CINTA TAPI GENGSI

twenty four

Naya sedang duduk di luar depan kelas sendiri karena keempat sahabatnya sedang pergi ke ruang BK untuk membicarakan sesuatu.

Mata Naya tertuju pada gadis yang yang sedang berjalan menghampirinya sambil tersenyum ke arah Naya.

"Kak Naya" teriak Kiara (adik Arzan) berlari menghampiri Naya dengan membaca gelas cup berisi es.

"Ini buat kak Naya" Kiara memberikan satu cup pop ice dan 1 buah cokelat merk dairy milik itu.

"Hah buat gue, dari siapa?" Tanya Naya kebingungan.

"Dari aku lah" ujar Kiara tersenyum ramah kepada Naya.

"Beneran ini?" Tanya Naya yang masih kebingungan.

"Iya, ambil aja kak gak usah malu malu" ujar Kiara yang masih menyerahkan segelas pop ice dan cokelat.

"Iya makasih ya Kiara" ucap Naya menerima pemberian dari Kiara sedikit malu.

"Ini rasa kesukaan kakak loh, kok kamu bisa tau" ucap Naya sambil meminum pop ice yang di genggamnya.

" Ini juga cokelat kesukaan kakak, dari kecil malahan kakak suka cokelat ini. Biasanya kalau papah pulang suka beliin cokelat satu box penuh" ujar Naya lagi.

"Emang kak Naya gak sakit gigi makan coklat sebanyak itu?" Tanya Kiara tersenyum mendengarkan cerita masa kecil Naya.

"Sakit gigi sih, tapi kak Naya orang nya keras kepala udah di bilangin jangan makan cokelat tapi kakak gak nurut hehe" ucap Naya. Keduanya pun asik bercerita secara bergantian.

****

Akhirnya tiba waktu pulang, siswa keluar dari pintu gerbang depan mereka berjalan sangat terburu-buru. Cuaca terlihat sangat mendung awan hitam bergerak mengikuti arah angin membuat anak anak semakin ketakutan jika sebentar lagi akan turun hujan.

Hari ini Naya pulang sendiri tidak di jemput oleh papahnya maupun sopir pribadinya karena pak supir sedang pulang kampung pada saat kemarin sore.

Jadi lah Naya pulang menggunakan mobil angkot. 10 menit ia menunggu di depan gerbang sekolah tidak ada satu pun angkutan yang lewat. Terlebih lagi langit semakin gelap yang menunjukkan pukul 5 sore.

" Halo Kak Naya, belum pulang?" Tanya Kiara yang tiba tiba muncul di samping Naya.

"Belum, ini kakak lagi nunggu mobil lewat tapi dari tadi gak ketemu" ucap Naya memasang wajah cemas mengotak atik ponselnya berharap keluarganya membalas pesannya dan menjemput Naya ke sekolah.

"Waduh jam segini emang jarang ada mobil kak, gimana kalau kak Naya ikut sama Kiara" ucap kia mengajak Naya pulang bersamanya.

"Boleh sih, tapi emang gak ngerepotin nih" ucap Naya hp nya berdering mencoba menelepon mama nya tapi tidak ada gunanya.

"Nggak kok, kebetulan arah nya sama jadi sekalian aja" ucap Kiara, wilayah Naya dengan Kiara tidak terlalu jauh hanya saja rumah Kiara lebih jauh beberapa meter setelah melewati rumah Naya.

"Baiklah" ucap Naya lalu masuk kedalam mobil berwarna putih itu.

"Kiara emang Abang kamu gak pulang bareng kamu?" Ucap Naya menanyakan Arzan sambil memeluk bantal mobilnya.

"Nggak dia mah lebih milih naik motor dari pada naik mobil kak, padahal udah kia suruh tapi ya keras kepala" ucap Kiara menyenderkan punggungnya pada kursi mobil.

"Oh gitu" perjalanan masih sangat jauh untuk sampai ke rumah Naya jadi untuk mengisi waktu mereka sempat berbincang-bincang.

"Oh iya kalau boleh tau kak Naya punya adik nggak?" Tanya Kiara basa basi.

" Nggak kakak cuma punya Abang, itu juga lagi kuliah" ujar Naya sambil melihat lihat pemandangan di dalam mobil.

"Oh, hmmm boleh nggak kia jadiin kak Naya kakak kedua" ucap Kiara sambil tersenyum manis kepada Naya membuat Naya yang melihatnya gemas melihat Kiara.

"Boleh banget dong" ucap Naya.

"Beneran kak makasih, soalnya punya Abang tuh gak enak kia pengen punya kakak cewek" ujar Kiara tertunduk membuat Naya sedih melihatnya.

"Kia kan punya kak Naya, jadi kalau ada apa apa bisa bilang sama kakak, okeh" ucap Naya dengan membentuk jari jempol dan telunjuk nya seperti huruf O.

Setelah itu Naya sampai di depan rumahnya.