CHAPTER 22

13 7 0
                                    

Assalamu'alaikum wr wb

Ngga kerasa bakal bab 22? Makanya ayo semangat bacanya!! Cerita ini author berusahain untuk menyempatkan, biar kalo end ngga perlu nunggu 😁😁

Ayo membara seperti bara!! 🔥🔥

Makasih yang sudah sampai sini, janganlupa vote dan spam komen sebanyak banyaknya!! Gratis kokk

HAPPY READING

•••

"Saya tidak bisa mengajarkanmu."kata mateo menatap bulan sabit tersebut, mata berbinar athifa terasa sudah menjadi sendu. Athifa menatap punggung mateo,"jelaskan atuh.."

"Kamu punya teman, bukan? Cari teman yang mampu membawamu ke dalam kebenaran. Saya tidak ingin kamu terlalu mengharapkan saya."jelas mateo, dia menunduk."jika kamu terlalu mencintai saya, tidak ada yang ingin kamu dengar siapapun itu. Saya bukanlah sebaik baiknya yang akan menolongmu."kata mateo.

Athifa merasa sakit hati, terasa tertolak."baiklah, ini teh..sudah jelas aa mateo menolak athifa. Makasih menyempatkan waktu, untuk berbincang soal kejujuran hati aa mateo."kata athifa terdengar sakit, mateo menatap sekilas athifa lagi.

Athifa berdiri, gadis itu menunduk dan mulai beranjak."saya harap kamu bisa mencerna apa yang saya katakan, kamu juga harus berpikir tindakanmu."kata mateo sebelum athifa meninggalkan tempat itu.

Langkah athifa terhenti,"Athifa mencintai aa mateo, sangat mencintai aa mateo."kata athifa tanpa menghadap mateo lagi, athifa menahan air mata itu.

"Kamu sudah punya tunangan, saya bukan siapapun lagi dalam hidupmu."kata mateo, lelaki itu membalikkan tubuhnya."seharusnya kamu berpikir layaknya seusiamu, kenapa kamu tidak bisa bertindak tegas?"tekan mateo, kemudian lelaki itu beristighfar lalu membalikkan badannya kembali.

"Athifa ngga bisa nolak..ini demi satunya membantu abi dan ummi, athifa ngga punya kerjaan. Jadi jalan-Nya athifa menikah bersama orang yang tidak pernah athifa cintai. Dan untuk teman, teman athifa bukan disini dia kerja."kata athifa, lalu gadis itu melangkah kembali tidak ingin pamit.

"Bisakah besok sore kita berbicara ditaman yang di dekat masjid Al-hidayah?"cegat mateo lewat perkataannya membuat athifa hanya mengangguk, lalu pamit pergi.

Malam terasa kembali sunyi, hanya kedinginan. Mateo kemudian duduk kembali. Berusaha berpikir untuk esoknya dalam menjalani permasalahan dengan baik tanpa menyakiti.

Kemudian, laki itu berdiri dan melangkah menuju masjid untuk memperbaiki hatinya yang begitu gelisah dan untuk adzan isya nanti.

"Pertemanan yang baik adalah sama-sama Berusaha menjadi yang terbaik untuk kebersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertemanan yang baik adalah sama-sama Berusaha menjadi yang terbaik untuk kebersamaan."
Bara sanjaya direndra

Sanjaya kini tengah duduk dikursi kantor, dengan bersandar dan memijat tekuk lehernya sambil memejamkan matanya lelah, usai mengerjakan laporan segunung atau banyak. Dirinya sangat lelah,terlebih karena terlalu lama juga melihat komputer.

Wait | Cinta sejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang