Hilang ingatan.
Pernyataan itu masih saja menggema jelas di otaknya. Kini tatapan yang semula tajam berubah kosong.
Perlahan ia letakkan gagang telepon ketempat semula dengan perasaan yang— ah entahlah ia sendiri bingung bagaimana harus mengutarakannya.
Ia rindu, ia menanti kabar darinya, namun bukan kabar seperti ini yang ia nanti.
Memang hubungan mereka telah selesai sejak beberapa bulan yang lalu, namun bolehkan ia jujur jika itu bukanlah keinginannya. Sehingga rasa sayang masih tersimpan jelas di lubuk hatinya.
Sekelebat ide seketika terlintas dibenaknya.
Apakah aku boleh pulang sebentar?
Pertanyaan itu masih menjadi tanda tanya. Karena penasaran ia pun memilih untuk menanyakannya pada petugas di sampingnya.
"Permisi,"
"Ya. Ada apa?"
"Bolehkah aku pulang sebentar?"
Petugas tersebut mengernyitkan salah satu alisnya. Merasa heran dengan Taehyung yang tiba-tiba saja meminta pulang.
"Kenapa?"
"Pacarku sedang di rumah sakit. Aku ingin menjenguknya."
Petugas tersebut tiba-tiba saja tertawa. Hal itu membuat Taehyung mengerutkan dahinya.
"Hey, hanya alasan itu? Apa kau lupa syarat untuk mengambil cuti?"
Taehyung ingat, dan ia tahu dirinya belum ada 100 hari menjalani wajib militer. Jadi dia belum boleh mengambil cuti.
"Aku tahu, tapi bolehkah aku menjenguknya? Sebentar saja," pinta Taehyung.
Namun petugas itu tetaplah tidak memberinya izin sehingga yang Taehyung lakukan hanya bisa menghela nafasnya berat.
Aku harap kita masih bisa bertemu dan kau tidak melupakan kenangan kita, monolog Taehyung.
...
Di rumah sakit, Jennie hanya bisa terdiam membiarkan wanita paruh baya yang menyatakan sebagai ibunya menyisir rambutnya.
"Jennie-ya, dokter bilang kau boleh pulang besok. Nanti kita tinggal bersama di rumah kita yang dulu ya? Karena apartemenmu belum dibersihkan," tutur sang ibu yang hanya dibalas anggukan pelan.
Ah entahlah, Jennie hanya tak mau ambil pusing sehingga mempercayakan semuanya pada wanita ini.
"Apa kau lapar nak? Mau eomma suapi buah tidak?" tawar Nyonya Kim. Namun sepertinya putri semata wayangnya itu sedang tidak ingin makan sehingga gelengan kepala lagi-lagi dilakukannya.
"Eomma?"
"Kalau kau ibuku, lalu dimana ayah?"
Nyonya Kim terdiam, ia menghentikan kegiatannya lalu mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan sebuah foto keluarga dimana saat itu mereka ambil ketika liburan di Disneyland Jepang.
"Dia sudah tenang di surga sayang, dulu kita pernah ke sini dan appa bilang akan membangunkanmu istana kecil yang berbentuk seperti Disneyland di taman belakang," kata Nyonya Kim diakhiri dengan senyum sendu.
Jennie menoleh, hatinya seketika terenyuh saat melihat senyum mengembang dari keluarga kecil ini. Sosok gadis kecil dengan wajah yang mirip sepertinya tampak memegangi cotton candy sembari memakai bando Minnie Mouse.
Ya, ia yakin sekali bahwa itu adalah fotonya ketika masih kecil.
"Namun sayangnya, beliau sudah tiada ketika rumah kita belum sepenuhnya jadi."
"Memangnya sebelum itu kita tinggal dimana?"
"New Zealand."
"Ayahmu pergi ketika kecelakaan pesawat."
Sukses karena pernyataan tersebut, Jennie berkaca-kaca.
"Maka dari itu, eomma sangat khawatir kau kenapa-napa," tepat setelah mengatakan hal tersebut sebuah pelukan hangat Jennie dapatkan.
Bersamaan dengan itu, sebuah ketukan pintu terdengar. Alhasil ibu dan anak tersebut melepaskan pelukannya. Kemudian Nyonya Kim membuka pintu.
"Eomma, siapa?" tanya Jennie ketika sang ibu tampak terpaku melihat kehadiran sosok yang bertamu.
"E-eeum, bukan siapa-siapa sayang," ujar Nyonya Kim dengan cepat-cepat bersiap menutup pintu tersebut.
"E-eh tunggu, biarkan kami masuk," cegah orang itu.
Mendengar hal itu, Jennie semakin penasaran, kenapa orang tuanya ini melarang orang itu untuk masuk.
Apakah ada hal yang Jennie tidak ketahui di masa lalu?
"Tidak. Cukup, aku minta jangan pernah menemui kami lagi. Biarkan putriku hidup dengan tenang," ucap Nyonya Kim dengan tegas.
"Tapi Nyonya, kami datang hanya untuk menjenguknya. Kami dengar Jennie sudah siuman."
Nyonya Kim bergeming. Tatapannya nanar ketika memori masa lalu terlintas. Peristiwa menyakitkan hingga membuat Jennie kecelakaan dan berakhir seperti ini.
"Jennie hilang ingatan. Jadi aku mohon biarkan kami memulai dari awal. Biarkan hidup putriku baik-baik saja layaknya manusia biasa."
Nyonya Kim menutup pintu kamar secara tiba-tiba setelah mengatakan seperti itu pada manajer Jung dan juga salah satu pegawai dari agensi.
"Eomma? Mereka siapa? Kenapa eomma tidak membiarkannya masuk?"
"Bukan siapa-siapa," jawab Nyonya Kim dengan cepat.
Demi melupakan apa yang barusan terjadi, Nyonya Kim mengajak Jennie untuk menonton televisi.
Niat ingin mencari hiburan ia justru dibuat panik saat tak sengaja menyalakan sebuah berita dimana berita tersebut menyatakan comeback Blackpink.
Breaking News!
Music video terbaru dari Blackpink mencapai 200 juta penayangan di YouTube dalam waktu 24 jam setelah perilisan pertamanya. Grup naungan YG entertainment itu memecahkan rekor sebagai—
Seketika Jennie menatap sang ibu ketika tiba-tiba saja layar kaca tersebut dimatikan.
"Kenapa eomma?"
Ada raut kekhawatiran di wajah wanita paruh baya tersebut. Sehingga menciptakan pertanyaan besar di benak Jennie.
Sebenarnya ada apa?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene
FanfictionSebuah kisah di balik layar yang jarang orang ketahui. Ketika dunia mengatakan untuk melepaskan semuanya, tapi Jennie Kim berusaha untuk bertahan. Cibiran, kritikan, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tak bisakah sehari saja orang-orang di luar...