thirty seven

6 1 0
                                    

Arzan melihat semua orang berkumpul sambil berbisik-bisik kepada orang disampingnya.

Arzan dan Reyhan menerobos untuk bisa melihat ke tempat kejadian.

Ia sangat terkejut melihat darah yang tergenang di atas lantai dan yang melakukannya adalah Ryan temannya.

Ryan menusuk lengan kanan indah sehingga robek dan banyak darah yang keluar dari lengannya.

Arzan melihat indah yang sedang meringis kesakitan di bantu oleh Naya yang memegang pundak indah agar tidak terjatuh.

"Lu ngapain yan, sadar ini semua bisikan setan" ucap Arzan menampar pipi Ryan dengan sangat keras sehingga dirinya terjatuh.

"Asal lo tau yang lo lakuin ini jelas jelas perbuatan yang sangat di benci Allah, kenapa lo malah lakuin dosa besar ini" sambung Asyraf.

"Lu udah melanggar aturan Allah dan lo juga udah nyakitin perempuan, gue bener bener kecewa sama lu Yan lu udah beda dengan Ryan yang gue kenal dulu" ucap Arzan menatap Ryan dengan sangat kecewa.

"Sekarang lu harus mempertanggung jawabkan ini" ujar Reyhan menarik kerah baju Ryan hingga membuatnya berdiri tegak.

"Dan kalian berdua ikut dengan saya" tunjuk Arzan kepada Amar dan Syaqil dengan tatapan tajam.

****
S

etelah kejadian itu hubungan pertemanan mereka menjadi renggang, di tambah lagi dengan isu geng brigapura yang anggotanya berbuat hubungan di luar pernikahan menjadi salah satu isu hangat yang saat ini banyak di bicarakan siswa.

Setelah membereskan semua perlengkapan di kamar hotel mereka bergegas turun ke bawah untuk menyerahkan kunci kamar ke pihak.
Setelah itu mereka berjalan menuju bis.

Perjalanan menuju ke pantai sangat panjang tetapi juga indah. Naya mengamati setiap tempat yang ia lewati.

Sambil sekali kali melihat ke kursi dibelakangnya begitu hening tidak ada obrolan sama sekali, terlebih lagi melihat wajah indah dan Syaqil yang masih merasa bersalah atas kejadian semalam.
Sementara Hana tertidur pulas karena tadi merasa pusing dan mual, Naya pun menyuruh nya untuk tidur.

Jalanan begitu curam bagai tebing sampai Naya pusing melihatnya, ia merasa mual dan ingin segera memuntahkan isi perutnya.

Huek...

Huekk...

"Naya lo kenapa, bentar gue ambilin plastik dulu" Hana tiba tiba terbangun melihat Naya yang sudah mengeluarkan cairan bening.

"Lo pasti mual kan liat ke luar" ucap Hana sambil menepuk-nepuk punggung Naya. Naya terdiam dan masih muntah.

"Bentar nay, gue cari bantuan" Hana pergi ke kursi depan untuk meminta bantuan kepada kakak pemandu.

"Gimana udah baikan?" Ujar kak Dewi.

"Masih sedikit pusing kak" ucap Naya memegangi kepala nya.

Kak Dewi mengambil beberapa lembar koyo lalu memberikannya.

"Makasih kak" ucap Naya.

"Iya sama-sama, kalau ada apa-apa bilang sama kakak ya" kak Dewi berjalan ke depan.

Akhirnya setelah 1 jam di perjalanan mereka sampai di sebuah pantai Parangtritis jogjakarta. Mereka kumpul dulu untuk foto bersama serta mengemasi barang agar tidak hilang.

Naya, Gisel, dan Hana menikmati pemandangan pantai dengan angin yang menerpa wajahnya membuat mereka semakin menyukai suasana pantai.

"Eh main di air yu" ajak Naya kepada Gisel dan Hana.

"Ayuk" mereka mengambil alat selam lalu berlari menuju tengah pantai.

"Eh jangan jauh jauh takut air nya dalem nanti tenggelam siapa yang nolongin" keluh Hana yang berjalan mundur.

"Gak tenggelam kok, paling mati" celetuk Naya sambil menyebrat kan air ke baju Gisel.

"Heh ngomong suka sembarangan, gimana kalau mati beneran ucapan kan doa" timpal Hana.

Naya tidak menggubris ucapan Hana dengan cepat ia menyemprot air ke wajah Hana, Naya tertawa terbahak bahak.

"Whahahaa, na sini gue mandiin badan lu bau tuh" celetuk Naya.

"Kurang ajar lo nay" Hana tidak terima ia menenggelamkan Naya dengan cara mendorongnya dengan itu ia bisa tertawa puas.

"Hahaha rasain lo" Hana tertawa.

Mereka bertiga tampak sangat bahagia.

CINTA TAPI GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang