fivety

2 0 0
                                    

Ia tidak percaya lelaki yang akan menikahinya adalah lelaki yang dulu pernah ia kagumi.

"Kak Naya??" Ia melihat Kiara yang duduk di sampingnya, ia sudah tumbuh besar dan berbeda.

" Pah, apa maksudnya papa gak bilang dulu jika laki laki yang papa maksud adalah temen Naya" Naya menangis melihat keadaan ini.

"Jadi kalian sudah saling mengenal?" Tanya Hendrik papah Arzan.

"Iya pah" jawab Arzan membuat semua di sekeliling nya terkejut.

" Naya adalah perempuan pertama yang membuat Arzan jatuh cinta, sudah sejak lama Arzan menyukai Naya bahkan Arzan sering menyebut nama nya dalam doa. Arzan sudah siap untuk menikahi Naya dan menafkahi baik lahir maupun batin itu juga jika Naya mau" ucap Arzan menunduk pasrah berharap jika Naya menerimanya.

Naya terdiam mendengar penuturan Arzan yang sangat menusuk hatinya, ia ingin menerimanya tetapi Naya malu karena dulu pernah berprasangka buruk terhadap nya. Naya pun memiliki janji pada dirinya sendiri untuk tidak akan mencintai arzan yang kedua kalinya.

Naya bingung harus menjawab apa, mungkinkah ia harus melanggar janjinya.

"Pah Naya minta waktu untuk memikirkan jawaban" ucap Naya menghapus air mata nya.

"Baiklah Arzan berapa lama kamu akan menunggu jawaban dari Naya?" Tanya Hamzah.

"Sekitar 5 hari" ucap Arzan membuat Naya membulatkan matanya, mengapa ia memberi waktu sesingkat ini.

Naya hanya mengangguk mengikuti permintaan Arzan.

***

Setelah 5 hari kemudian,

"Naya bagaimana apakah kamu menerima perjodohan ini?" Tanya papah.

Naya diam sejenak lalu ia mengeluarkan suara.

"Iya saya menerima perjodohan ini" ucap Naya dengan lantang.

"Alhamdulillah" ucap semua serentak.

"Bagaimana kalau kita mempercepat akad nikah" ucap pak Hendrik.

"Bagaimana jika 1 Minggu lagi, apakah kamu tidak keberatan nak?" Tanya papah Naya kepada Naya dan arzan.

"Saya bersedia kapan pun" ucap Arzan dengan lantang.

"Tidak pah Naya gak keberatan kok" ucap Naya.

Naya berada di belakang rumahnya bersama Arzan, karena ada yang ingin Arzan bicarakan dengan Naya.

Naya melipatkan tangannya di depan dada, keduanya masih diam tidak ada yang memulai pembicaraan.

"Kamu sekarang kuliah dimana?" Tanya Arzan yang berjarak 1 meter dari Naya.

"UI jurusan kedokteran, sekarang sedang koas" ucap Naya yang sedang  menatap kolam renang.

"Kamu sendiri?" Tanya Naya kepada Arzan.

"Aku udah daftar jadi polisi, sekarang aku bertugas di daerah jakarta selatan, sekitar dua tahun yang lalu aku masuk pendidikan akademi kepolisian yang bertempat di Magelang." Jelas Arzan kepada Naya.

"Ohh doang "

"Maaf soal foto itu sebenarnya hasil editan Firza, kamu percaya kan aku gak mencintai cewek lain selain kamu" ucap Arzan sambil menatap wajah Naya.

Naya teringat kejadian nya 7 tahun yang lalu, tapi ia sudah memaafkan dari dulu.

"Iya aku percaya kok" ucap Naya tersenyum manis.

"Kamu mau tau gak kisah yang terjadi sebenarnya?" Ucap Arzan sambil memainkan kancing baju nya.

"Apa tuh" ucap Naya penasaran.
Mereka berdua duduk di pinggir kolam dan saling bercerita.

"Waktu kamu hilang di acara kemah aku pun hilang karena nyari kamu, terus ketemu kamu waktu dekat batu besar itu posisi nya kamu lagi di ancam ketiga preman ya, nah disitu aku yang nolongin kamu" Arzan mulai bercerita.

"Pantes aja sebelum merem gue liat muka yang persis kayak lo, kirain gue orang lain" celetuk Naya mulai akrab dengan Arzan.

"Terus kamu masih ingat saat Kiara ngasih kamu pop ice sama cokelat dairy milk, itu aku yang beli terus suruh Kiara buat ngasih kamu " keduanya terlihat santai saat mengobrol.

"Jadi cokelat sama pop ice itu dari kamu?" Tanya Naya tidak percaya.

Arzan mengangguk dan tersenyum.

"Oh iya kado sama buket bunga yang waktu perpisahan Kiara kasih itu  dari aku Naya" ucap Arzan tertawa melihat ekspresi gemas Naya, andaikan saja mereka telah halal ingin sekali Arzan mencubit pipinya.

"Dasar, kenapa selalu Kiara yang kamu suruh gak langsung aja gitu" ucap Naya sebal.

" Lagian gimana mau ngasih nya, orang kamu ngeliat aku aja udah ngehindar" ujar Arzan.

Mereka terus bertukar cerita satu sama lain sampai hari larut sore.

CINTA TAPI GENGSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang