Pernyataan dari Detektif Lee sebelumnya sukses membuat Jennie tak bisa menahan buliran beningnya. Pipinya mulai basah, mengutarakan betapa terkejut sekaligus bahagianya sekarang.
Ia sungguh merasa lega karena pada akhirnya penguntit gila itu berhasil ditangkap.
Tanpa ia sadari, refleks dirinya menghubungi Taehyung untuk memberitahukan berita ini.
Kau tahu?
Akhirnya dia tertangkap ju—
Jennie tak melanjutkan pergerakan jemarinya untuk menyelesaikan pesan. Netranya terlebih dahulu membaca pesan sebelumnya dimana Taehyung pamit untuk bertugas. Seketika hal itu membuatnya ingat.
Taehyung sedang menjalankan pelatihan khusus di pegunungan Provinsi Gangwon. Tentu saja hal itu membuatnya terhambat sinyal.
Maka dari itu, akan sia-sia jika ia mencoba menghubunginya.
Baiklah.
Jennie memilih untuk mengurungkan niatnya. Rasa rindu yang semula menyelimutinya kembali.
Perlukah ia mendatangi Taehyung ke sana?
Sungguh, ia tak bisa jika harus berjauhan tanpa adanya kabar sama sekali dari pria itu.
...
Jennie rasa waktu tidurnya terasa singkat sekali. Semalam ia sampai di hotel pukul 1 dini hari.
Ya, dia tidak pulang sebab terlalu malas. Pasti ibunya akan mencarinya ke sana.
Ah bukan apa, ia hanya masih merasa kesal sekaligus ingin menenangkan pikirannya.
Jennie yang tengah menatap langit-langit itu dibuat menoleh. Ponselnya yang sedang diisi daya berdering menandakan ada panggilan telepon masuk.
Nampak nama sang manajer terpampang jelas di layar ponselnya.
Oh tidak, ini pasti tentang pekerjaan, pikirnya.
Jujur, ia sedang tidak ingin melakukan banyak aktivitas. Kendati satu permasalahan telah diselesaikan, pikirannya masih berkecamuk. Batinnya merasakan tekanan tidak adil dengan keadaan yang menimpanya.
Ia hanya ingin di dengar. Tapi kenapa orang-orang meresponnya seperti itu?
Bahkan sekarang makin banyak orang-orang yang menjodohkannya dengan Jaehoon. Seperti tadi malam sebelum tidur ia sempat mengecek media sosial, di sana banyak sekali editan tentangnya dengan Jaehoon seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih.
Tentu saja hal itu membuat hatinya teriris. Dia tidak bisa membiarkan seperti ini terus. Akan bagaimana jadinya jika Taehyung mengetahui hal ini? Hatinya pasti sakit melihatnya cemburu. Ia juga merasa tidak enak pada keluarga Taehyung, takutnya ia dikira sudah menyelingkuhi Taehyung.
Dengan malas Jennie mengangkat panggilan tersebut. Terdengar jika suara di sana tampak bising seperti sedang di keramaian.
"Jennie-ah, akhirnya kau bisa mengangkat panggilanku."
"Hmm ada apa?"
"Ada apa?! Kau sejak tadi tidak membaca pesanku sama sekali?"
"Tidak. Maaf. Aku baru bangun tidur."
"Oh astaga... Apa kau lupa hari ini ada jadwal pemotretan?"
Jennie bergeming, sungguh ia lupa. Tak terbesit sama sekali dipikirannya mengenai pemotretan.
"Pemotretan?" tanyanya bingung.
"Iya, sekaligus syuting video untuk promosi."
Jennie mengigit bibirnya, ia baru saja teringat ada jadwal tersebut yang sebelumnya sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene
FanfictionSebuah kisah di balik layar yang jarang orang ketahui. Ketika dunia mengatakan untuk melepaskan semuanya, tapi Jennie Kim berusaha untuk bertahan. Cibiran, kritikan, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tak bisakah sehari saja orang-orang di luar...