six

16 2 0
                                        

Setelah kepala sekolah mengumumkan tentang hilangnya Naya, kini kegiatan Pramuka mendadak di hentikan. Rencana kepala sekolah dan pihak yang bertanggung jawab akan mencari Naya besok pagi karena ini sudah sangat malam dan kemungkinan sulit untuk menemukan jejak.

Kini seluruh siswa resah dan gelisah karena kabar buruk itu. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebagian siswa pun ada yang menangis dan ingin cepat pulang.

"Kemungkinan besar besok kalian akan di pulangkan, kita bubarkan kegiatan kemah besar ini karena terjadi satu musibah, kita hanya bisa berdoa untuk keselamatan Naya" begitu ucap pak kepsek.

Malam ini begitu mencekam, langit sama sekali tidak memunculkan cahaya bulan, sepertinya ini pertanda akan turun hujan.

Sedangkan di sisi lain Gisel melihat Amar dan Ryan sedang kebingungan seperti sedang mencari sesuatu.

" Kalian tampaknya sedang mencari sesuatu, ada apa ini?" Tanya Gisel yang tiba-tiba datang.

" Arzan hilang sel" Ucap Ryan lemah karena ia sama sekali tidak melihat kepergiannya.

" Lah buset tuh anak bisa hilang napa dah?" Gisel kaget bukan main, setelah kehilangan Naya sekarang Arzan juga hilang.

"Gak tau sel, tadi sebelum Naya dinyatakan hilang dia masih ada di samping gue terus setelah pengumuman itu selesai ia hilang entah kemana" ucap Amar sambil mengacak-acak rambutnya.

"Hilang 1 hilang lagi 1, gimana kalau kita lapor aja ke pak kepsek" sambung Gisel.

" Jangan Gisel" ucap mereka barengan.

" Hah emang kenapa, lo mau biarin temen lo ilang di hutan selamanya?" Ucap Gisel .

" Bukan gitu, gue cuma gak mau memberatkan beban pikiran mereka. Mereka masih bingung dengan mencari keberadaan Naya" lanjut Amar.

"Ya mending sekalian Bambang, Arzan kan temen lo tega banget sumpah Lo mau biarin dia mati di dalam hutan" ucap Gisel tak perlu pikir panjang ia langsung mengadu ke kakak panitia.

Sementara Amar dan Ryan saling bertatapan dengan sedikit keraguan ia mengikuti langkah kemana Gisel pergi.

***

Sementara di tengah hutan pinus dekat batu besar, di situlah Naya menangis sejadi jadinya. Ia tak habis pikir sudah lah patah hati terluka pula karena ucapan teman temannya.

" Ya Allah emang udah bener dari awal Naya gak usah jatuh cinta, tapi pada akhirnya engkau menumbuhkan rasa cinta di dalam hati Naya" Naya berbicara sendiri eh bukan tapi dengan Tuhannya.

Ia menangis sambil memeluk kedua lututnya. Ia belum sadar jika saat ini berada di hutan yang begitu gelap tidak ada penerangan Baik dari bulan maupun cahaya buatan hanya ada suara jangkrik dan suara hembusan angin.

" Ya Allah kenapa engkau membuat hamba merasakan jatuh cinta disaat hamba sedang memperbaiki diri, mana jatuh cinta dengan orang yang salah lagi" lagi lagi Naya berucap.

" Ya Allah hamba benar benar kecewa dengan salah satu hambamu, tapi Naya juga tidak bisa meninggalkannya Naya masih suka sama Arzan tapi dia yang sudah mengecewakan Naya, Naya harus gimana Ya Allah"

Aaaaaaaaaa

Naya berteriak sejadi-jadinya, setelah itu ia merasa sangat lega.

Gak usah cemburu nay, dia bukan siapa siapa lo gak berhak ngelarang dia buat deket sama siapapun.

Kalimat itu yang sekarang ada di pikiran naya, ia masih mencerna satu demi satu kata hingga akhirnya ia mengerti.

CINTA TAPI GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang