It's Me!

Ending

"Yo, sebenarnya lo akhir-akhir ini ke mana, sih?" Barra menyedot minuman yang ada di depannya.

Lio melirik ke arah Barra. "Biasa. Youra." Barra hanya manggut-manggut saja. Karena ia tak ingin menanggapi terlalu dalam pasal hubungan temannya itu.

Dua hari telah berlalu. Kini, mereka berdua tengah berada di kantin, yang di mana para siswa dan siswi di SMK Trisakti tengah mengisi perut-perutnya yang lapar. Begitu juga dengan Barra dan Lio, keduanya sedang sibuk memakan pesanan mereka, sambil sesekali bercakap-cakap.

"Bar." Lio memanggil Barra, sedangkan yang dipanggil hanya menaikkan satu alisnya saja, sebagai responnya. "Kenapa, sih? Lo mau ngomong aja udah kayak cewek, banyak ragu-ragu nya!" sindir Barra, yang dibalas dengan decakan kesal dari Lio.

Lio bukannya menjawab ucapan dari Barra, ia justru mengedarkan pandangannya menatap ke sekeliling mereka. "Gue sebenarnya gak tau mau sedih atau seneng." Barra menghentikan kunyahannya, dan menatap ke arah Lio. "Kenapa?"

"Hubungan gue sama Youra udah baik, tapi ...." Lio menggantungkan ucapannya, yang membuat Barra kesal bercampur penasaran dalam benaknya. "Tapi apa, sih? Gue lembar juga, lo!" ucap Barra dengan kesal.

"Bokap gue di penjara." Satu kalimat yang membuat Barra langsung tersedak, oleh bakso yang tengah ia kunyah itu. Barra langsung menyambar es teh manis miliknya, dan meminumnya dengan tergesa-gesa.

"Pelan-pelan aja, bego! Santai aja." Barra menoyor kepala Lio. "Pala lo, santai! Bokap lo di penjara malah anteng-anteng aja, lo!"

Barra kembali melanjutkan makannya. "Ya terus gue harus ngapain? Harus kayang gitu, di lapangan?" Barra terkekeh membayangkan, bagaimana jika Lio beneran kayang di tengah lapangan, dan ditonton oleh banyaknya siswa-siswi SMK Trisakti.

"Emangnya Bokap lo kenapa bisa di penjara?" Barra memulai kembali pembicaraan mereka yang serius.

"Pembunuhan berencana, makanya dia di penjara sampe 15 tahun." jawab Lio, dengan perasaan yang campur aduk kala kemarin ia menyaksikan sendiri bagaimana Papahnya itu diberikan hukuman.

"Youra tau?" Barra melirik ke arah Lio, yang sepertinya Lio tengah memikirkan sesuatu.

Lio mengangguk. "Iya, dia tau. Dan yang jerumusin Bokap gue juga Youra." Lagi dan lagi Barra tersedak oleh baksonya. "Yang bener aja lo?" Barra tak percaya akan apa yang dikatakan oleh Lio.

"Bener, kok." Terlihat dua orang lelaki ikut duduk di antara mereka berdua. Salah satunya yaitu ketua OSIS SMK Trisakti dan satu anggota inti, yang tak lain dan tak bukan yaitu Zafran dan Gery. Mereka berdua ini sampai di juluki sebagai Upin dan Ipin nya SMK Trisakti, karena saking seringnya mereka berdua.

"Hah? Gimana ceritanya?" Barra menatap ke arah dua Kakak kelasnya itu, yang lebih dulu ikut duduk bersama dengannya dan Lio.

Baik Zafran, Gery, maupun Lio, ketiganya menceritakan segalanya ya g telah terjadi selama ini. Sedangkan Barra, hanya diam mendengarkan cerita dan penjelasan dari ketiganya itu dengan seksama. Ia mencerna setiap kata dan kalimat yang dilontarkan oleh ketiganya, dan ikut menanyakan alasan dan penyebab hal tersebut terjadi.
***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Semuanya berjalan beriringan dengan waktu dan masa yang kian berputar. Tepat pada tanggal 9 November 2023, Youra mengadakan acara ulang tahun kecil-kecilan di rumahnya. Tak lain dan tak bukan, itu adalah acara ulang tahunnya sendiri. Yang di mana, seiring berjalannya waktu itu, baik Ibu Sena maupun Ayah Zayyan, keduanya sudah mengetahui segala hal yang telah terjadi pada putri semata wayangnya itu. Youra sekarang sudah berani untuk menceritakan segala keluh kesahnya itu pada orang tuanya, karena ia sudah sadar betapa hangat dan bahagianya keluarganya itu. Ia benar-benar beruntung bisa dilahirkan di dalam keluarga itu, ia diberikan banyak kasih sayang oleh orang tuanya.