Lio tampak sedang mondar-mandir di dalam kamarnya yang entah apa yang sedang ia pikirkan. Mungkin sudah sekitar dua puluh menit ia mondar-mandir seperti itu. Ia terlihat seperti sedang mempertimbangkan sesuatu. "Apa gue ke rumahnya aja, ya? Tapi apa alesan gue buat ke rumahnya? Apa cuma buat main doang?" pikirnya.
"Lio, kamu lagi ngapain?" tanya Mama yang baru saja masuk ke dalam kamar Lio.
Lio refleks menatap ke arah Mama. "Eh, Ma. Kenapa ke kamar Lio?" tanyanya.
"Kamu dari pulang sekolah belum makan, jadi Mama bawain makanannya ke sini."
Lio pun mengangguk dan tersenyum. "Makasi, Ma."
"Tadi Mama tanya kamu ngapain mondar-mandir gitu?" Mama menatap ke arah Lio dengan penasaran.
"Ini, Ma." Lio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gimana, ya Lio jelasinnya," lanjutnya.
"Kenapa? Bilang aja." Mama menunggu jawaban dari Lio.
Lio menghampiri Mamanya, dan duduk di samping kasur miliknya. Kemudian di susul oleh Mama yang ikut duduk di samping Lio. "Gimana?" tanya Mama.
Lio memposisikan tubuhnya menghadap ke arah Mama. "Jadi Lio itu kan kemarin malam biasa chatingan sama Youra, tapi gak tau kenapa respon nya Youra itu kayak beda gitu sama Lio. Terus tadi pagi tiba-tiba marah gak jelas gitu, Ma. Terus kan Lio minta maaf ke dia barangkali Lio ada salah, terus tau jawaban dia apa, Ma?" jelas Lio.
"Apa katanya?" tanya Mama, dengan terus memperhatikan anaknya itu yang sedang bercerita.
"Katanya gini, 'pikir aja sendiri!' gitu, Ma" jawab Lio. "Kira-kira Youra kenapa ya, Ma?" tanya Lio.
"Hm, menurut Mama sih kalo memang Lio gak punya salah apapun sama dia ya berarti dia memang lagi ada masalah lain atau ada sesuatu yang buat dia marah. Tapi, kalo memang Lio punya salah lebih baik Lio minta maaf sama dia," jelas Mama. "Coba ingat-ingat lagi, kamu ada salah gak sama dia?" tanya Mama.
"Kayanya gak deh, Ma. Terakhir ketemu sama dia sebelum dia marah gitu kan ke pasar malam," jawab Lio.
Mama bangun dari duduknya. "Udah-udah, nanti lagi pikirin Youra nya, sekarang kamu makan dulu. Mama mau ke perpustakaan dulu." Kemudian Mama keluar dari dalam kamar Lio.
Lio pun mengambil makanan yang sudah disediakan oleh Mamanya, kemudian memakannya dengan lahap. "Apa gue tanya aja ya sama temannya Youra?" gumam Lio.
***Terlihat Youra tengah duduk di halaman belakang rumah, dengan telinganya yang tertutup oleh earphone. Anak rambutnya yang bergerak kesana-kemari mengikuti arah angin yang menerpa wajahnya.
shi ri doh rok pu run
ha nu ra re nun untuk
bersenandung pok jadi da ji nun hes sa ri
na ro ji rob ge he
han kyos su mit cha o ru go oh
shim jang-un twi yo, no no
nuk kyo jon no mu swip ge
nas sa ra it da nun gol'I'm Fine-BTS' itu lah lagu yang tengah Youra dengar. Lagu yang di awali oleh suara dari vocal nya grup band asal Korea Selatan, yaitu Taehyung dan Jimin terdengar begitu merdu dan nyaman saat suara tersebut masuk ke dalam telinga.
Youra yang memang sedang menenangkan pikirannya itu sambil menatap senja, cocok dengan telinganya yang mendengar lagu itu. Dirinya ikut bersenandung kecil, dengan jari telunjuknya yang naik dan turun mengetuk pegangan kursi mengikuti ketukan dari lagu tersebut.
Ibu yang melihat Youra tengah duduk bersantai itu pun menghampirinya, dengan kedua tangannya yang memegang nampan berisi cemilan dan dua gelas teh hangat. Ibu duduk di samping Youra setelah ia meletakkan nampan tersebut di atas meja. Youra yang menyadari akan kehadiran Ibu pun melepaskan earphone nya. "Ibu." Youra menatap ke arah Ibunya.
"Lagi apa, hm?" tanya Ibu.
Youra menggeleng. "Cuma lagi liat senja aja sambil dengerin lagu," jawabnya. "Liat deh Bu, senja nya cantik banget," ucap Youra yang terus menatap ke arah langit berwarna jingga itu.
Ibu ikut menatap ke arah senja itu. "Iya, cantik." Ibu menyetujui apa yang dikatakan oleh anaknya itu. "Kamu tau gak, kalo dulu itu Ibu gak nyangka bakal sama Ayah kamu," ucap Ibu tiba-tiba.
"Gak nyangka nya kenapa, Bu?" tanya Youra.
"Ya gak nyangka aja. Soalnya dulu itu ada teman Ibu yang mau serius sama Ibu, dia pergi ke Jakarta buat kumpulin uang dan balik lagi ke Cirebon buat lamar Ibu. Tapi begitu dia pulang dari Jakarta, dia tau Ibu udah sama Ayah aja." Ibu terkekeh dengan apa yang sudah ia ceritakan pada anaknya.
"Terus-terus gimana lagi, Bu?" tanya Youra dengan antusias.
"Ya gitu," jawab Ibu dengan senyumannya. "Terus Ibu sama Ayah kamu, dan sekarang ada kamu deh," jelasnya.
"Gak kebayang deh kalo Ibu nanti sama temen Ibu itu," ucap Youra.
"Apa nih, lagi bahas apa? Teman Ibu nya kenapa?" tanya Ayah, yang baru saja menghampiri mereka.
"Loh Ayah tumben udah pulang?" tanya Ibu.
"Iya, kerjaan Ayah udah selesai dan gak lembur lagi," jawab Ayah, dan Ibu pun mengangguk mengerti.
"Eh tadi Ayah tanya belum di jawab loh. Lagi bahas apa? Temen ibu siapa?" tanya Ayah lagi.
Ibu dan Youra pun saling bertatapan kemudian bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Ayah seorang diri. "Ayah di tinggal?" gumam Ayah, kemudian tangannya mengambil cemilan yang ada di sana dan memakannya.
***"Loh Sayang, mau ke mana?" tanya Mama, saat ia melihat anaknya itu hendak pergi lagi entah ke mana.
"Lio mau ke rumah Youra, Ma. Mau jelasin masalah yang tadi Lio sempat bilang ke Mama," jawab Lio, kemudian ia membuka pintu rumah.
"Mau ke mana, Yo?" tanya Zhya saat Lio baru saja membuka pintu rumahnya.
"Lo ngapain di sini?" tanya Lio ketus.
"Mau main," jawab Zhya dengan singkat.
"Lebih baik lo pulang lagi aja deh, gue mau ada urusan." Lio mengucapkan hal tersebut, agar Zhya tak lama-lama berada di dalam rumahnya.
"Siapa, Nak?" tanya Ibu dari dalam.
"Mama, Zhya mau main ke rumah tapi kata Lio nya Zhya malah di suruh buat pulang lagi," jawab Zhya, yang sudah berani mengadu pada Mamanya Lio.
Lio memutar bola matanya malas. "Sini masuk dulu, gak boleh di pintu gitu," ucap Mama, kemudian Lio menggeser tubuhnya memberi jalan pada Zhya untuk masuk.
"Lio nanti lagi ke rumah Youra nya, bisa besok lagi di sekolah," ucap Mama pada Lio, yang kemudian Lio langsung menurut dan kembali masuk ke dalam rumah.
"Duduk sini, Zhya." Mama mempersilahkan Zhya untuk duduk di sofa.
Lio ikut duduk di samping Zhya walaupun duduk mereka agak berjauhan, kemudian ia menaruh ponselnya pada meja yang ada di depannya. "Mama ambil minum dulu, ya," pamit Mama.
"Eh gak usah repot-repot, Ma. Zhya di sini gak bakal lama kok," ucap Zhya. Kemudian Mama pun ikut duduk di samping Lio.
Zhya mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag yang ia bawa. "Zhya ada bawa brownies, tadi kebetulan Zhya sama temen-temen abis main jadi mampir dulu deh ke sini," ucap Zhya.
"Waaahh, makasi ya Zhya." Mama menerima paper bag tersebut dari Zhya. Zhya pun hanya tersenyum.
Ting!
Ponsel Lio berbunyi dan layarnya yang hidup karena notifikasi itu pun menampilkan sebuah wallpaper seorang gadis perempuan cantik yang tengah tersenyum riang menatap kamera.
Zhya refleks melihat ke arah ponsel Lio dan merasakan sesak yang cukup membuatnya seketika diam. Gambar itu bukan dirinya. "Ternyata wallpaper itu masih dengan foto Youra," batin Zhya dengan matanya yang terus melihat ke arah ponsel Lio.
Lio kemudian mengambil ponsel miliknya dan ia pergi begitu saja meninggalkan Zhya juga Mama ke dalam kamarnya. "Ya udah kalo gitu Zhya pulang dulu ya, Ma. Udah sore juga," ujar Zhya.
"Iya Zhya, hati-hati di jalan nya, ya. Makasi juga brownies nya," ucap Mama. Youra pun hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Mama.
Mama mengantar Zhya hingga ke depan rumah. "Hati-hati, ya." Mama melambaikan tangannya, yang di balas dengan anggukan kepala dari Zhya.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me!
Ficção AdolescenteAku Youra, Youra Chrysanthemum. Ini kisah ku dengan seseorang yang bernama Darelio. Aku diam-diam menyukainya, yang entah akan berapa lama rasa ini akan bertahan di dalam hubungan pertemanan ini. Aku tak tahu, ia merasakan hal yang sama atau tidak...