CHAPTER 20

11 7 0
                                    

Assalamu'alaikum wr wb

Tau cerita ini dari siapa guys?? Cerita ini banyak mengandung masa lalu dan terlalu percintaan yang sebaiknya jangan ditiru, okay?

Jangan lupa spam vote dan komen guyss soalnya gratis kok dan tetap masukk..thanks ya

Love you ✈

HAPPY READING

•••

Seakan muncul bayangan hitam saat itu, pengelihatannya seperti terganggu lalu membuka matanya. Terlihat sebuah ceritanya saat dulu melihat caranya belajar tentang agama saat masih kecil.

Senyuman saat kecil begitu tulus, sekitar umur 14 tahun sebelum masa itu berakhir,"nanti kita pergi main bola, yuk?!"seru sanjaya kepada temannya.

Temannya mengangguk serasa tersenyum dan menampakkan deretan giginya yang tidak rapi,"yuk!! Sampe sore ntar sorenya kita salat ashar soalnya imamnya pak Yusuf pasti cepat salat asharnya."

"Haha..ngga boleh, kan salat untuk dapat ridha Allah."kata sanjaya lalu berjalan mendahului temannya, temannya pun usil mengambil tasbih yang digenggam sanjaya, setelah merampas kemudian temannya berlari.

"Iqbal! Balikin!"teriak sanjaya sambil berlari mengejar tasbih miliknya yang diberikan oleh sang aba, temannya tertawa puas karena berhasil membuat raut muka sanjaya merah padam karena marah.

Dion yang melihat temannya saling kejar kejaran berteriak,"woi! Jangan main terus, ayo ngaji!! Ntar dimarahin emak bapak kalen!"teriaknya dengan membuat keduanya terkejut dan menghampiri dion.

"Bukannya besok, kok jadwalnya ganti? Mau main juga."kesal iqbal dengan mendengus seperti banteng, sanjaya menatap iqbal hanya sinis lalu mengambil tasbih miliknya.

"Itu bukan urusan gue, toh lo yang dosa! Yok dion!"sinis sanjaya lalu menarik tangan dion membawanya pergi dari iqbal, iqbal ikut dan menatap temannya lelah."gue ikut."

Bagaikan sebuah ingatan memori lalu hitam kembali, suara yang tidak asing sanjaya dengar membuat sanjaya membuka matanya.

"Akang sanjaya!"panggil athifa dengan lembut dan halus seperti biasanya dengan logat Sunda seraya melambaikan tangan memastikan lelaki itu segera tersadar.

Katanya perlahan terbuka menatap gadis itu yang sedang menatapnya,"athifa,"lirih sanjaya memanggil nama athifa, pemilik nama hanya bingung.

"Naon? Ini udah siang kang, yuk pulang."ajak athifa dengan pelan memastikan sanjaya tidak seperti saat tadi, sanjaya terdiam sejenak lalu mengangguk.

Tiba tiba telepon berdering, sanjaya menyadari nada dering HP nya mulai mencari HP dari saku celananya, dan mengambil lalu mengangkat panggilan tersebut, athifa menatap sanjaya yang terlihat raut sanjaya serius dan khawatir.

Tidak terlihat enak untuk dilihat, sepanjang telepon athifa hanya mendengar suara sanjaya tanpa suara dipanggilan tersebut. Kemudian, panggilan berhenti, sanjaya menatap athifa yang menatapnya juga.

"Ada apa, kang?"tanya athifa memperhatikan setiap bentuk muka sanjaya, sanjaya menghela napas kasar.

"Kita harus ke rumah sakit sekarang!"seru sanjaya lalu beranjak turun dari pos, lalu diikuti athifa. Mereka berdua berjalan di tengah pohon dan bunga-bunga yang bagaikan musim semi.

Wait | Cinta sejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang