Assalamu'alaikum wr wbBagaimana dengan keseruannya, Terima kasih sudah mau lanjut di chap 2 ini dan diselanjutnya-
Semoga semakin membara membacanya seperti aing..hehe
Salken itu semuanyaa yang baru datang kecerita ini, baca sebelumnya ya biar ngerti, oke?
Selamat beraktivitas..bismillah
HAPPY READING
•••
Disaat jam 18:00 athifa pergi ke mushola, memakai gamis abaya berwarna hitam dan hijab shayla, dirinya ke sana dengan buru buru karena suara adzan terdengar dari mushola.
Langit tampak kemerahan dan diselimuti banyak awan, matahari sudah tenggelam dari barat daya membuat hawa tidak enak untuk berlama diluar.
Disaat athifa berjalan tidak jauh dari rumahnya sekitar sejauh 15 meter atau 50 langkah menuju masjid, dirinya merasa ketakutan dan selalu merasa tiupan angin yang berada ditekuk leher, athifa melangkah lebih cepat terlebih hanya seorang diri yang menuju ke masjid.
Saat athifa belok kanan, dirinya dikejutkan yang muncul dari seberang kiri membuat athifa teriak dan menutup matanya menggunakan tangannya.
"Ya Allah..itu tadi kunti..Astaghfirullah..astaghfirullah.." Sambil berbatin pelan, Athifa ketakutan saat melihat sekilas wujud jubah putih yang tiba tiba muncul.
"Mbak?"suara indah yang memanggilnya, dengan khas logat Spanyol membuat athifa membuka matanya perlahan.
Athifa terdiam melihat wajah tampan di hadapannya, alis yang tebal, rahang tegas, bibir tebal, mata berwarna biru dan lentik wajahnya menawan dan sangat positif vibes.
Laki laki itu langsung menundukkan pandangan ke bawah, athifa pun langsung sadar dan tersenyum.
"Nama aa siapa?"tanya athifa dengan pelan sambil tersenyum salah tingkah.
"Mateo, mbak. Saya orang Jawa, monggo saya duluan ke masjid ya."kata mateo dengan buru buru tidak mau menimbulkan fitnah.
Athifa menatap kepergian mateo," Wajahnya ganteng pisan..seperti dewaa.."wajah Athifa memerah dan jantungnya terasa berdebar kencang.
Dirinya memegang dadanya dan merasa senang, lalu berjalan menuju masjid dan mulai terlihat masjid lalu berwudhu dan sholat.
Selesai salat maghrib, athifa melihat anak-anak perempuan yang sedang menulis surat membuat dirinya penasaran dan duduk di dekat mereka.
"Aduh..kalian lagi ngapain?"tanya athifa dengan pelan kepada anak anak itu, mereka menoleh dan tersenyum.
"Hehe..ini kita bikin surat mpok. Untuk ustadz yang punya masjid ini."katanya dengan logat betawi.
"Emang siapa?"tanya athifa lagi yang tidak tahu mengenai masjid ini, anak itu selesai menulis kan surat itu dan memasukkan ke dalam amplop yang berwarna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait | Cinta sejati
Teen Fictionmenceritakan cerita perempuan gadis Sunda bernama ATHIFA MAHESWARI dengan sikap lemah lembut yang selalu menjadi budaya daerah sana. namun, dirinya sangat jauh dari kata dekat dengan Allah. Ayah dan ibunya adalah ustadz dan ustadzah yang sangat ped...