28. For You

448 58 24
                                    

"Jenn, ini kita ke YG Entertainment kan?" tanya Jaehoon tepat selesai memakai seatbeltnya.

Bukan apa, ia hanya memastikan saja dan itung-itung mencairkan suasana supaya tidak sunyi.

"Iya."

Singkat, padat dan jelas.

Hal itu lagi-lagi ia dapatkan dari Jennie.

Ah sebenarnya dia kenapa?

Masih tak menyerah, pria bermarga Park ini mencari topik pembicaraan.

"Oh iya, kemarin aku menontonmu. Kau sangat keren!"

Menanggapi perkataan Jaehoon, Jennie hanya menyunggingkan senyum simpul dan mengatakan, "Terimakasih".

Sudah? Hanya itu?

Jaehoon menelan ludahnya. Agaknya ia harus mengeluarkan effort lebih demi mencairkan hati Jennie.

"Nanti perlu aku tunggu atau—"

"Tidak perlu."

"Lalu kau pulangnya bagaimana?"

"Ada manajerku. Dan ada taksi online juga yang beroperasi 24 jam. Jadi, jangan khawatir."

Jaehoon mengerjapkan matanya, ia terperangah karena pertama kali mendengar Jennie berbicara dengannya cukup panjang.

Wow!

"E-um okay," balas Jaehoon.

Dan suasana di sana kembali hening. Jennie tak ada niatan untuk membuka mulut demi memulai topik pembicaraan sebab dia terlalu sibuk dengan ponselnya dimana ia harus membalas pesan-pesan dari sang manajer.

"Jennie," panggil Jaehoon.

"Ya?" sahut sang empunya nama tanpa menoleh sedikitpun kearah Jaehoon sebab netranya masih terfokus pada gadget di tangan.

"Aku mau tanya boleh?"

"Tanya apa?"

Kali ini Jennie menatap arah lawan bicaranya karena urusan membalas pesan telah selesai.

"Apa jadwalmu sibuk?"

Pertanyaan tersebut menuai kerutan di dahi sang wanita.

Hey, apa urusannya dia ingin tahu tentang jadwalku?

"Kenapa?"

Alih-alih menjawab, Jennie justru mengajukkan pertanyaan.

Dengan kaku pria bermarga Park itu menggelengkan kepala. Dalam hati ia merutuki mulutnya karena telah mengajukan pertanyaan seperti itu.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu apakah kehidupan idol sesibuk itu?" celetuk Jaehoon berbohong.

Sebenarnya, ia tak berniat ingin mencari tahu hal itu. Ia hanya ingin tahu apakah Jennie sibuk atau tidak. Jika tidak, ia akan memanfaatkan waktu untuk mengajaknya kencan. Namun, tanggapan Jennie yang terkesan cuek membuatnya menahan pertanyaannya.

Lebih baik aku tanyakan saja pada Nyonya Kim.

"Menurutmu bagaimana?"

"A-apa?" Jaehoon menaikkan kedua alisnya. Ia tersentak karena lagi-lagi Jennie justru berbalik mengajukan pertanyaan.

"Menurutku... jadi idol itu sibuk," jawab Jaehoon ragu-ragu. Pria itu juga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nah itu tahu," timpal Jennie yang sukses membuat sang pria meneguk ludahnya susah.

Serius? Sebenarnya hatinya terbuat dari apa sih? Kenapa cuek sekali?

Sebenarnya Jennie tak mau bersikap seperti ini, hanya saja kecurigaannya masih melekat dibenaknya sehingga ia terpaksa bersikap cuek ah tidak, bahkan terkesan menyebalkan.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang