"T-tidak apa-apa, sayang. Eomma rasa kalau jam segini acara televisinya sedang membosankan. Jadi, bagaimana kalau kita jalan-jalan saja?"
Ajakan tersebut seketika membuat Jennie teralihkan. Kebetulan sekali ia sedang merasa bosan.
"Tapi sebelum itu kau pakai masker ya?" ucap Nyonya Kim dengan harapan tidak ada orang yang mengenali putrinya. Sebab, putrinya dulu adalah salah satu anggota dari grup musik bernama Blackpink. Grup yang berada di bawah naungan YG entertainment itu merupakan grup K-Pop yang telah mendunia.
Prestasi atas bakatnya di dunia musik membuat Jennie dikenal oleh berbagai kalangan. Banyak dari mereka yang mencintainya.
Jika boleh jujur, Nyonya Kim merasa sangat bangga pada putri semata wayangnya ini. Namun demi melindunginya dari berbagai reaksi netizen ia memilih menyembunyikan Jennie.
Ia tak mau jika kejadian tiga bulan yang lalu terulang kembali.
Cukup sudah, ia tak tahan melihat putrinya dihujat habis-habisan oleh banyak orang. Hanya karena dia mengencani Taehyung.
Well, kali ini Jennie sudah berada di atas kursi roda dengan masker yang sudah terpasang apik diwajahnya. Sebenarnya kakinya tak kenapa-napa hanya saja tubuhnya masih lemas jika harus berjalan jauh.
Jennie kembali penasaran mengapa ibunya ini bersikap begitu protektif padanya. Padahal jika diingat-ingat ia tak merasakan gejala flu sehingga tidak mungkin ia akan menularkan flu pada orang-orang disekitarnya.
"Jennie-ya," sang ibu memanggil.
"Jika ada yang menatapmu terus-menerus atau ada yang merekammu diam-diam, cepatlah menjauh dari situ."
Jennie menolehkan kepalanya, menatap penuh ingin tahu pada sang ibu.
"Kenapa?"
"Ada banyak kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini, jadi eomma hanya berpesan agar kau selalu waspada. Bisa jadi jika orang tersebut adalah orang jahat."
Mendengar penuturan tersebut, Jennie Kim menganggukkan kepalanya paham.
Setelah memastikan putrinya mengerti, Nyonya Kim mendorong kursi roda tersebut. Ia membawanya ke taman dimana ada banyak tanaman, mulai dari bunga, pohon yang rindang dan juga kolam ikan.
Taman ini cocok untuk merefresh pikiran yang jenuh. Sehingga tak heran jika taman rumah sakit ini cukup ramai dikunjungi para pasien untuk mencari udara segar.
Nyonya Kim harap dari sekian banyak orang di sini, tak ada yang menyadari akan keberadaan Jennie sang rapper dari Blackpink.
...
Waktu terasa begitu cepat, perban yang semula melingkar di kepala Jennie kini sedang dilepas.
"Kalau tiba-tiba kepalanya berdenyut, obat ini dapat diminum."
"Dan untuk jadwal kontrol rutin akan dimulai Minggu depan," kata sang dokter.
"Baiklah, sudah selesai. Saya harap kau segera sembuh, Jennie."
Jennie tersenyum tipis, ia kemudian membungkukkan badannya guna memberi hormat.
"Terimakasih, Dok."
Usai membalas senyuman tersebut, wanita dengan jas putih itu keluar. Diikuti oleh sang perawat di belakangnya.
"Kau senang akan pulang?" celetuk Nyonya Kim yang menyadari jika putri semata wayangnya ini tampak berbeda dengan kemarin.
Jennie menganggukkan kepalanya antusias.
"Kenapa begitu?"
"Eumm... Karena disini bau obat. Makanan disini juga tidak enak. Aku yakin kalau di rumah, eomma akan memasak makanan yang enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene
FanfictionSebuah kisah di balik layar yang jarang orang ketahui. Ketika dunia mengatakan untuk melepaskan semuanya, tapi Jennie Kim berusaha untuk bertahan. Cibiran, kritikan, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tak bisakah sehari saja orang-orang di luar...