49. End of Beginning

688 74 35
                                    

Lagi-lagi Jennie menggelengkan kepalanya.

"Jangan!" larangnya yang khawatir jika Taehyung akan macam-macam pada Jaehoon.

Ya walaupun sebenarnya ia juga sempat kesal pada Jaehoon namun ia memilih untuk melupakan hal itu.

"Jangan Taehyung. Biarkan saja. Itu kan sudah berlalu."

"Tapi, dia perlu diberi pelajaran Jen."

Bibir Jennie melengkung ke bawah, wanita itu kemudian menggenggam tangan Taehyung. Sorot matanya berubah melas, "Tidak usah. Aku khawatir dia akan semakin mempermasalahkan hal itu. Aku takut kalau nantinya dia akan menyeretmu ke dalam rumor yang tidak-tidak. Karena seperti yang kita tahu dia itu orang yang keras makanya lebih baik membiarkan yang sudah berlalu. Selagi dia tidak menggangguku maka biarkan saja."

Taehyung bergeming, mencerna apa yang Jennie ucapkan tadi. Itu semua ada benarnya.

"Hmm baiklah. Tapi kalau dia macam-macam langsung bilang ke aku," ucap Taehyung dengan ekspresi pura-pura marah. Hal itu membuat Jennie mengulas senyum lalu menyeletuk, "Siap komandan!" ucapnya yang menuai kekehan dari Taehyung.

Mereka kemudian melanjutkan acara makan bersama dimana kali ini Taehyung usil memainkan kakinya di bawah sana. Berulangkali pria itu menggerakkan ibu jarinya demi menggelitiki kaki Jennie, alhasil wanita itu dibuat melebarkan matanya.

"Hei, kakimu nakal ya!" seru Jennie membuat Taehyung tertawa.

Alih-alih berhenti, pria bermarga Kim itu justru semakin gencar. Sentuhan kaki mereka berlanjut, seolah-olah berbicara dalam bahasa cinta. Mereka saling menyapu, menggoda, dan bermain-main, menciptakan kehangatan yang tidak terlihat oleh orang lain.

"Taehyung ih, bisa diam tidak? Aku jadi tidak konsentrasi makan," kata Jennie sambil tertawa.

Taehyung  tak menggubris, ia terlalu senang melihat Jennie yang kembali tersenyum bahkan tertawa lepas hanya karena ulah kakinya yang jahil.

Permainan kaki mereka di bawah meja mungkin sederhana, tapi bagi mereka itu adalah simbol dari cinta yang manis dan penuh kegemasan. Setiap sentuhan, setiap tatapan, mengingatkan mereka betapa beruntungnya mereka memiliki satu sama lain.

Di tengah percakapan mereka yang ringan, Taehyung membalas genggaman tangan Jennie dengan erat.

"Aku senang kita bisa seperti ini," ucapnya lembut.

"Aku juga, coba saja kau di sini terus," jawab si cantik Jennie  dengan wajah yang berubah lesu.

Kan, apa aku bilang? Dia itu clingy. Tapi gengsinya selangit!

"Kapan sih selesainya?"

"Kenapa?"  sahut Taehyung berniat meledek.

Karena aku tidak suka berjauhan denganmu.

Ingin sekali Jennie mengatakan kalimat tersebut, namun ia memilih untuk merapatkan mulutnya.

"Tidak apa-apa," ucapnya lalu beranjak, hendak mencuci piring karena makanannya telah habis.

Namun belum sempat hal itu dilakukan, Taehyung lebih dahulu mencegahnya.

"Aku saja yang cuci piring. Kau diam di sini."

"T-tapi Tae—"

"Tidak ada kata tapi-tapian. Ini memang tugasku. Kau kan tadi sudah memasak, masa kau juga yang membereskannya? Biar aku saja, kasihan kalau kukumu rusak," ujar Taehyung.

Jennie kemudian mengulas senyum, pacarnya ini sangat pengertian.

Baiklah, kali ini ia memilih untuk menurut. Manik kembarnya kemudian mengikuti punggung Taehyung yang shirtless. Tampak jika bekas luka itu masih ada di sana.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang