15. Pent Up Feelings

557 77 13
                                    

"Sudah pikun, problematik dan kau masih berani ingin tampil dihadapan publik? Ck! Dasar tidak tahu malu. Kau tahu? Betapa kerugian yang dialami perusahaan akibat ulahmu itu?"

Mendengar hinaan itu, Jennie merotasikan bola matanya. Ia kemudian menurunkan kacamata hitamnya.

"Oh ya? Berapa banyak kerugiannya?Aduuh kasian sekali, itu artinya perusahaan ini bergantung padaku. Buktinya, saat aku terkena skandal terjadi kerugian besar. Bagaimana kalau aku benar-benar pergi dari perusahaan ini? Apa tidak bangkrut nantinya?" timpal Jennie.

Gadis dengan kacamata hitam itu kemudian menyeringai.

"Dan asal kau tahu ya, aku kembali bukan karena untuk perusahaan ini. Tapi karena para penggemar yang merindukanku," imbuh Jennie dengan nada penuh penekanan.

Puas sudah ia melihat wajah perempuan di depannya yang melongo tak bisa berkata-kata.

Ah sepertinya Hwang Hyejin lupa dengan siapa ia berhadapan.

Ia harus tahu bahwa Jennie Kim merupakan putri tunggal dari keluarga kaya raya.

Tak heran semasa trainee dulu, ia menarik perhatian banyak orang karena seluruh pakaiannya berasal dari brand mewah.

Tiba-tiba saja keduanya dibuat menoleh saat pintu terbuka menampilkan sosok pria tua dengan setelan jasnya.

"Hyejin, kenapa kau masih di sini?"

Pria beruban itu tampak heran mendapati putrinya yang masih berada di ruangan.

"A-appa?" perempuan itu gelagapan.

"Ini aku mau pergi kok hehehe tadi hanya ingin menanyakan kabar Jennie," kata Hyejin yang semakin membuat Jennie melotot.

Cih, pendusta!

Tak mau ditanyai banyak hal, perempuan dengan rambut merah itu segera mengambil tasnya lalu melengos pergi.

Jennie yang melihat hal tersebut hanya bisa mendengus.

"Oh halo Jennie, bagaimana kabarmu?" sapa Tuan Hwang selaku CEO saat ini.

Pria itu kemudian mempersilahkan Jennie dan Manajer Jung duduk di sofa.

"Saya baik, sajangnim," jawab Jennie yang terdengar kaku.

Hal itu membuat sang CEO terkekeh. "Santai saja Jen. Tidak perlu seformal itu," ujarnya yang berhasil menarik cengiran kuda.

Padahal orang tuanya baik, kenapa anaknya seperti penyihir? batin Jennie begitu mengingat perlakuan Hwang Hyejin tadi.

"Ah jadi, kau ingin memperbarui kontrak ya?"

Tuan Hwang membuka suara. Ia sebenarnya sudah tahu tujuan Jennie ke sini karena Manajer Jung yang mengatakannya kemarin.

Dan tadi ia ada urusan sebentar sehingga dia tidak ada di ruangannya.

"Heumm, tapi sepertinya aku perlu menimang-nimang lagi."

Gumaman Jennie seketika membuat Tuan Hwang dan Manajer Jung mengerutkan dahi.

"Ada apa?"

Manajer Jung berbisik.

Pasalnya Jennie tampak aneh karena tiba-tiba saja berubah pikiran.

Namun Jennie enggan menjawab. Gadis itu menatap penasaran pada pria yang duduk di sebrangnya.

"Sajangnim, apa benar perusahaan ini mengalami kerugian saat aku terkena skandal kemarin?"

Pertanyaan tersebut mendadak membuat Tuan Hwang dan Manajer Jung pias.

Sebenarnya apa yang terjadi tadi?

Behind the SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang