07.

85K 1.8K 18
                                    

Zoya diam disamping Derion yang tengah berbicara dengan beberapa pria setengah baya yang berpakaian jas rapi, Zoya melihat sekitar acara pernikahan ini sangat megah, entahlah ini acara pernikahan siapa Derion tidak mengatakan apapun dan kenapa Derion mengajaknya ke sini, bahkan Zoya tidak dibiarkan Derion berkeliling atau sekedar mengambil kue.

Zoya tidak paham apa yang mereka bicarakan yang Zoya dengar hanyalah membicarakan soal saham dan perusahaan, kenapa Derion yang memiliki usia 21 tahun bisa tau semua itu dan mengerti tentang itu. Zoya mendesah meminum Champagne hingga habis dan mendengar suara desahan Zoya membuat Derion melihat Zoya yang sudah menghabiskan Champagne.

"Saya permisi." Pamit Derion kepada beberapa orang itu lalu menggeret Zoya ke arah meja kue.

"Kau mau kue?" Tanya Derion mengambil piring kecil lalu mengambil beberapa kue dan memberikannya pada Zoya.

Zoya menerima itu dan mulai memakannya dengan pelan tanpa suara, Zoya rasanya ingin pulang saja dari tempat ini tapi Zoya merasa sedikit kebebasan dari pada harus terkurung terus didalam kamar. Zoya tersentak kaget ketika tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya membuat Zoya melihat ternyata pengantin perempuan yang tersenyum kepadanya.

"Kau suka dengan acara pernikahanku?" Tanya wanita itu membuat Zoya mengangguk kaku.

"Kenapa kau disini?" Derion bersuara melihat sang pengantin wanita datang.

Pengantin wanita itu menatap Derion lalu terkekeh tak percaya. "Ini acaraku."

"Sepertinya kau mendapatkan mainan." Lanjutnya melihat Zoya dan Zoya hanya diam meremas piring yang ada ditangannya.

Derion diam.

"Wah bagaimana kau bisa bersama Kakakku? Kau menyerahkan dirimu?" Kagum Pengantin wanita itu melihat Zoya yang masih diam dan sedikit kaget kalau pengantin ini adalah Adik Derion.

"Kakak?" Zoya melihat Pengantin itu.

Pengantin itu mengangguk. "Ya aku Adiknya, kau masih tampak muda untuk Kakakku yang tua."

Zoya mengerutkan dahinya tak paham. "Maksudmu?"

"Jangan bilang kau tidak tau usia Derion?" Tanya Pengantin itu dengan sebelah alis terangkat.

Zoya diam melihat pengantin ini, bukankah usia Derion 21? Itu tertulis didata kampus dan Zoya pernah membaca data Derion. "Bukankah umurnya 21?"

Pengantin yang pengendengar penyataan Zoya langsung terkekeh tak percaya mendengar hal itu, lalu melihat Derion. "Wahh, apa yang kau lalukan?" Tanya Pengantin itu pada Derion dengan kaget tapi Derion tetap diam.

"Hentikan Lesya dan pergilah." Ucap Derion mendesah.

"Kenapa aku harus pergi dari pernikahanku?" Ucap Lesya tersenyum miring.

"Hei, kau pikir dia berumur 21?" Kekeh Lesya dan Zoya diam melihat Lesya dengan bingung. "Jangan bodoh jadi orang, dia sudah berumur 28 tahun."

"Apa 28?" Kaget Zoya langsung melihat Derion yang menatapnya datar, Zoya membuka mulutnya mendengar kalau Derion sudah berumur 28 tahun dari pengantin Adik Derion ini, jadi umur Derion sebenarnya 28 dan bukan 21?! Tapi bagaimana bisa didalam data Derion tertulis 21? Ah benar Zoya ingat kalau Derion dari keluarga terpandang dan buat apa Derion menyamar jadi mahasiswa, Tampang Derion juga seperti mahasiswa.

"Kau terkejut ya?... Dia menyamar sebagai mahasiswa karena misinya dikampusmu dan dia kembali sambil membawamu, bukankah itu gila? Jangan kaget dia memang gila kalau kau membuatnya terobsesi, karena dia bukan pria yang mudah melepaskan mangsanya." Ucap pengantin itu.

Zoya diam tidak mengerti apa yang dibicarakan pengantin ini, misi apa yang dimaksud pengantin ini.

"Lesya tutup mulutmu dam pergilah selagi aku masih bersikap baik." Ucap Derion tetap bicara dingin dan tenang.

Pengantin bernama Lesya tersenyum miring melihat Derion yang menahan amarahnya, lalu Lesya menepuk pundak Zoya yang masih diam berpikir. "Berhati-hatilah dia bukan pria lembut, kalau kau membuat kesalahan kau akan langsung disiksa olehnya, maka dari itu jaga langkahmu, kau pasti tau seperti apa keluarga Mervis."

Zoya diam dengan pikiran kacau setelah Lesya pergi, apa yang baru diketahuinya sungguh mengejutkan, Derion yang ternyata umur 28 tahun, melakukan misi dikampusnya entah itu apa, Derion yang ternyata dari keluarga Mervis yang terkena obsesinya dan dia sudah membuat kesalahan fatal yang membunuh dirinya sendiri.

"Sekarang kau tau siapa aku kan." Ucap Derion dengan tenang tapi penuh peringatan mendekati Zoya yang masih diam membeku, Zoya diam melihat Derion yang menatapnya dengan mata yang dipenuhi aura gelap.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau melepaskanku?" Tanya Zoya dengan suara gemetar.

Derion diam melihat manik Zoya yang bergetar lalu menaruh gelas Champagnenya dimeja, Derion langsung menarik pinggang Zoya dan memeluk Zoya seraya mengusap kepala Zoya lembut, Zoya diam menahan tangisannya dan ketakutannya.

"Jalan satu-satunya adalah kau harus bisa membunuhku agar kau bebas." Bisik Derion membuat Zoya menggigit bibirnya.







***





Setelah ke acara pernikahan Lesya Adik Derion mereka pulang dan masih berada di tengah jalan yang padat kendaraan karena macet, Zoya dengan pikirannya selalu menatap luar jendela mobil mengabaikan Derion yang sedari tadi sibuk dengan tablet. Zoya mendesah pelan lalu menyandarkan kepalanya disandaran kursi dan mulai memejamkan matanya, dia akan tidur sebentar untuk meringankan pikirannya.

Belum beberapa menit Zoya kaget terbangun saat mendapati dirinya diangkat oleh Derion dan dipindahkan oleh Derion kepangkuan pria ini, Zoya kaget sampai mencengkram lengan Derion yang memeluknya dari belakang. Zoya mendesah melihat sekat mobil sudah tertutup.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Zoya mencoba turun dari pangkuan Derion tapi Derion menahannya.

"Tidurlah." Ucap Derion menekan tubuh Zoya untuk semakin menempel.

"Aku tidak bisa tidur kalau seperti ini, lepaskan aku." Ucap Zoya mencoba melepaskan pelukan Derion tapi Derion tidak mau melepaskannya.

"Benarkah." Seringai Derion lalu menekan kepala Zoya dbersandar pada pundaknya. "Cobalah tenang dan pejamkan matamu, kau akan tertidur. Pangkuanku sangat nyaman buatmu, aku tau itu."

Zoya diam tidak bersuara lagi untuk tidak membuat suasana semakin ruyam apa lagi telah mendengar perkataan Lesya kalau Derion merupakan orang yang sangat over terhadap kesalahan, Zoya tidak mau mengambil langkah salah yang membuat Derion marah dan menyakitinya seperti waktu itu, itu menjadi trauma bagi Zoya.

"Sampai kapan kau akan terus mengurungku?" Tanya Zoya tetap menenangkan ketakutannya.

"Sampai kau benar jatuh kedalam pelukanku, memiliki rasa kepadaku." Ucap Derion membuat Zoya mengeratkan genggamannya pada gaunnya.

"Bagaimana kalau aku tidak bisa?"

"Maka akan aku buat kau memilikinya, kau hanya untukku Zoya."

Zoya diam mendengar ucapan obsesi Derion yang sangat multak itu, bagaimanapun dia harus terlepas dari cengkraman Derion, Derion pria yang sangat gila dan berbahaya. Zoya harus memikirkan caranya dengan hati-hati karena Derion tidak bodoh dan memiliki pikiran yang tepat, siapa sangka Derion ternyata berumur 28 tahun.

"Jadi jauhkan pikiranmu untuk berencana kabur, karena kau tidak akan bisa kabur dariku Zoya." Ucap Derion.

Zoya diam bagaimana Derion selalu bicara tepat yang ada dipikirannya itu membuat Zoya selalu berhati-hati dalam bertindak dibawah tekanan Derion.

"Aku tidak berpikir apa-apa."

"Bagus." Ucap Derion. "Sampai disumah bagaimana kalau kita bercinta? Aku sudah merindukanmu."

Zoya menelan ludahnya. "Terserah kau, aku juga tidak bisa menolaknya."

Derion terkekeh. "Kau semakin pintar Zoya, itu membuatku semakin ingin mengikatmu dan memelukmu terus."

Zoya diam tidak tau harus berkata-kata apa, Derion orang yang sangat berbahaya dan sangat... Mesum. Bagaimana Derion bisa memiliki pikiran seperti itu, bahakan Zoya masih memiliki kemarahan pada Derion karena pengakuan Derion yang melecehkannya saat dirinya tidur.

"Persiapkan dirimu."








To Be Continued...

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang