANGSAT"
"do lo kenapa?"
Aldo menoleh "liana?" (liana lagi liana lagi hadeuh)
"lo ada masalah?"
Aldo duduk dibangku yang ada disana diikuti Liana
"gapapa ko kalo lo belum mau cerita"
"menurut lo kalo misal ibu lo nikah lagi lo bakal sedih atau seneng?"
"hah, eee kalo gue sih seneng aja tapi tergantung siapa yang akan jadi suami dia sekarang"
"kalo misal calon suaminya ayah dari temen lo sendiri gimana?"
"gue bakal nentang sih, karena ini ngaruh juga sama pertemanan, sorry bunda lo mau nikah sama ayah temen lo?"
"hmmm, dan gue bingung gue ga mau bunda sakit hati untuk kedua kalinya, dan bahkan pas suami pertamanya aja dia ninggalin bunda makannya gue ga mau itu terulang lagi"
"sabar ya do, gue ga bisa bantu apa-apa soalnya"
"emm do daripada disini, mending dicafe gue aja ya, gue bikinin kopi buat lo biar lebih fresh pikiran lo"Aldo mengganguk lalu mereka berdua berjalan menuju cafe liana, yang memang tidak terlalu jauh dari sana.
"Mau sekalian makannya ga?"
"nanti aja, gue mau kopi aja"
"oke bentar ya"
tak lama Liana kembali dengan membawa 2 cangkir kopi
KAMU SEDANG MEMBACA
•224 (Today, tomorrow, Forever)•
Ficção Adolescente(Cerita ini hanya fiksi tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan tokoh didalamnya)