46. Never Give Up

442 63 15
                                    

Tak terasa waktu berjalan terasa cepat. Ah entahlah ini hanya perasaan Jennie saja atau memang ia sedang sibuk dengan jadwalnya yang membintangi beberapa brand.

Kini wanita itu membungkukkan badannya sopan sebelum meninggalkan studio. "Terimakasih banyak semuanya," ungkapnya dengan senyum sumringah.

Tak lama setelah itu, Seungwan datang dengan sebuah jaket yang siap untuk membungkus tubuh Jennie supaya tidak kedinginan. Hari yang mulai petang ini membuat udara semakin menusuk di kulit.

"Terimakasih," ucap Jennie.

Ya, wanita itu memilih untuk tetap memperkejakan Seungwan dan Samuel sebagai bodyguardnya. Meskipun sebelumnya ia sangat kesal pada mereka.

Tanpa mereka berdua, Jennie tidaklah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka berdualah yang menceritakan asal mula perjodohan yang direncanakan oleh Nyonya Kim dengan Jaehoon. Mereka berdua juga menceritakan mengenai bagaimana hubungan antara dua perusahaan yang sudah lama bekerjasama itu.

Maka dari itulah,  Jennie berhasil datang tepat waktu dan mengungkapkan segala unek-uneknya di hadapan Jaehoon dan ibunya. Sejujurnya ia tak berharap lebih, namun siapa sangka atas nasihatnya, Jaehoon berhasil berubah pikiran. Kerjasama yang selama ini terjalin tidak jadi dibatalkan.

"Kita langsung pulang atau mau kemana dulu, Nona?" tanya Seungwan takutnya Jennie akan memintanya mampir ke suatu tempat.

"Ah iya, aku ada acara makan malam. Nanti mampir ya," ujar Jennie.

Benar, setelah kembali aktif pada ponsel lamanya Jennie segera menghubungi teman-temannya. Mereka semua terkejut sekaligus tak percaya ketika Jennie menghubunginya lagi setelah sekian lama.

Usai membereskan barang-barangnya, Jennie segera menuju ke mobil dimana sudah ada Samuel yang siap melaju.

Perjalanan ke sana tak membutuhkan waktu lama.

"Kalian pulang saja, nanti aku pulang dengan teman-temanku," kata Jennie sebelum turun dari mobil.

"Nona serius?" tanya Samuel.

"Iya."

"Baiklah. Kalau ada apa-apa Nona kabari saja," ucap Samuel yang menuai anggukan dari Jennie.

Tak lama setelah menutup pintu mobil, Jennie segera masuk ke dalam. Tentunya dengan topi dan kacamata yang menutupinya.

Jantungnya berdebar tak sabar ingin bertemu dengan mereka. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, meskipun ada rasa lelah usai seharian kerja sebagai ambasador ia tetap meluangkan waktunya demi bertemu dengan teman-temannya.

Kini, dengan langkah yang cepat , Jennie tiba di restoran tempat mereka sering berkumpul dulu.  Dahinya mengerut, ketika membuka pintu ruang VIP yang  gelap.

Ini aku tidak salah tempat kan? batinnya.

Jennie yang ingin menanyakan  hal itu pada pelayan seketika menegang ketika tiba-tiba dirinya dirangkul dari belakang dan dibawa masuk.

"KEJUTAN!"

Tak bisa dipungkiri Jennie sukses dibuat melongo melihat ruangan ini yang berubah terang. Dan ia bisa melihat ada banyak dekorasi di sini.

"Welcome back Jennie!"  seru Hoyeon, sahabat dekatnya, sambil meniup peluit.

Semua mata langsung tertuju pada Jennie yang masih terbelalak, menyiratkan kebahagiaan. Ia kemudian dibuat tutup mulut karena Sooyeon membawakannya sebuah kue.

Dengan senyum lebar, Sooyeon berjalan mendekat.

"Kami sangat merindukanmu," ucapnya.

"Aku juga sangat merindukan kalian," jawab Jennie.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang