45. Revealed

365 60 25
                                    

"Bentar, aku coba lagi."

"Yaah! Kok lepas lagi?" keluh Jennie begitu Taehyung gagal menjepit sebuah boneka dari mesin capitan.

"Ah tadi ada angin itu, makanya goyang."

Jennie mendecak. "Mana ada angin di dalam."

"Coba sini gantian!" Jennie mengambil alih mesin capit di depannya.

Perempuan itu fokus menggerakkan capitan untuk mengincar sebuah boneka unicorn. Namun kali ini usahanya sama seperti Taehyung.

Gagal.

"Aishh!"

Tak menyerah, Jennie pun kembali melakukan hal tersebut. Namun lagi-lagi usahanya tak membuahkan hasil.

Mungkin jika dihitung, ada sekitar puluhan ia mencobanya namun gagal.

"Yeay! Mom I got it!" Pekik anak kecil di sampingnya.

Jennie yang melihat anak kecil itu kemudian memajukkan bibirnya.

Oh tidak! Masa dia kalah dengan anak kecil?

Tidak bisa, Jennie tidak bisa membiarkan itu.

Jiwa kompetitifnya seketika berkobar. Wanita itu tak menyerah untuk mendapatkan sebuah boneka dari mesin capit.

Sementara itu, Taehyung yang menyadari pacarnya yang mulai terpacu, membuat ia geleng-geleng.

Jennie itu sebenarnya seperti anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa. Sehingga ketika melihat anak kecil yang sedang bermain mesin capit di sampingnya sukses mendapatkan boneka, ia menjadi iri dan tak mau kalah.

Taehyung yang melihat hal itu kemudian terkekeh. Ia kemudian mengambil alih mesin capit yang sebelumnya anak kecil itu pakai.

"Masa dari tadi tidak dapat-dapat juga. Tidak seperti anak kecil tadi."

Tatapan tajam Taehyung dapatkan dari sudut mata Jennie. Lihatlah, pipinya yang mengembung meskipun sebagian tertutup oleh masker.  Hal itu membuat Taehyung tergelitik.

Lucu sekali. Seperti mandu.

"Kau juga! Dari tadi main tidak dapat-dapat juga!"

"Ah itu baru pemanasan. Biar aku tunjukkan, kali ini aku bisa dapat boneka."

"Ck! Mimpi!"

"Eoh? Kau meremehkanku?" Taehyung tersenyum kecut.

Ya begitulah mereka ketika berkencan di awal-awal hubungan. Memang pada dasarnya berawal dari teman sehingga perdebatan selalu mewarnai hubungan mereka saat itu.

"Hahaha!" Jennie tertawa pongah.

"Bagaimana kalau kita buktikan siapa yang bisa dan tidak bisa? Siapa yang lebih dulu mendapatkan boneka maka dia harus menuruti permintaan yang menang."

"Okay siapa takut?!" Jennie tersenyum miring. Dengan segera ia menggerakkan tangannya untuk mengarahkan capitan. Sesekali ia melirik tajam kearah Taehyung, untuk memastikan lawannya belum melampauinya.

Begitupun dengan Taehyung, laki-laki itu dengan lincah menggerakkan alat capitnya.  Mungkin jika mereka sedang berada di film animasi, sorot matanya bagaikan  petir yang saling menyambar untuk memperebutkan kemenangan kompetisi ini.

"Yayyy! Akhirnya aku menang!"

Jennie yang hampir memasukkan boneka, secara tidak sengaja menjadi gagal ketika mendengar suara Taehyung yang terdengar girang.

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang