Bani Hanif Ashraf
"Cel..."
"Celline!!!"Gue mengejar Celline yang tampak menghindari gue sejak kami bertemu di kelas tadi. Biasanya dia minta jemput gue, tapi pagi ini enggak dan saat gue jemput ke rumahnya pun, mamanya bilang kalau Celline udah berangkat.
Gue sampai di kelas nyaris aja telat, jadi gak ada waktu untuk menyapa Celline karena dosen keburu datang, lalu setelah kelas selesai, Celine malah pergi begitu aja meninggalkan gue dan bahkan mengabaikan gue yang manggil-manggil dan mengejar dia kayak tadi.
Sampai akhirnya...
Hap....
Gue berhasil meraih tangannya ketika dia sedang mengantri turun lift.
"Kamu kenapa deh?" Tanya gue heran, karena gak asap gak ada ujan gue dicuekin begini.
Celline gak menjawab, dia cuma berbisik, "Semua orang di sini udah tau soal pernikahan kamu Bani! Jangan bikin aku keliatan pelakor ya!"
"Ya makanya yuk kita ngobrol dulu!"
"Tiba-tiba nikah sama cewek lain, pasti ni bajingan selingkuh kan Cel?" Gue melirik sinis ke arah teman sekelas gue yang lumayan terkenal karena kepintarannya, namanya Dio. Meski sekelas, kita gak deket, beda tongkrongan. Dia juga nunjukin secara terang-terangan kalau dia suka sama Celline. Gue disaingin begitu, ya makin seneng pamer kemesraan lah sama Celline, makanya di kampus gue suka lengket-lengketin diri gue sama Celline, selain emang suka nempelin cewek, Dio jadi target buat gue bikin kesel.
"Wah, jangan sembarangan lo botak!" Sewot gue menunjuknya tidak suka.
"Anjing! Rambut gue udah numbuh ya!" Udah numbuh sih, tapi sama bulu ketek gue juga masih lebatan bulu ketek gua dah.
"Ssttt!!!!" Celline melerai.
Kemudian dia menarik gue seraya bilang, "Ayo!" yang langsung membuat gue tersenyum sumringah dan menjulurkan lidah pada Dio.Celline membawa gue ke kantin, dimana di sini juga masih banyak orang. Celline bilang sengaja di tempat rame, biar gak jadi fitnah.
"Cel, kamu marah ya?" Tanya gue.
"Kamu masih tanya?"
"Kan kita udah obrolin soal itu."
"Tapi kamu gak bilang kalau itu bakal secepat itu."
"Aku bilang kok."
"Kamu bilang hari H ya Bani!"
Keliatan banget wajah kesal Celline. Ya iya sih emang salah gue. Gue gak kasih tau tanggal pernikahan gue dengan mbak Bina ke Celline, dia bisa tau karena akhirnya gue mengakui ketika Cepline ngajak gue jalan di hari pernikahan gue dan mbak Bina lalu dengan bodohnya gue malah jawab....
Cel, nanti lagi jalannya ya, aku lagi nikah
Jujur aja, gue lupa buat kasih tau Celine, karena... gak tega juga.
"Sayang, kita ngobrol dulu yuk?"
"Jangan panggil aku begitu!" Celline panik dan melihat ke arah kanan-kiri, padahal gak ada juga yang liatin kami.
"Yang... kok gitu sih?!!!"
Celline melotot ketika gue merajuk padanya. Gue sengaja, biar dia mau gue ajak pergi berduaan aja.
"Orang-orang bisa denger Bani!"
"Makanya, kita bicara di mobil aku aja, yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bina & Bani (Selesai)
FanfictionBina Maira Ranjani (27 tahun) "Lebih baik saya dianggap lesbi sama semua orang untuk selamanya dari pada harus nikah sama bocah kayak kamu, minimal lulus sarjana dulu deh." Bani Hanif Ashraf (22 tahun) "Mbak, saya juga masih punya pacar, kalau bukan...