Cemburu?

7 4 0
                                    

Jam istirahat pertama pun tiba, bel berbunyi dengan nyaring dan memengakkan telinga para murid yang namun semua murid di sekolah Trisakti itu kegirangan. Yang semulanya mata terasa sangat berat ingin sekali tidur, tiba-tiba saja mata melek tanpa di duga-duga.

Sama halnya dengan Lio, yang sebelumnya ia berada di dalam laboratorium dan menikmati enaknya tidur dengan di temani oleh dinginnya AC. Pada saat bel itu berbunyi, ia terbangun dari tidurnya dan pergi ke kantin yang tentunya bersama dengan sahabat setianya yaitu Barra.

"Bu, pesan nasi gorengnya satu, nasi lengko satu, sama es teh manisnya dua," pesan Lio saat baru saja ia tiba di kantin, dan mendudukkan bokongnya pada kursi yang ada di sana.

"Bar," panggil Lio, yang kemudian sang pemilik nama tersebut pun mengalihkan perhatiannya pada orang yang ada di depannya itu. "Hah?" jawab Barra dengan wajah bodohnya itu.

"Hah heh hoh! Gue mau tanya." Lio menampilkan raut wajahnya yang serius.

Barra pun ikut memposisikan raut wajahnya menjadi serius. "Tanya apa?"

"Kalo cewek tiba-tiba ngambek terus bilang 'pikir aja sendiri!', itu kenapa, ya?" tanya Lio.

Barra yang mendengar pertanyaan dari Lio pun menyeringai. "Youra, ya?" tebaknya yang tepat pada sasaran.

Lio yang mendengar tebakan dari temannya itu pun berdecak. "Ck! Ah, lo mah gak asik!" ujar Lio, yang langsung di balas dengan suara tawa dari Barra.

"Di sekolah ini yang deket sama lo itu cuma dia! Gak ada lagi." Barra kembali berkata dengan tepat pada sasaran.

"Hai, Lio!" sapa seorang perempuan yang menghampiri mereka berdua itu.

"Nah, kecuali yang satu ini!" lanjut Barra dengan senyumnya yang masih terlihat.

"Ngapain lo di sini?" tanya Lio dengan nada tak suka, akan kehadiran perempuan tersebut.

"Yaelahh, gue mau ikut gabung juga," ujarnya yang kemudian duduk di samping kursi Lio.

"Mungkin dia cemburu." Barra tiba-tiba saja berkata demikian.

"Cemburu-cemburu apa, nih? Kalian lagi bahas siapa?" tanya Ellie sok akrab. Dia Ellie, perempuan satu-satunya yang berani menggoda Lio di sekolah Trisakti ini, yang sekaligus ia adalah teman sekelasnya Lio dan juga Barra.

"Ini nasi goreng, nasi lengko, dan dua es teh manisnya," ucap Ibu kantin membawakan pesanan Lio dan juga Barra, dan meletakkannya pada meja.

Lio dan juga Barra tak memperdulikan dengan kehadiran Ellie di antara mereka. Mereka hanya fokus pada makanannya. "Tapi lo harus yakinin perasaan lo dulu buat dia," ucap Barra memulai kembali pembicaraan mereka.

"Kalo masalah itu gampang. Yang penting sekarang itu, gue gimana caranya buat bujuk dia." Lio terus mengunyah nasi gorengnya itu.

"Kalo menurut gue sih, ya dengan bujukan-bujukan lo yang kayak dulu-dulu masih SMP udah gak ke pake lagi! Lebih baik lo yakinin dia kalo lo itu suka sama dia, biar cemburunya dia itu gak sia-sia!" jelas Barra.

Lio hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja dengan penjelasan dari temannya ini yang ada benarnya juga. "Kalian ini lagi bahas siapa, sih?" tanya Ellie lagi yang mulai jengkel dengan keduanya yang tak memperdulikan akan kehadirannya.

Lio bangun dari duduknya dan pergi membayar makanan yang di pesannya dan juga Barra. Lio berjalan melewati Ellie, dan tanpa di sangka Ellie menahan tangan Lio.

Lio yang mendapatkan pergerakan tak di duga itu pun membalikkan tubuhnya. "Lo kenapa, sih?!" sungut Lio yang sudah tersulut emosi.

Ellie yang mendapatkan bentakan dari Lio pun hanya menundukkan kepalanya. "Yo!" panggil Barra dengan matanya yang tertuju pada arah depan.

Lio pun mengikuti arah pandang Barra, dan segera menghempaskan tangannya yang ada di genggaman Ellie. "Ra! Tunggu, Ra!" teriak Lio yang berlari mengejar Youra. Barra pun ikut mengejar keduanya.

"Ra!" Lio menarik tangan Youra. "Ngapain ke sini?" tanya Lio dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal.

"Ngapain? Oh jadi gue gak boleh ke sini, ya? Atau gue ganggu momen kalian?" jawab Youra. "Apaan, sih, Ra!" sanggah Lio.

"Nih, makasi!" ucap Youra dengan memberikan kembali tupperware Lio. Setelahnya Youra pergi begitu saja meninggalkan Lio, yang kemungkinan ia masih tersulut emosi.
***

Beberapa jam yang lalu, saat Youra hendak memulai kelasnya. Ia mengambil buku-buku catatannya dan hendak meletakkan buku-buku itu pada kolong meja. Namun tangannya merasakan ada benda lain di dalam kolong meja itu.

Youra mengambil benda tersebut, yang ternyata itu adalah tupperware. Ia melihat ada sepucuk surat dengan kertas berwarna biru muda bertuliskan 'Sorry, gue tau lo marah sama gue. Tapi ini titipan dari Mama, di makan ya!' tulisnya di sana. Youra pun mengambil surat itu dan menyimpannya pada saku baju miliknya.

Dan pada saat istirahat tiba, ia memutuskan untuk tidak pergi ke kantin bersama dengan teman-temannya yang lain. Dengan beralasan, "Gue udah di titipin ini sama Mamanya Lio."

Youra pun segera membuka apa yang di titipkan padanya. Itu adalah puding dengan rasa coklat, di samping puding itu ada buah-buahan seperti strawberry dan juga anggur. Lengkap dengan minumnya yaitu susu kotak coklat. "Makasi, Ma." Youra kemudian langsung menyantap makanan itu.

Setelah ia menyantap makanan itu, kini ia terlihat sedang menimang-nimang sesuatu. "Gue anterin nya nanti aja besok atau sekarang, ya?" gumamnya.

"Lo lagi mikirin apa, Ra?" tanya Daiva yang baru saja tiba dari kantin bersama dengan Lala dan Dila.

"Ini gue balikin tupperware nya sekarang atau nanti besok, ya?" tanyanya meminta pendapat dari teman-temannya itu.

"Kalo emang udah bersih sih mending sekarang aja, Ra." Daiva memberikan usulan tersebut yang di mana ia paham bahwa hubungan Youra dan Lio sedang tidak baik-baik saja.

"Sekarang, nih?" tanya Youra meyakinkan. Dan taman-tamannya mengangguk dengan mantap meyakinkan Youra.

Youra pun segera keluar dari dalam kelas sebelum jam istirahat selesai. Ia berjalan menuju kampus dua seorang diri dan berniat akan memaafkan Lio, yang di mana ia juga sudah berpikir bahwa Lio tak salah. Lagian untuk apa juga ia marah, kan memang dirinya dan Lio tak ada hubungan apapun selain teman.

Youra langsung menuju kantin, karena ia sudah hafal bahwa temannya itu akan langsung keluar dari kelas jika jam istirahat berbunyi. Berbeda dengan dirinya yang sangat malas untuk pergi ke kantin walaupun perutnya keroncongan.

Saat ia baru saja tiba di kantin. Ia melihat dari ujung kantin, adegan yang seharusnya tak ia lihat. Matanya langsung tertuju pada tangan yang saling bertaut. Ia menatapnya dengan lekat. Matanya langsung memerah saat melihat siapa yang memegang tangan Lio, ia teringat kembali akan masa lalunya. 'Ellie' itu lah nama yang paling ia hindari selama bertahun-tahun.

Youra tak pikir panjang lagi, ia langsung mengalihkan pandangannya dan segera berjalan dengan cepat saat Lio ikut menatapnya. Pikirannya sangat kacau, setelah ia melihat siapa perempuan tersebut. Ia begitu takut akan apa yang dulu telah terjadi padanya.

It's Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang