Tak terasa waktu terus berlalu. Dengan Youra dan Lio yang masih setia mendengarkan lagu-lagu grup band asal Korea Selatan itu dengan seksama.
"Lo masih inget gak, waktu pertama kali lo ke rumah gue, dan itu juga jadi waktu pertama kali kita ketemu," ucap Youra.
19 Juli 2019 adalah awal dari pertemuan mereka berdua. Dan dari situ juga Youra tau bahwa Mama Lio adalah teman Ibu nya dulu.
Mama Floryn, dia orang yang terlihat sangat lembut dan baik. Tutur katanya yang sangat sopan, yang sangat jauh berbeda dengan Lio.
"Gue gak terlalu inget sih, tapi gue inget waktu itu lo ditanya sama Mama cuma jawab ngangguk sama geleng aja," jelas Lio.
"Ih ya waktu itu kan gue gak kenal sama lo, sama Mama," elak Youra.
"Tapi waktu itu juga lo cuma diem aja sambil perhatiin foto-foto keluarga di ruang tamu gue," ejek Youra.
"Ya masa gue harus joget-joget depan Ibu, sih," omel Lio.
"Tau ah." Youra mengalihkan pandangannya pada langit biru pada saat itu.
"Gue jadi pengen terbang," ujar Youra.
"Kalo halu jangan suka ketinggian, kalo jatoh sakit gak bakal ada yang nolongin," jawab Lio.
"Dasar otak kriminal!" desis Youra.
"Dasar otak halu!" Lio tak ingin kalah dengan Youra.
"Udahlah, gue mau pulang," ucap Youra, yang kemudian bangun dari duduknya.
Lio menatap jam yang melingkar di tangan kirinya, "Masih jam sebelas siang, Ra," ujar Lio.
"Terus kenapa?" tanya Youra.
"Ya nanti kalo Ibu marah karena lo bolos sama gue gimana?" Lio balik bertanya.
Youra akhirnya menimang-nimang apa yang dikatakan oleh Lio ada benarnya juga. Dan Youra kembali duduk di kursi yang semula ia duduki tadi.
"Terus mau ngapain lagi, ya?" Youra tampak berpikir dengan semua isi pikirannya.
"Gue jam empat sore mau futsal sama temen-temen gue, jadi masih ada waktu empat jam lagi," ujar Lio setelah menatap kembali jam yang melingkar ditangannya itu.
"Gue pengen ke Gramedia," ucap Youra.
"Sadar, Ra! Gue gak bawa motor. Emangnya lo mau sampe ke Gramedia jam 2?" tanya Lio.
Youra hanya menghembuskan nafas kasarnya, "Emang lo mau banget ke Gramedia?" tanya Lio.
Youra mengangguk, "Kalo ke rumah gue aja mau gak?" tanya Lio.
Youra tampak mengerutkan keningnya, tanda tak tau apa yang dimaksud oleh Lio. "Mama di rumah punya perpustakaannya sendiri. Dia sama kaya lo, suka baca-baca buku novel," jelas Lio.
Mendengar kata novel, Youra langsung membulatkan matanya dengan perasaan yang gembira. Ia tak menyangka jika Mama Floryn sama sepertinya.
"AYOK KE RUMAH LO!! Detik ini juga, HARUS!" Youra terlihat sangat menggebu-gebu ingin cepat-cepat ke rumah Lio.
"Dasar!" Lio menyentil dahi Youra, dan langsung berdiri melangkahkan kakinya menuju sepedanya, yang diikuti oleh Youra dibelakangnya.
Seperti sebelumnya, Lio kembali memutar lagu-lagu milik BTS untuk Youra dengar agar Youra lebih nyaman.
Terdengar iringan musik pop yang di putar itu, langsung membuat Youra bahagia berkali-kali lipat. Kali ini lagi yang di putar adalah Life Goes On.
Life Goes On-BTS
Kkeuchi boiji ana
Chulguga itgin halkka
Bari ttejijil ana ana oh
Jamsi du nuneul gama
Yeogi nae soneul jaba
Jeo miraero daranajaLike an echo in the forest
Haruga doraogetji
Amu ildo eopdan deusi
Yeah life goes on
Like an arrow in the blue sky
Tto haru deo naragaji
On my pillow, on my table
Yeah life goes on
Like this again
***"Mama, liat nih siapa yang udah Lio culik!" Lio memasuki rumahnya dengan Youra mengikutinya dari arah belakang.
"Masuk rumah itu salam dulu yang baik, jangan asal teriak-teriak aja. Kan ini bukan di hutan," tegur Mama.
Lio hanya menampilkan deretan giginya dan mencium punggung tangan Mama nya itu. "Assalamualaikum, Mama," ucap Lio.
"Waalaikumussalam," jawab Mama. "Eh, ini siapa si cantik ini?" tanya Mama.
"Aku Youra, Tan," jawab Youra yang kemudian mencium punggung tangan Mama Floryn.
"Panggil aja Mama, sama kaya Lio," pesan Mama.
"Iya, Ma?" Youra tampak gugup saat sudah di depan Mama.
"Tadi aja bilangnya Mama, sekarang kok bilangnya Tante!" sindir Lio.
"Ish! Udah jangan godain Youra." Mama memukul lengan Lio. "Ayok sini masuk, Nak," ajak Mama.
"Youra katanya pengin ke perpustakaan, Ma," ujar Lio.
"Oh iya, boleh banget sayang. Mau sekarang aja?" tanya Mama.
"Eeeuum." Youra melirik ke arah Lio dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Lio. "Boleh deh, Ma," jawab Youra.
"Kamu sana ganti bajunya dulu," ucap Mama.
"Iya, Ma," jawab Lio kemudian ia pergi ke lantai dua kamarnya.
"Ayok, Nak, katanya mau baca buku," ajak Mama.
Kemudian keduanya pergi ke arah belakang rumah. Di sana terlihat ruangan yang tak terlalu besar, dan dilapisi oleh jendela yang cukup besar, sehingga terlihat ke arah taman belakang rumah yang ada kolam renangnya.
"Kamu pilih-pilih saja dulu bukunya, ya. Mama mau ambil cemilan dulu di dapur," pamit Mama.
Youra hanya mengangguk sembari tersenyum. Mama pun pergi, dan Youra mulai mencari-cari buku mana yang akan ia baca kali ini.
Dan ini dia! Youra menemukan buku yang akan ia baca, 'Dear Nathan'. Youra mengambil buku tersebut dan ia pergi untuk duduk pada kursi yang mengarah pada kolam renang di luar.
Youra mulai membaca buku tersebut dengan pikirannya yang memasuki dunia fiksi itu. Halaman demi halaman tak terasa ia habiskan. Ia tersenyum tatkala ada kalimat lucu yang tersirat di sana.
Mama datang dengan nampan yang ia pegang di kedua tangannya itu. Mama meletakkan dua gelas teh manis hangat dengan donat yang berbeda topping di atas meja.
"Tadi pagi Papa nya Lio beli donat ini, dan gak ada yang makan. Sekarang Papa nya Lio balik lagi ke Rumah Sakit," jelas Mama.
"Makasi, Mama," ucap Youra sambil tersenyum.
"Sama-sama, Nak," jawab Mama.
"Kamu emang suka sama buku-buku novel?" tanya Mama, sambil memperhatikan Youra dengan matanya yang tak ingin lepas dari buku tebal yang ada dihadapannya itu.
"Iya, Ma. Youra juga suka nulis beberapa cerita pendek dan puisi," jawab Youra.
"Oh ya? Bagus dong kalo gitu. Terus kembangin bakat kamu ya, Nak," pesan Mama.
Youra hanya mengangguk sambil tersenyum. "Kalo Mama sudah pasti suka. Tapi alasannya kenapa, Ma? Dari banyaknya hobi, Mama kenapa pilih baca buku-buku novel?" tanya Youra balik.
"Ya kamu tau lah, kalo Mama cuma punya anak satu-satunya yaitu Lio. Sedangkan Papa sibuk di rumah sakit yang jelas orang-orang di sana lebih membutuhkan Papa daripada Mama sendiri. Jadi, Mama cari kesibukan Mama sendiri dengan baca-baca buku novel," jelas Mama.
Youra mengangguk, tanda mengerti. Ia tau bagaimana bosannya jika di rumah hanya sendirian saja setiap hari.
"Kalo memang Youra suka baca buku novel, kamu boleh kok dateng ke sini setiap hari, weekend pun gak-papa," ujar Mama.
"Youra sih gak masalah, Ma. Tapi insyaallah Youra usahakan buat sering-sering ke sini buat temenin Mama," jawab Youra.
"Diminum, Nak, teh manisnya," ucap Mama.
"Oh iya, Ma." Youra mencicipi teh manis hangat yang dibuatkan oleh Mama Floryn itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me!
Roman pour AdolescentsAku Youra, Youra Chrysanthemum. Ini kisah ku dengan seseorang yang bernama Darelio. Aku diam-diam menyukainya, yang entah akan berapa lama rasa ini akan bertahan di dalam hubungan pertemanan ini. Aku tak tahu, ia merasakan hal yang sama atau tidak...