23. Offer

551 83 18
                                    

"Bang Pdnim."

Suara Taehyung berubah penuh penekanan.

Jungkook yang mendengar hal tersebut lantas memegang pundak Taehyung untuk menahannya. Jangan sampai pria yang lebih tua itu meledakkan amarahnya di sini.

"Cukup sudah aku menuruti semua perintah perusahaan. Dulu, kalian mendesakku untuk memutuskannya, dan sekarang kau menyuruhku untuk menjauhinya?" Taehyung tertawa pongah.

"Yang benar saja? Aku dan dia sekarang ini hanya teman. Apa itu belum cukup puas? Apa aku juga harus membatasi berteman dengan siapa saja?!"

Rahang Taehyung seketika mengeras. Ia sungguh tak bisa menerima perintah Bang Pdnim yang sebelumnya. Itu terlalu sulit.

Bagaimana bisa dia harus menjauhi perempuan yang selama ini menjadi alasannya untuk bahagia?

"Hyung..." suara lirih Jungkook berusaha menegurnya.

Pada akhirnya Taehyung sedikit melembut usai menatap Jungkook sejenak.

Baiklah...

Ia pun tahu batasan antara dirinya dengan Bang Pdnim.

Alhasil, kini Taehyung menarik nafasnya dalam. Sebisa mungkin ia bersabar.

"Bang Pdnim..."

"Kumohon, jangan mencampuri urusan pribadiku. Biarkan aku menentukan pilihanku sendiri."

"Aku berbicara seperti ini, bukan karena tidak ingin  diatur. Aku hanya meminta hakku sebagai artis agar perusahaan melindungi artisnya dan tidak terlalu mencampuri kehidupan pribadi."

Kemudian diantara mereka seketika hanya terdengar suara deru AC. Mereka bertiga berkutat dengan pemikiran masing-masing. Hingga pada akhirnya, Bang Pdnim membuka suara.

"Taehyung-ah, aku akan mencoba membicarakannya dengan direktur yang lain. Supaya kasus ini segera ditindaklanjuti dan—"

Bang Pdnim menjeda kalimatnya. Pria yang lebih tua itu tampak menimang-nimang.

"Dan sebenarnya, aku pribadi memang tidak mau mencampuri urusan pribadi para artis. Seperti, kau mau berteman dengan siapa, kencan dengan siapa, itu semua adalah keputusan kalian. Hanya saja, dalam case ini, hubungan kalian berdampak besar pada penggemar sehingga mau tidak mau perusahaan harus turun tangan. Dari aku sendiri sekaligus mewakili para dewan direktur, ingin meminta maaf kalau keputusan sebelumnya sudah membuatmu tersiksa."

Pernyataan Bang Si Hyuk seketika membuat Taehyung tertegun. Ia cukup lama mengenalnya sehingga ia tahu betul bahwa apa yang dikatakannya tadi adalah tulus.

Bang Pdnim sudah menganggapnya beserta anggota BTS yang lain seperti keluarga sendiri. Jadi, tidak mungkin dia tega membiarkannya menderita.

"Taehyung-ah, kau berhak bahagia," ucapnya.

Pria bertubuh gemuk itu kemudian beralih menatap Jungkook. "Kau juga berhak bahagia. Kalian semua, dan member BTS yang lain berhak bahagia dan memilih pilihannya masing-masing. Hanya saja, kalian harus tetap berhati-hati terhadap pilihan tersebut," tutur Bang Pdnim yang dibalas anggukan oleh Jungkook.

"Baiklah, nanti aku akan mencoba mendiskusikannya dengan yang lain, supaya kalian semua mempunyai hak suara dan perusahaan tidak terlalu ikut campur dengan urusan pribadi."

Kalimat tersebut diakhiri dengan senyum simpul yang berhasil membuat Taehyung sedikit lega.

Setidaknya aspirasinya akan segera dibahas oleh para petinggi perusahaan dan ia mengharapkan adanya perubahan kebijakan yang lebih baik.

...

Tak terasa perjalanan yang hampir setengah hari itu berlalu. Jennie Kim beserta staf dan bodyguardnya kini memasuki lobby hotel dimana rekan-rekan yang lain telah sampai lebih dulu.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang