27. Dinner

470 63 14
                                    

"Taehyung, aku ke sana ya?" ucap Jennie begitu mendapat pesan dari sang ibu untuk segera datang.

Namun sebelum benar-benar pergi meninggalkan sosok Taehyung, Jennie Kim bergeming. Sorot matanya berubah sendu menyadari kenyataan bahwa Taehyung akan pergi besok.

Perempuan itu tak kunjung membuka suara meskpiun dalam pikirannya sekarang terputar berbagai argumen.

Benar besok dia akan pergi?

Kalau di sana dia terluka bagaimana?

Kalau dia ditempatkan di medan yang berbahaya bagaimana?

"Hmm?"

Taehyung yang menyadari bahwa Jennie sedang memikirkan sesuatu pun akhirnya bersuara.

"Ada apa?" tanyanya lagi. Dan kali ini tubuhnya sedikit condong hingga membuat mereka berada dalam jarak dekat.

"E-um t-tidak apa-apa. B-baiklah, aku pergi dulu ya? Kau hati-hati di sana. Jangan sampai terluka. Jangan sampai telat makan juga. Jaga kesehatan.  Aku tidak mau lihat kau sakit. Berangkat sehat, pulang pun harus sehat," tutur Jennie panjang lebar.

Taehyung yang mendengar hal tersebut seketika terkekeh. Jennie benar-benar seperti seorang ibu yang menasihati putra kecilnya ketika pergi camping sekolah.

"Siap!" Taehyung berucap tegas. Tak lupa tangannya berposisi hormat.

Hal itu sukses menuai senyum simpul dari Jennie.

"Kau juga jaga kesehatanmu baik-baik, jangan dengarkan apa kata orang yang membuatmu sakit. Aku hanya ingin kau tetap sehat dan bahagia."

"Baik, siap komandan!" balas Jennie sembari menirukan seorang tentara.

Mereka berdua seketika tertawa. Namun, beberapa saat kemudian Taehyung memelankan tawanya hingga menyisakan Jennie yang dibuat mengerutkan dahi.

"Kenapa?" tanyanya.

Taehyung kemudian menarik nafasnya dalam. Entah mengapa ia teringat kejadian beberapa bulan lalu dimana setelah ia berpamitan dengan Jennie, terjadi hal yang tak terduga. Jennie kecelakaan. Dan itu membuatnya sangat khawatir.

"Tidak apa-apa. Aku hanya berpikir kau harus menjaga diri. Jennie-ah, aku tidak mau kejadian mengerikan terjadi lagi seperti dulu. Aku harap, selama aku pergi kau baik-baik saja dan bahagia di sini."

Mendengar penuturan tersebut, Jennie tersenyum simpul. Tampak sekali bahwa pria di depannya ini terlihat khawatir dan tulus.

"Tentu."

"Sebenarnya, eomma berencana untuk memperkejakan bodyguard khusus untukku. Awalnya aku menolak, tapi setelah tahu kau mengkhawatirkanku, aku pikir itu ide yang bagus."

"Iya. Aku setuju dengan keputusan Nyonya Kim. Akan sangat beresiko kalau sasaeng itu tiba-tiba menganggumu saat sendirian."

"Okay," sahut Jennie dengan anggukan singkat. Ia kemudian mengambil tasnya dan segera turun.

Namun baru saja ingin membuka seatbeltnya, lengan Taehyung terlebih dahulu mencekal ya.

Pria bermarga Kim itu menatapnya dalam.

Sebenarnya ada hal yang ingin Taehyung katakan. Ingin sekali ia memeluk tubuh mungil Jennie untuk terakhir kalinya sebelum berangkat, namun ia tidak yakin apakah perempuan itu mau?

Dalam benaknya terjadi peperangan hebat antara harus mengatakannya maupun tidak.

"Iya? Kenapa?"

Taehyung tak langsung menjawab. Netranya fokus menatap iris mata Jennie yang terlihat hangat. Jauh berbeda dengan yang ia lihat saat tampil di televisi kemarin.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang