Keesokan harinya saat Lio sudah pulang sekolah. Tepat pada saat ia akan menaiki motor nya, ia merasakan di dalam sakunya ada getaran. Ia segera mengambil benda pipih di dalam sakunya itu untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya. Di bukanya notifikasi tersebut, yang berhasil membuat keningnya mengkerut.
+62** *** *** ***
Lio?
??
Nomor tak di kenal yang tertera di layar ponselnya. Ia mengetikkan pesan balasan pada nomor tersebut hanya dengan dua tanda tanya, karena ia malas untuk berurusan dengan orang-orang yang tak dikenalnya. Tak lama kemudian orang itu kembali mengirimkan pesan kembali pada Lio.
+62** *** *** ***
Ini saya, Zhya.
Oh
Udah pulang sekolah, 'kan?
Iya
Mau temenin saya nonton, gak?
Sibuk
Setelah itu tak ada lagi balasan dari Zhya, dan Lio pun kembali memasukkan ponsel itu pada saku celana, menaiki motor miliknya dan saat ia hendak memakai helm full face nya, ponsel miliknya kembali bergetar.
"Halo?" ucap Lio setelah ia mengangkat sambungan telepon itu.
"Kamu temenin Zhya dulu sebentar," ucap seseorang dari seberang sana.
"Papa kenapa sih jadi ikut campur terus sama urusan Lio? Lio juga ada kesibukan sendiri, Pah." Lio langsung menjawab ucapan dari Papanya dengan nada yang biasa saja namun terdengar sangat jelas bahwa ia sangat kesal.
"Sebentar aja, Nak. Nanti juga kalo udah selesai kamu boleh kok buat urus lagi urusanmu," jawab Papa.
"Pah. Lio juga lagi sibuk."
"Udah-udah, sekarang kamu temenin dulu Zhya habis tuh baru kalo udah selesai kamu boleh balik sama sama kesibukan kamu."
"Pa—" Belum juga Lio kembali menjawab ucapan dari Papanya, Papa langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.
+62** *** *** ***
/Location
Udah di telepon,'kan sama Papa?/Read.
Tanpa pikir panjang lagi Lio langsung pergi mengendarai motornya menuju lokasi yang di kirimkan oleh Zhya. Ia sungguh sangat malas akan apa yang telah dilakukan oleh Zhya. Entah apa yang membuat Papanya itu patuh sekali terhadap Zhya. Apa semua itu hanya karena ke-obsesian Papanya saja atau memang ada sesuatu di balik niat perjodohan itu. Untuk memikirkan hal tersebut saja sudah sangat membuat Lio malas. Ia benar-benar jengkel dengan apa yang ia lakukan sekarang untuk Zhya.
Setelah sampai pada lokasi yang di mana Zhya kirimkan, ia melihat ada seorang perempuan yang masih mengenakan seragam sekolah nya dan tubuhnya yang di baluti oleh cardigan rajut berwarna merah muda. Perempuan tersebut tengah berdiri di tepi jalan seperti sedang menunggu seseorang.
Lio berhenti tepat di depan perempuan tersebut. Perempuan itu pun menatap ke arah Lio yang ada dihadapannya dan melayangkan senyuman manisnya setelahnya. "Saya kira kamu gak bakal jadi ke sini." Ia mengatakan hal tersebut, seperti tengah mengejek Lio atas kemenangannya.
Lio hanya memutar bola matanya malas di balik helm full face nya itu. "Helm buat saya nya mana?" tanya Zhya, sambil melirik ke arah jok belakang Lio. Di sana terdapat helm berwarna ungu muda yang bertuliskan huruf 'MYG' di samping sebelah kiri helm tersebut.
"Jangan pake helm itu!" gertak Lio, saat Zhya hendak mengambil helm tersebut. "Kenapa?" Zhya bertanya demikian yang mampu membuat Lio langsung tersulut emosi, namun ia menarik nafasnya untuk menahan emosinya tersebut.
"Itu punya cewek gue. Kalo lo mau pake helm, pinjem aja sana sama temen lo." Dan deg! Ucapan tersebut mampu membuat Zhya diam di tempat, tercengang.
"Saya pinjem buat kali ini aja, bahaya kalo saya gak pake helm, Yo," ucap Zhya dengan memelas.
"Sekali gue bilang gak, ya gak!" Kini Lio tak lagi dapat menahan emosinya. Ia sudah cukup di buat malu oleh perempuan yang ada dihadapannya kini untuk menemaninya pergi ke bioskop.
Dengan bentakan dari Lio barusan langsung membuat Zhya menundukkan kepalanya, ia lebih memilih untuk meminjam helm pada salah satu temannya yang masih berada di dalam sekolah.
Selang beberapa menit, Zhya datang dengan menenteng helm berwarna cream di tangan kanannya. Ia langsung memakai helm tersebut dan menaiki motor Lio. Setelahnya Lio kembali menghidupkan mesin motor dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
Di sepanjang perjalanan keduanya hanya diam tanpa berkata apapun. Hanya suara deru motor milik Lio dan suara hembusan angin yang terbawa oleh kendaraan-kendaraan lain yang melaju.
Zhya diam dengan mengamati kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang, juga bangunan-bangunan yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sedangkan Lio tampak fokus mengendarai motor itu, ia hanya berharap agar waktu cepat berlalu dan ia terlalu malas untuk terus berlama-lama dengan perempuan yang kini duduk di belakangnya.
***'Yowis Ben Finale', itulah film yang tengah di tonton oleh Zhya. Gadis itu memilih untuk menonton film tersebut karena ia tak tahu selera genre film apa yang di sukai oleh Lio.
Keduanya duduk bersebelahan. Terlihat Zhya yang menikmati film yang di tayangkan di layar lebar tersebut sambil memakan popcorn di tangan kirinya.
Berkali-kali Zhya melirik ke arah Lio, namun yang di lirik hanya fokus pada ponsel yang entah apa di dalamnya yang menarik bagi Lio. Zhya melihat senyuman-senyuman kecil yang tercetak pada wajah tampan Lio, yang bahkan ia belum pernah sekalipun melihat senyuman itu dan senyuman itu tercetak bukan atas karenanya.
"Liatin apa sih, Yo?" tanya Zhya sambil terus melirik ke arah layar ponsel Lio.
Lio tak menjawab pertanyaan dari Zhya, dan justru ia malah kembali menutup ponselnya dan diam melihat ke arah layar bioskop di depannya.
"Youra?" batin Zhya. "Apa itu ceweknya?" batinnya lagi sambil terus menatap ke arah layar bioskop, namun pikirannya melayang entah ke mana.
Saat setelah tayangan film tadi selesai di tayangkan, Zhya dan juga Lio segera keluar dari dalam ruangan gelap itu. "Pegang, gue mau ke toilet bentar," ucap Lio memberikan jaket miliknya pada Zhya.
Zhya pun menerimanya dengan senang hati. Terlintas pikiran jahat yang ada di otaknya. Ia merogoh ke dalam kantung jaket Lio, dan berhasil! Ia mendapatkan benda pipih itu dan menghidupkannya. Terlihat wajah cantik Youra terpampang jelas di layar lockscreen ponsel Lio.
Zhya segera menggeser layar ponsel Lio ke atas dan ternyata Lio tak mengunci ponselnya itu. Jari-jemari Zhya yang lincah berselancar menjelajahi isi kontak nomor yang ada di ponsel Lio. Dan ketemu! Zhya menemukan nomor WhatsApp Youra dan segera ia menyalinnya ke ponsel miliknya.
Setelahnya, ia kembali memasukkan ponsel Lio ke dalam saku jaket Lio, sebelum sang pemiliknya kembali dari toilet dan memergokinya yang tengah mengotak-atik ponselnya itu.
Tak lama kemudian Lio kembali dari toilet, menunjukkan batang hidungnya dan mengambil jaketnya itu yang segera ia pakai. "Lo pulang pesan ojol aja, gue ada urusan mendadak," ucap Lio, yang kemudian pergi meninggalkan Zhya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me!
Teen FictionAku Youra, Youra Chrysanthemum. Ini kisah ku dengan seseorang yang bernama Darelio. Aku diam-diam menyukainya, yang entah akan berapa lama rasa ini akan bertahan di dalam hubungan pertemanan ini. Aku tak tahu, ia merasakan hal yang sama atau tidak...