22. Obstacle

509 78 19
                                    

Tidak bisa dipungkiri lagi, Taehyung sekarang merasa gelisah. Bagaimana tidak, sebab seseorang yang tak ia kenal tiba-tiba menghubunginya seperti itu seolah mengetahui apa yang ia lakukan sekarang.

"Kau siapa?!" tanyanya ketus.

Decakan dan juga tawa pongah terdengar dari seberang sana.

Hal itu semakin membuat Taehyung geram.

"Aku masa depanmu," ungkapnya penuh percaya diri.

Seketika Taehyung merotasikan bola matanya dan mendecih.

"Taehyung, jawab aku. Kau mau kemana?"

"Apa urusanmu ingin tahu kemana tujuanku. Berhentilah mengusikku!"

"Aku tidak mengusikmu. Aku hanya ingin tahu apa kesibukanmu dan memastikan kondisimu baik-baik saja."

"Apa pedulimu? Kau itu hanya orang asing yang menganggu!"

"Orang asing ya?" ujar orang tersebut dengan tertawa.

"Diam! Berhentilah mengangguku!"

"Aku tidak mengganggumu, Taehyung. Aku hanya senang melihatmu dan ingin selalu bersamamu."

Saat itu juga Taehyung melihat pantulan dari spion.

Mungkinkah orang gila itu sedang membuntutinya?

Tapi yang mana? batinnya begitu menyadari tidak hanya ada satu mobil yang ada di belakangnya.

"Perlu diketahui, aku sangat mencintaimu, Taehyung."

Seketika Taehyung ingin muntah. Ia dibuat merinding sendiri setelah mendengar pernyataan tersebut.

"Itu bukan cinta. Kau hanya terobsesi denganku. Pergilah, jangan menggangguku lagi."

"Tidak. Aku akan tetap berusaha supaya kau menjadi milikku."

Taehyung menghela nafasnya berat. 

Lawan bicaranya kali ini benar-benar sungguh membuatnya kesal.

"Jangan harap!" tukas Taehyung.

"Kenapa? Apa karena kau masih mengharapkan Jennie si perempuan problematik itu?"

Siapa yang tidak geram ketika mendengar orang yang disayangi dijelekkan seperti itu?

Taehyung sudah sangat yakin, kalau sasaeng satu ini adalah orang yang sama seperti yang Jennie katakan.

"Kenapa tidak menjawab? Baiklah, diam berarti aku anggap i-"

"Bukan.  Aku sudah tidak mengharapkannya lagi."

"Lalu, kenapa kau tidak membiarkan aku memilikimu? Kenapa kau tidak mau membalas perasaanku?"

"Please..." Taehyung menggeram. Ia bahkan menggenggam setirnya kuat karena terbawa amarah.

"Arrrhhh... Pergilah, jangan pernah menggangguku lagi!"

"Tidak mau, sebelum kau  menerimaku."

Detik itu juga Taehyung mematikan panggilan tersebut secara sepihak.

Darahnya mendidih menghadapi penguntit gila itu.

Bisa-bisanya di dunia ini ada orang yang seperti itu?

Lagi, demi memastikan dirinya diikuti atau tidak, Kim Taehyung melirik spion mobilnya.

Cukup lama, hingga perkiraannya jatuh pada sebuah mobil berwarna silver di belakang sana.

Mobil tersebut terlihat berusaha mengikutinya dari tadi.


Sial!

...

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang