twenty six

9 1 0
                                        

"gimana kalau kita bikin pisang goreng oseng sayur sama telur gulung terus minumannya es buah" ujar Kiara lalu mengambil beberapa buah-buahan dari dalam kulkas nya.

" Boleh juga tuh, kebetulan makanan yang tadi kamu sebutkan insyaallah kakak bisa buatkan" ucap Naya lalu mulai membuat.

Kiara melihat Naya yang begitu jago dalam memasak, bahkan dirinya saja kalah melihat kemampuan Naya.

"Kak Naya diajarin sama siapa, Kia jadi insecure deh liatnya" ujar Kiara yang sedang memotong sayuran menggunakan sebuah pisau kecil.

"Diajarin sama mama, dulu juga kak naya gak bisa masak sih cuma sering liatin mama masak jadinya lama kelamaan bisa deh" ujar Naya yang terlihat sedang mencuci sayuran yang telah di potong potong tadi.

"Aaaashhtttt, sakit" Kiara meringis kesakitan karena jarinya tertusuk pisau hingga berdarah.

"Yahh kamu gak hati hati sih, ya udah kakak obatin luka kamu dulu" Naya mengambil kotak p3k yang terletak di atas lemari piring.

"Aaaaaaaaaa" Kiara berteriak kesakitan saat Naya mengelap darah pada jari tangannya dan mengobati dengan betadine setelah itu dibungkus menggunakan kapas yang ditempel pada hansaplas.

"Nih di minum ya kia, biar gak lemes" Naya menyodorkan satu gelas air putih lalu diminum habis oleh kia.

"Yah gimana nih, tangan kia sakit gak bisa bantu kak naya dong" ujar kia memasang wajah cemberut.

" Gak papa kok, kakak bisa lakuin ini sendiri kamu istirahat aja sambil liatin kak Naya masak".
(lebih baik gak usah bantuin, bikin susah aja( batin Naya)).

3 jam kemudian

"Udah selesai, Alhamdulillah semoga rasanya enak" ucap Naya sambil membereskan peralatan masaknya.

"Boleh kia coba gak?" Tanya kia yang berada di depan makanan itu.

" Boleh dong,ayok coba coba" ujar Naya sambil memindahkan wadah kotor ke wastafel.

"Di liat nya aja udah bikin ngiler, apalagi rasanya"

" Yummmm enak ini beneran kak Naya, sumpah kia gak boong rasanya melebihi restoran bintang 5"ucap Kiara menyicipi makanan satu persatu.

"Apaan sih kia, kakak jadi malu lagian masih belajar juga" ucap Naya sambil menyuci piring kotor di wastafel.

"Ih kakak mah gausah di cuci, biar kia aja pasti kak naya lelah kan coba istirahat dulu" ujar Kiara.

" Gak papa sekalian aja, kalau di tunda tunda nanti keburu males lagian tangan kamu kan lagi sakit" ujar Naya.

"Ya kan bisa suruh bang Arzan hehe" Ucap Kiara tertawa kecil.

Ternyata adik dan kakak jauh berbeda, sifat Kiara begitu friendly dan ramah dengan orang yang baru kenal di sisi lain kakak nya yang cuek dan gak suka basa basi. Sungguh gemas dengan pasangan adik kakak yang satu ini.

" Oh iya ini buat kakak sama keluarga kak naya dirumah sebagai rasa terima kasih karena udah bikinin makanan" ujar Kiara menyerahkan rantang berisi pisang goreng, oseng sayur dan telur gulung.

" Ya ampun gak usah repot repot, tapi kalau maksa yaudah makasih ya kia" ucap Naya lalu melihat jam di hp nya.

"Kia, kak Naya mau pulang, udah jam tengah lima belum sholat ashar juga"ucap Naya memeluk badan kia sebagai isyarat perpisahan kegiatan hari ini.

"Ya udah kak, makasih atas waktunya hati hati di jalan" Ucap Kiara melambaikan tangan kepada Naya.

Naya yang sudah masuk ke dalam mobil milik nya, melambaikan tangan juga kepada Kiara.

****

Di dalam rumah milik keluarga Ariesandy, keluarga besarnya telah datang tepat pada pukul 19:30 tadi.

Rumah itu pun mendadak menjadi ramai seperti sebuah cafe. Banyak anak kecil berlarian di rumah itu.

Ayah dan bunda Arzan sedang duduk di ruang tamu mengobrol bersama saudara bundanya.

Kiara yang sedang mengasuh anak-anak kecil itu dan membawa mereka bermain di taman belakang rumah nya.

Sedangkan Arzan sedang mengobrol dengan suami dari anak bibi nya itu.
Kedatangan mereka ini untuk mengundang keluarga Ariesandy untuk hadir di acara resepsi pernikahan anak bungsu bibinya.

Mereka semua kini ada di ruang makan, kursi yang berjejer begitu rapi dengan makanan yang tersaji di atas meja membuat siapa yang melihatnya langsung merasakan lapar.

Arzan lebih suka makan di bawah daripada harus di atas kursi, baginya itu sangat nikmat .

Orang tuanya pun mengerti dengan sikap Arzan, mereka tidak memaksa jika memang itu keinginan nya.

Makan malam dimulai semua keluarganya memakan makanan dengan lahap, bahkan diantara mereka ada yang minta untuk menambah makanan.

" Kia makanan ini kamu beli atau bikin? "ucap wanita paruh baya itu yang bernama Tasya bunda Arzan.

"Bikin bunda" ujar Kiara.

"Hahh?" Semua yang mendengar melongo saling bertatap termasuk Arzan yang sedang makan hampir saja tersedak.

"Makanya Bang Arzan kalau makan itu hati hati, biar gak tersedak" celetuk Kiara menertawakan abangnya.

"Diem lu bocil" celetuk Arzan.

"Sejak kapan kamu bisa masak nak?" Ucap Hendrik ayah Arzan.

"Sejak tadi yah" ucap Kiara.

"Hehe sebenernya itu mah bukan bikinan Kiara, tapi bikinan temen Kiara" ucap Kiara mengatakan yang sebenarnya.

"Oalah pantesan mana mungkin masakan kamu seenak ini, pertama kali kamu masak rasanya keasinan deh" celetuk Tasya sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

" Ih bunda kok gitu, malah ngejek kia" ucap Kiara lanjut memakan makanan di hadapannya.

"Kalau di pikir pikir Arzan cocok deh sama anak sahabat ayah" ucap Hendrik menatap wajah tampan anaknya itu.

"Gimana kalau nanti ayah jodohin kamu sama dia" celetuk ayah Arzan.

CINTA TAPI GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang