Pulang dari agensi tadi, Jennie segera menuju kantor polisi. Sungguh ia amat penasaran mengenai keberlanjutan dari sasaeng itu. Dan lagi, ia juga akan menuntut perempuan gila itu dengan tuduhan menyebarkan berita hoax.
Menurutnya, ia perlu mengambil langkah cepat sebelum pihak agensi membuat pernyataan yang tidak-tidak.
"Kalian di sini saja," celetuk Jennie begitu mobilnya berhasil parkir dengan baik.
"Nona, kali ini biarkan kami ikut. Kami khawatir kalau kau kenapa-napa," ujar Seungwan yang diangguki setuju oleh Samuel.
"Benar Nona, tugas kami kan menjagamu. Jangan biarkan kemana-mana kau sendirian, itu sama halnya membuat kami tidak bekerja."
Benar, yang dikatakan Samuel tadi.
Ah tapi rasa, Jennie terlalu sudah terbiasa mengandle semuanya sendirian sehingga ia tak ingin merepotkan orang lain termasuk pada kedua bodyguardnya.
Dengan permulaan menghela nafas, pada akhirnya Jennie mengiyakan perkataan mereka.
"Baiklah, ayo."
Dan pada akhirnya mereka berdua ikut turun dan berjalan di belakang Jennie.
"Eoh? Jennie-ssi?"
Baru saja menampakkan batang hidungnya, Jennie dibuat terkejut oleh kehadiran detektif Lee yang terlihat buru-buru.
"Detektif Lee?"
"Iya? Ada apa Jen?"
Jennie terdiam sejenak. Tampaknya kali ini ia harus to the point supaya tak menyita banyak waktu sang detektif.
"Ah aku hanya ingin melaporkan bahwa ada orang sengaja membuat berita palsu tentangku. Dan, orang itu sepertinya—"
"Yoora," potong sang detektif secara tiba-tiba.
Tentu saja hal ini membuat Jennie mengernyitkan dahi.
"Penguntit itu bernama Kim Yoora. Kami sudah menyelidikinya, dan saat ini kami sedang mengejarnya. Ah, Jennie-ssi maaf, sepertinya aku tidak punya banyak waktu. Aku harus menangkap si pembuat berita itu dan untuk saat ini kami sudah mengirimkan tim untuk mengejar Yoora ke Singapura."
"A-apa? Singapura?" tanya Jennie tak percaya.
"Iya. Tadi kami mendapat laporan bahwa tersangka terlihat di bandara. Kemungkinan dia sudah sampai melalui penerbangan tadi malam."
"Kalau kau masih butuh sesuatu, silahkan menemui asistenku. Dia ada di sana," kata Detektif Lee yang kemudian pamit pergi dari sana.
Jennie yang masih berusaha mencerna apa yang semuanya terjadi hanya bisa mengerjapkan mata.
Semua ini berlalu begitu cepat hingga ia hanya berharap semoga penguntit gila itu segera ditangkap.
...
Hari yang begitu berat ini terasa melelahkan. Bahkan perempuan bermarga Kim itu tanpa sadar telah tertidur di sofa depan televisi.
Ah entahlah bagaimana bisa dia dengan mudahnya terlelap. Atau memang pada dasarnya tidur adalah obat yang paling manjur untuk melupakan sejenak permasalahan yang ada.
Matanya seketika melirik jam dinding dimana sudah menunjukkan pukul lima sore.
Oh Jennie tidak menyangka ternyata cukup lama juga ia tertidur. Dengan menghela nafasnya berat, wanita itu kemudian bangkit. Ia memilih untuk mengganti saluran televisi yang sudah menyala sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene
Fiksi PenggemarSebuah kisah di balik layar yang jarang orang ketahui. Ketika dunia mengatakan untuk melepaskan semuanya, tapi Jennie Kim berusaha untuk bertahan. Cibiran, kritikan, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tak bisakah sehari saja orang-orang di luar...