16. Party

577 83 12
                                    

"Waah kau hebat Jennie!"

Jennie hanya bisa tersenyum mendengar Park Pdnim  memujinya.

Ia pun heran dengan dirinya yang lebih cepat mengingat, padahal ia hanya membaca lirik lagunya sekali.

Atau mungkin karena mulutnya sudah terbiasa melantunkannya sehingga dengan lancar ia membawakan lagu-lagu terdahulu.

"Terimakasih Park Pdnim."

"Tidak ada yang berubah darimu Jen. Jadi, meskipun kau hilang ingatan, kau tetap berbakat. Bagaimana kalau kita lanjutkan dengan lagu baru kalian?"

Jennie terdiam. Ia sempat mendengar lagu baru Blackpink saat di mall. Lagu tersebut terdengar sangat keren.

Tak bisa dipungkiri, dirinya pun ingin membawakan lagu tersebut dihadapan para penggemar.

Namun, apakah itu bisa?

Masih dalam pikirannya, pintu studio tiba-tiba saja terbuka. Membuat mereka menoleh.

"Manajer Jung?"

"Jennie-ya, kau sudah selesai?"

"Jiah-ya, kau harus tahu. Jennie hebat sekali. Dia sangat lancar meskipun hilang ingatan. Kemampuannya itu tidak berubah. Memang benar dia berbakat."

"Wow Jennie Kim!" ujar sang Manajer sembari bertepuk tangan.

Senyum penuh bangga itu tak luput  terbit di wajah Manjer Jung.

"Aku rasa, dia harus ikut ke VMA."

Manajer Jung tampak terkejut mendengar usulan tersebut.

"Aku yakin Jennie akan bisa membawakan lagunya dengan baik. Kita bisa memberinya bagian rap untuknya. Pasti penggemar akan merasa terkejut jika tiba-tiba Jennie ikut promosi."

Ide tersebut seketika membuat kedua mata sang manajer berbinar. Benar, terlebih acara VMA besok adalah promosi terakhir mereka untuk comeback kemarin. Dan setelah itu mereka akan disibukkan dengan jadwal masing-masing seperti Jisoo yang akan syuting drama, Lisa yang sibuk menjadi brand ambassador Celine dan Rose yang mendatangi acara fashion week di Paris.

"Park Pdnim?!" pekik sang manajer dengan girang.

"Itu sungguh ide brilian! Aku akan membicarakannya dengan yang lain!" ujarnya.

Namun Jennie dengan cepat menahannya.

"Manajer Jung, aku tidak yakin apakah aku bisa melakukannya atau tidak."

"E-eh kenapa?"

Jennie menggeleng. Ah entahlah, ia hanya merasa belum cukup berani untuk tampil dihadapan publik.

Ia juga belum sepenuhnya yakin dengan kemampuannya.

Bolehkah ia jujur kalau yang sebenarnya—

"Aku takut."

Manajer Jung seketika menatap sendu. Ia mengerti mengapa tiba-tiba Jennie menyeletuk seperti itu.

Berbagai macam reaksi publik yang diluar kendalinya tak bisa ia prediksi.

"Jennie-ah."

"Takut untuk memulai sesuatu itu hal yang wajar. Tidak apa-apa, kali ini kau harus mencobanya. Ada kami di sini, jangan khawatirkan apa kata orang. Ingatlah, di luar sana banyak penggemar yang merindukanmu."

Manajer Jung memberi senyuman. Senyuman hangat yang berhasil membuat Jennie kembali optimis.

"Sekarang kau istirahat saja dulu. Latihannya dilanjut besok lagi."

Penuturan tersebut mendapat anggukan dari Jennie. Gadis dengan marga Kim itu kemudian berpamitan dengan Park Pdnim sebelum keluar studio.

"Aku yakin, dunia akan heboh kalau kau tiba-tiba tampil. Bagaimana kalau besok kau mulai latihan koreografi?"

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang