Zoya berdiam diri dibalkon kamar sambil memikirkan Freya, setelah mendengar penjelasan Derion membuat Zoya terus berpikir dan ketakutan. Bukan takut terhadap dirinya yang akan terluka, jika dirinya terluka Zoya tidak perduli tapi kalau sampai Freya melakukan segala cara untuk mencelakai janinnya atau membunuhnya Zoya tidak akan membiarkan itu terjadi.
Meskipun Zoya benci terhadap Derion tapi Zoya tidak membenci darah dagingnya sendiri meskipun itu benih dari Derion, Zoya hanya ingin keselamatan bayinya. Zoya tidak mau bayinya mati hanya untuk harta gono-gini yang Freya inginkan, Zoya berharap Derion bisa menepati janjinya untuk bisa melindunginya dan bayinya dari bahaya.
"Kenapa kau melamun?"
Zoya sedikit terjingkat merasakan tiba-tiba Derion ada dibelakangnya dan memeluknya dari belakang, kenapa dia ada disini? Bukankah Derion harus ke kantornya untuk bekerja? Zoya melepaskan pelukan Derion dan berbalik menghadap Derion, Zoya mendesah dan Derion mengusap pipi Zoya lembut.
"Kenapa kau pulang? Bukannya kau harus bekerja?" Tanya Zoya.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian disini." Ucap Derion terus melihat Zoya dengan obsesi dimatanya.
"Kau sudah memerintah puluhan penjaga dirumah ini, buat apa kau cemas padaku? Dia tidak akan berani datang ke kandang singa." Ucap Zoya masuk kedalam kamar diikuti Derion dan duduk diranjang.
"Aku tau, tapi aku tetap mencemaskanmu. Bukan soal bahaya saja tapi kau selalu melamun, itu juga membuatku tidak bisa tenang padahal aku sudah memperingatimu kalau melamun itu bisa merusak kesehatan kandungan." Ucap Derion mendorong pundak Zoya untuk berbaring dan Derion langsung mengurumg Zoya dibawahnya, Derion menarik Zoya lebih keatas supaya kaki Zoya tidak menggantung dilantai.
Derion memandangi wajah Zoya yang sangat membuatnya gila, mata Zoya yang sangat indah. Tangannya menyentuh bibir Zoya yang lembut dan tipis lalu menekannya, Derion sangat mengagumi Zoya membuat Derion ingin memeluk Zoya seerat mungkin. Derion tersenyum menatap Zoya dengan kewarasan yang semakin sulit ia kendalikan, menginginkan Zoya tetap ada dirumah ini dan hanya dirinya yang boleh melihat keindahan Zoya.
"Kau milikku Zoya, kau Ratuku, kau duniaku, kau penguasaku, aku tidak akan bisa jauh darimu walau hanya sebentar." Ucap Derion membuat Zoya diam memandangi Derion.
Zoya melihat Derion dengan dalam, Derion memang sangat tampan namun dibalik ketampanan itu terdapat sesuatu yang sangat bahaya dan belum diketahui Zoya sepenuhnya. Mungkin, ini awal Zoya mengenal hidup Derion hanya sampai di covernya, Zoya tidak tau isi didalam kehidupan Derion yang sebenarnya. Dirinya harus mencoba menerima itu semua karena ini adalah keputusannya, ya ini adalah keputusannya demi bertahan hidup didalam neraka.
Zoya memeluk leher Derion lalu menarik Derion untuk bisa ia peluk, Zoya diam sesaat lalu memejamkan matanya merasakan pelukan Derion memang sangat nyaman walaupun sering membuatnya tertekan. Kali ini Zoya merasa aman dengan kehadiran Derion dan merasa nyaman dengan segala kelembutan Derion akhir-akhir ini, Zoya tidak bisa membedakan mana yang perhatian mana yang demi tujuan.
"Kau mulai nyaman dengan pelukanku, sayang." Bisik Derion membaringkan tubuhnya disamping Zoya agar tidak menindih tubuh Zoya yang sedang hamil, Derion takut akan menyakiti bayinya.
Berbaring disamping Zoya, Derion langsung memeluk Zoya untuk memberikan kenyamanan buat Zoya. Hati Derion bergemuruh dengan perilaku Zoya ini, ingin sekali Derion mencumbu tubuh Zoya agar Zoya tau kalau dirinya hanya menginginkan Zoya saja. Derion bisa menahan kegilaannya demi menjaga kesehatan Zoya, Derion tidak mau Zoya terluka karena kegilaannya yang semakin besar menyeruak didalam dirinya.
"Kau tidak boleh bercinta denganku selama umur kandungan ini masih lemah, dokter mengatakan seperti itu." Ucap Zoya tetap dalam posisi di pelukan Derion, pelukan pria matang memang sangat nyaman seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Teen Fiction"Aku ingin sekali mengurungnya, menciumnya, menjilatnya, membuatnya mendesah dibawahku dan menyebut namaku, dia milikku." -Derion Mervis-