Tak ada yang lebih senang ketika kembali dibawakan bekal oleh orang yang tersayang.
Kira-kira itulah yang Taehyung rasakan kali ini. Entah sudah berapa kali ia senyum-senyum sendiri ketika berjalan menuju ke kantin.
"Taehyung, kau tidak mengantri?"
Pekikan dari Hyunbin membuatnya menoleh, ia kemudian menggeleng lalu menunjukkan paper bag yang ia bawa.
Hal itu berhasil membuat salah satu teman baru Taehyung mengangguk paham.
Ah ternyata dia sudah bawa bekal.
Setelah menempati meja yang dirasa cocok, pria bermarga Kim itu segera mengeluarkan bekalnya.
Dari aromanya saja sudah sangat menggugah selera, apalagi ketika ia merasakannya.
"E-eh apa ini?"
Taehyung mengerutkan dahinya begitu mendapati adanya sticky notes di sana.
Taehyung, maaf ya aku tidak bisa datang memberikannya langsung. Karena aku khawatir ada yang melihatnya. Tidak apa-apa kan?
Aku tahu kau akan kembali, tapi kalau boleh jujur...
Aku tidak rela.
Kau pergi terlalu cepat. Kita belum menghabiskan banyak waktu bersama.
Tapi tidak apa-apa, aku mengerti. Ada kewajiban yang harus kau jalani.
Taehyung-ah, aku akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang melukaiku. Jangan khawatir. Pedulikanlah dirimu di sana, jangan sakit!
Kembalilah dengan sehat.
Tepat setelah membaca kalimat terakhir, sudut bibir Taehyung terangkat. Mengulas senyum dengan sendu.
Meskipun Jennie kehilangan ingatannya, namun sifatnya tidak berubah. Perempuan itu sama-sama masih perhatian seperti dulu.
...
Di apartemen, Jennie tengah disibukkan dengan laptopnya. Perempuan itu sedari tadi fokus dengan dengan deretan huruf yang tertera di layar.
Sesekali ia mengerutkan dahinya ketika ada yang kurang ia pahami. Meskipun begitu ia memutar otak supaya mengetahui dimana letak kesalahan yang harus ia perbaiki dalam konsep bisnis yang akan rintis nantinya.
Namun tiba-tiba saja ia dibuat menoleh ketika ada seseorang yang berusaha membuka pintunya.
Tak lama setelah itu pintu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya dengan setelan formalnya.
"Eomma?" panggil Jennie. Ia kemudian menyingkirkan laptopnya dari pangkuan pahanya.
"Jennie-ya."
"Eomma sudah ke kantor polisi. Dan kau tahu?"
Nyonya Kim sengaja menjeda kalimatnya, wanita itu kemudian ikut duduk di samping putri tunggalnya.
"Orang yang mengganggumu adalah orang yang sama menguntit Taehyung."
Mendengar pernyataan tersebut Jennie tak terkejut. Namun setelah sang ibu kembali melanjutkan kalimatnya, bola matanya terbelalak.
"Hasil dari penyelidikan polisi menyebutkan bahwa dia sengaja menggunakan identitas orang lain untuk menyamar. Hal ini diketahui karena para polisi menyelidikinya ke tempat sewa mobil. Mereka masih berusaha mencari lebih lanjut mengenai perempuan gila itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene
FanfictionSebuah kisah di balik layar yang jarang orang ketahui. Ketika dunia mengatakan untuk melepaskan semuanya, tapi Jennie Kim berusaha untuk bertahan. Cibiran, kritikan, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tak bisakah sehari saja orang-orang di luar...