Assalamu'alaikum wr wb
Masya Allah, nanti sebentar lagi puasa!! Semoga kedepannya nanti ceritanya banyak yang sukaa!!
Beberapa nanti kemudian mungkin direncanakan bab-nya tidak terlalu banyak!! KRJ! (Konflik ringan aja).
Janganlupa tekan tombol bintang dibawah? Sesuka hatinya 💗 jangan lupa membaca
HAPPY READING
•••
Matahari mulai terbit dari arah timur dengan keindahan pagi buta disaat beberapa orang memulai aktivitas pagi yang begitu menyejukkan hati. Athifa menatap arah jam dindingnya melihat pukul arah jam 06:14 WIB.
Sejak tadi gadis itu terus melamun sejak pertemuan kemarin berbicara di luar rumah Mateo bersama Mateo, athifa terdiam dengan beberapa ingatannya.
Gadis itu masih duduk diatas kasur lalu mulai bergumam,"Apa athifa teh..berlebihan? Jadi, cara mengungkapkan rasa suka teh, bagaimana atuh?"gumam Athifa dengan berpikir. Selama ini, cinta terhadap lelaki tidak pernah serius akibat tidak ada tindakan yang dirinya jalani.
Lalu disisi lain athifa juga berpikir sanjaya, lelaki bermata tajam yang nyaris tidak ingin menatap matanya walau sekilas itu,"huh! Akang sanjaya, bagaimana? Tidak mungkin athifa bakal menolak pernikahan nantinya."gumam athifa dengan terus menghela napas merasa lelah dengan perjalanan pilihan.
"Tapi, kan awal pertemuan, sampai sekarang akang ngga pernah bicara soal keseriusan hubungan ini. Awal bertemu, akang ngga suka athifa..tapi mulai sekarang, tidak lagi."monolog athifa yang merasa bersalah, dirinya terasa jahat.
"Apa yang harus aing lakukan.."lirih Athifa lalu bersandar, rasanya Athifa ingin menutup mata kembali. Tetapi, dirinya membuka mata kembali alasan terus berpikir Mateo dan sanjaya.
"Aa Mateo sudah menolak athifa, dan akang sanjaya sebentar lagi bakal jadi suami dan ayah untuk anak athifa-"dirinya menghentikan katanya, apakah dirinya bisa merelakan jauh orang yang dirinya cintai dan bersama orang yang menurutnya akan membawa kebahagiaan Lain walau bukan dirinya yang bahagia?
"Athifa ingin menolak, tetapi semua terlanjur, Tiga bulan nanti hari pernikahan di mulai secara agama dan hukum."gumam athifa, ingin rasanya dirinya mencari solusi untuk dirinya sendiri sendiri.
Athifa mulai terpikirkan kata kata dari pamannya, sejak dirinya kecil selalu dititipkan oleh paman dan bibinya yang sudah tiada. Athifa melamun, terpikir kata Almarhum pamannya."Ayah dan ibu Athifa, ingin yang terbaik. Makanya mereka jarang menemui Athifa. Ketika sudah besar jadilah kebanggaan dan kebahagiaan untuk mereka walau sekali. Hanya athifa anak satu satunya."mungkin kata itu yang athifa ingat, sejak terakhir kalinya melihat paman dan bibinya yang meninggalkan selama lamanya.
Athifa merasa sedih mengingat itu, lalu dirinya melihat rak buku yang berbagai novel horornya-banyak juga novel yang dirinya Punya dari Almarhum pamannya. Athifa juga merasa banyak Terima kasih atas jasa dari mereka bahkan sanggup memberikan kalimat terakhir setelah meninggal.
Tetapi, saat ini sekarang athifa harus bisa memilih pilihannya. Dirinya tidak boleh egois apapun tanpa Alasannya. Cinta atau tidak itu pilihan hati bukan tindakan sikap. Tetapi, ketika bersama Mateo serasa athifa tidak bisa menjaga kata katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait | Cinta sejati
Teen Fictionmenceritakan cerita perempuan gadis Sunda bernama ATHIFA MAHESWARI dengan sikap lemah lembut yang selalu menjadi budaya daerah sana. namun, dirinya sangat jauh dari kata dekat dengan Allah. Ayah dan ibunya adalah ustadz dan ustadzah yang sangat ped...