31. Misunderstanding

378 63 23
                                    

Mengetahui persediaan di kulkas sedang habis, Jennie Kim memutuskan untuk berbelanja ke salah satu pasaraya. Dengan mengenakan pakaian serba tertutup ia berani keluar rumah. Ia harap tak ada yang mengenali penampilannya.

Sesampainya di sana, ia segera menuju ke supermarket untuk mencari kebutuhan yang diperlukan.

Sesekali mengecek ponselnya untuk melihat list yang perlu ia beli.
Satu persatu, ia mengambilnya. Tak terasa troli belanjanya sudah terisi setengah.

Hmm... Apa lagi ya?

Monolognya begitu berdiri menatap rak berisi aneka macam snack. Pada bagian inilah ia harus teliti terkait kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya dan berapa besar kalori pada snack tersebut.

Perempuan itu mulai menganalisis satu  persatu. Bukan lebay atau berlebihan, ini adalah salah satu cara untuk mempedulikan kesehatannya dan menjaga  berat badannya tetap ideal.

"Aishh kenapa tinggi sekali!" gumamnya ketika ingin mengambil salah satu snack yang menarik perhatiannya.

Masih berusaha menggapainya dengan berjinjit, perempuan itu masih kesusahan untuk menyentuhnya. Ah salahkan saja ia lupa mengenakan high heels sebab sekarang ia hanya mengenakan sneakers.

"Ck! Kalau tahu seperti ini aku pakai high—"

Jennie yang semula menggerutu seketika membeku begitu ada lengan yang mengambil snack yang ia inginkan.

Sorot matanya bergerak mengikuti snack incarannya.

"Ini."

Suara yang pernah ia dengar itu tiba-tiba menyapa gendang telinganya. Ia kemudian memutuskan untuk mendongakkan kepalanya. Dan saat itulah pandangan mereka tak sengaja bertemu.

Jaehoon?

Kenapa dia ada di sini?

"E-um Jennie? Aku tidak menyangka ternyata itu kau yang ingin mengambil ini," ujar sang pria sembari menyodorkan snack tersebut.

"Terimakasih," ucap Jennie dengan singkat, padat dan jelas.

Ia kemudian meletakkannya ke dalam troli tanpa berpikir mengenai berapa jumlah kalori yang terkandung karena yang ada dibenaknya sekarang adalah ia harus segera pergi. Ia terlalu malas untuk bertemu dengan Jaehoon.

"Kau sedang apa di sini?"

Pertanyaan macam apa itu?

"Kau bisa lihat sendiri kan aku di sini sedang apa?" sahut Jennie dengan datar namun terkesan ketus.

Hal itu sukses membuat Jaehoon tertawa garing. Pria itu kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aku juga sedang berbelanja."

Siapa yang tanya? Semua orang pun tahu kalau ke sini tujuannya untuk belanja, batin Jennie.

"Kau ke sini sendirian Jen?"

Terlalu malas untuk meladeni ocehannya, Jennie hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Ia kemudian berpura-pura memilih barang yang lain supaya perlahan bisa menjauh darinya.

"Naik apa?"

Astaga ini orang banyak tanya!

Dengan terpaksa, Jennie menolehkan kepalanya. Pasalnya setiap kali ia menggeser ke posisi lain, Jaehoon mengikutinya.

Sungguh menyebalkan.

Dia adalah manusia aneh!

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Mau aku naik mobil, kereta atau helikopter sekalipun itu bukan urusanmu."

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang