elevent

14 2 0
                                        

Seperti biasa Naya sedang menyapu di dalam kelas yang dibantu oleh syaqila. karena sekarang adalah jadwal piketnya mereka lebih awal berangkat dari hari hari biasanya.

" Qil yang piket hari ini siapa aja?" Tanya Naya yang terlihat sedang menyapu.

" Arzan, Reyhan sama Marcell"

" Tapi kemungkinan Marcell hari ini gak berangkat katanya sih mau nganter mama nya berobat ke RS"

" Berarti tinggal Arzan sama Reyhan doang"

" Iya nanti mereka bagian ngepel sama lap kaca"

"Y"

Tak lama kemudian Reyhan datang namun kali ini ia sendiri tidak bersama Arzan.

"Heh Reyhan piket lu!!" ucap Naya dengan menyodorkan sapu ke arah nya.

" Heh kalem dong baru juga dateng udah di suruh piket" ucap Reyhan yang sedang menaruh tas di kursi nya.

"Tumben lu sendiri, biasanya bersama sobat lu yang sok cool" ujar Naya.

"Gue??"

Betapa terkejutnya Naya saat menoleh ke belakang, kini dihadapannya berdiri sosok yang Naya maksud, ialah Arzan.

"Bjirrr" ucap Naya lalu menutup mulut nya dengan tangan kanannya.

Syaqil yang melihat itu hanya bisa menahan tawa, karena melihat ekspresi Naya, ia tau pastinya jika ia ada di posisi Naya ia sangat malu.

Ingin ku menghilang dari sini sekarang juga ( batin Naya).

"Sorry ya gue ninggalin lu, lagian lu juga sih lama" ucap Reyhan.

"Maklum temenan sama orang yang gak sabaran" timpal Arzan.

" Ayok Zan piket, nanti di omelin  nih sama Mak ijem" Ucap Reyhan sambil menatap ke arah Naya.

" Heh lo ngatain gue Mak ijem, kurang ngajar lu ya" ucap Naya sedikit membentak.

"Udah udah cepetan piket nanti keburu masuk" ucap Syaqil menengahi keduanya.

" Lo diem aja botol yaqult" ucap Reyhan yang mengejek Syaqil dengan sebutan botol yaqult ,karena tubuhnya yang pendek lalu tertawa.

"sabar qil emang gitu anaknya pak Galang mah kurang asupan adab , bisanya ngejek orang mulu" ucap Naya membela temannya.

Jangan di tiru ya temen temen manggil nama temen dengan sebutan ortu.

Setelah selesai piket mereka duduk di depan kelas kini tinggal Arzan dan Reyhan yang piket.

Reyhan bagian pel sedangkan Arzan membersihkan kaca.

Naya memperhatikan punggung Arzan yang begitu tegap dan sesekali tersenyum.

Kalau gue berhasil dapetin hati Arzan, apakah gue jadi perempuan yang paling beruntung ( batin Naya)

"Indahnya cinta dalam diam ini jika kita sama-sama saling menyukai. Aku diam dan kau pun diam sama persis seperti kisah cinta sayyidah Fatimah dan Ali."

Naya yang masih teringat dengan buku tentang kisah cinta Fatimah dan Ali yang pernah ia baca saat masih kecil.

Ia membayangkan betapa indahnya jika kita memang berjodoh lalu cinta mereka tidak berakhir di dunia saja bahkan cinta membawa nya sampai ke surga.

Senyum terukir di wajah Naya yang masih saja memperhatikan Arzan.

Hingga aksi Naya diketahui oleh Reyhan yang tidak sengaja melihat Naya yang sedang tersenyum ke arah Arzan.

CINTA TAPI GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang