two

18 2 0
                                    

Awww....shittt gadis itu terjatuh kesakitan, Naya yang menyaksikan kejadian itu langsung menghampiri gadis tersebut.

" Apa yang kalian lakukan pada dia?"

" Jangan sakiti dia , atau kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal." Ucap Naya mengancam dua perempuan berambut pirang itu.

" Eh Lo siapa jangan ikut campur masalah kami." Ucap salah satu perempuan itu sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Naya.

" Gue gak takut" ucap Naya.

Naya memberanikan dirinya untuk melawan dua perempuan itu, ia langsung mengeluarkan serangan begitu juga dengan lawan nya yang sama hebatnya dalam bertarung.

Naya mempunyai bakat dalam bertarung. Sejak kecil ia sudah diajarkan bertarung oleh kakek nya agar ia bisa berjaga jaga jika sedang dalam bahaya.

Ia juga pernah memenangkan perlombaan pencak silat waktu dirinya masih mondok ,Naya anak yang sangat berprestasi.

Dua perempuan itu terpental ke lantai , keduanya mengalami luka luka di bagian bibir dan pipi karena terkena pukulan tangan Naya.

"Arghhh sakit.... Mending kita pergi aja dari sini." perempuan itu meringis kesakitan sambil memegangi pipi nya yang lebam.

Untungnya Naya tidak mengalami luka sedikitpun , sungguh hebat Naya dalam hal bertarung.

" Mbak gak papa kan , ada yang luka gak?" Ucap Naya menghawatirkan gadis cantik tersebut.

" Gak kak makasih  tadi udah nolongin, kakak sendiri gimana ada yang luka?" Ucap gadis yang bernama Kiara itu.

" Alhamdulillah saya gak kenapa-napa, Mbak sendirian aja ?" Ucap Naya.

" Iya kak , saya sedang menunggu kakak saya. Saya baru saja pulang berbelanja bahan dari pasar. Tapi sudah 5 menit belum datang juga." Ucap Kiara dengan tatapan berkaca kaca.

" Oh gitu ,memang nya Kaka mbak gak nungguin?" Naya bertanya lagi.

" Nggak kak , dia bilang ada keperluan sebentar nanti balik lagi kesini" ucap Kiara.

Gadis secantik ini mengapa dibiarkan berjalan sendirian ini tidak baik apalagi di jalanan sepi , tidak ada orang yang lewat. Tapi jika dipikir pikir wajah gadis itu sepertinya tidak asing bagi Naya. Naya seperti pernah melihat nya, tapi entah kenapa pikiran nya saat ini tertuju pada sosok Arzan.

" Tapi menurut saya disini tidak aman , bagaimana kalau mbak menunggu di tempat lain." Ucap Naya agak mengkhawatirkan Kiara.

" Iya kak, saya mengerti terimakasih udah nolongin saya maaf saya udah ngerepotin, ini sebagai rasa terima kasih saya ambil ini ya kak" Kiara mengambil beberapa uang di saku nya lalu memberikan kepada Naya.

Melihat Kiara yang menyerahkan sejumlah uang , Naya menolak nya secara halus . Naya dibuat tidak enak jika ia menerima uang itu.

"Maaf tidak perlu , saya ikhlas udah nolongin mbak saya harus pergi sekarang ,assalamualaikum." Naya melontarkan salam dan beranjak pergi.

" Yasudah kalau tidak mau , wa'alaikumussalam" Kiara menjawab salam dan sedikit heran dengan Naya yang menolak pemberian nya.

*****

Sepulang berbelanja, Naya menghela nafas dan menghembuskan pelan.
Ia merasa sangat bahagia telah menolong gadis tadi padahal dirinya merasa lelah setelah pulang berbelanja, namun rasa lelah itu hilang kala dirinya sampai dirumah.

"Eh anak tadi itu namanya siapa sih , seinget gue kia... kia.. apa sih oh iya   Kiara" Naya berucap sendiri mengingat ingat nama perempuan itu.

Anak tadi itu cantik juga sih , tapi kalau dipikir-pikir muka nya ke mirip seseorang.

Mengapa anak secantik itu menjadi incaran para jamet , apakah gadis itu punya masalah dengan mereka.
( Batin Naya terus saja menanyakan tentang Kiara).

Pikiran nya masih saja tertuju pada Kiara , mengapa ia sangat penasaran dengan nya , ada apa dengan dia dan siapa dia?"

'Allahu Akbar 'Allahu Akbar , adzan dzuhur berkumandang Naya ingin sekali shalat berjamaah di masjid. Namun saat ini ibu dan ayah nya sedang pergi ke luar kota karena ada tugas yang sangat penting,akhirnya Naya diperintahkan untuk tinggal dirumah sendiri.

Bagi Naya ini sudah menjadi hal biasa , tinggal dirumah sendirian sudah menjadi hal yang biasa apalagi sampai berbulan bulan.

Mungkin jika aku menjadi Naya rasanya menakutkan saat tinggal di rumah sendiri bahkan sampai berhari-hari.

******

Naya mengelap tangannya kala tak sengaja tangannya menyentuh tangan firza laki laki yang dulu nya pernah menyukai Naya namun Naya menolak mentah mentah ajakan berpacaran itu. Naya tau jika berpacaran itu bukan hal baik selain dilarang oleh agama pacaran juga dapat merusak nama baik nya dan keluarga nya apalagi jika sudah sampai bersentuhan. Itu termasuk dosa besar.

" KENAPA LO GAK MAU TERIMA GUE , JAWAB NAYA!!!!" Ucap Firza dengan suara yang meninggi.

Naya mematung mendengar suara Firza yang begitu menusuk telinga nya. Akhirnya Naya  pun membuka suara.

" Lalu apa mau mu? Gue sudah bilang kan ,kalau pacaran itu termasuk zina bahkan dilarang keras oleh agama." Ucap Naya dengan mata yang hampir menangis.

" Maaf soal tadi nay ,jadi jawabannya masih sama?" Ucap  Firza dengan nada rendah.

" Maaf za , gue gak bisa nurutin kemauan Lo" ucap Naya lalu pergi meninggalkan Firza.

Firza mengepalkan tangannya dengan wajah yang memerah rasanya ia ingin memukul Naya, namun ia masih bisa menahan emosi nya.

( Baiklah kalau itu keputusan lo, tapi lo harus jadi milik gue gue gak akan rela kalau Naya mencintai orang lain) ucap Firza dalam batinnya.

Sedangkan dibalik tembok seorang pria sedang menyimak obrolan mereka. Dengan tatapan tajam dan penuh kesal pria itu berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.

Di teras sekolah Naya hanya bisa melamun memikirkan perkataan Firza perihal perasaan. Naya tidak menyangka bahwa seseorang menyimpan perasaan kepadanya. Ternyata selama ini Firza berbuat baik kepada Naya karena dia menyukai nya.

Seseorang menepuk bahunya dari belakang dan sontak Naya yang tadinya sedang melamun terkejut bukan main.

" Nay mikirin apa sih serius banget, loh lo nangis Nay?" Ucap Hana yang sadar dengan mata Naya yang sedikit sembab.

" Nggak gue gak nangis kelilipan tadi" Naya sengaja berbohong kepada Hana karena ia tidak mau temannya tau tentang masalah nya.

" Oh kirain" Hana mengohkan perkataan temannya barusan ,ia percaya tidak terjadi apapun pada sahabat nya.

"Hana mau ke perpustakaan gak?, gue mau pinjem buku novel buat referensi cerita" Naya mengalihkan topik pembicaraan, Naya tidak mau terus memikirkan masalah nya atau bahkan larut dalam kesedihan.

Hana pun mengiyakan ajakannya.

CINTA TAPI GENGSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang