46

140 27 26
                                    

Bina Maira Ranjani

Gue masuk ke apartment Bani sepulangnya gue dari kantor. Masuk ke dalam gue gak mendapati Bani di sini, padahal ia bilang ia menunggu gue di rumah karena kepalanya kembali pusing lagi sepulangnya ia dari kampus, itu kenapa gue melarangnya untuk menjemput gue dan gue memilih untuk naik taksi aja karena masih parno juga untuk menyetir.

Gue berjalan semakin masuk sambil mengedarkan pandangan gue ke seluruh penjuru ruangan tapi gak gue dapati juga keberadaan Bani.

Sampai akhirnya ketika gue masuk ke dalam kamar, gue menangkap sosoknya sedang duduk di atas kasur, bersandar ke kepala ranjang dengan mata terpejam.

Suara pintu yang terbuka membuat Bani menoleh ke arah gue, wajahnya yang tadi terpejam lesu langsung tersenyum menyambut kehadiran gue.

"Mbak... udah pulang?" Serunya seperti anak kecil yang mendapati orangtuanya pulang.

Gue berjalan menghampiri Bani yang kini bergerak duduk di tepi kasur sambil merentangkan tangan sebelum menangkap tubuh gue untuk ia peluk. Ketika tangan Bani melingkar mesra di pinggang gue, secara otomatis tangan gue juga terkalung di lehernya dan mengusap kepala belakangnya, setelah itu ia langsung menenggelamkan diri di dada gue yang sejajar dengan wajahnya.

"Maaf ya gak bisa jemput," ucapnya  seraya mendengak setelah mendusal di dada gue tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Maaf ya gak bisa jemput," ucapnya seraya mendengak setelah mendusal di dada gue tadi

"Gapapa, kepala kamu masih sakit?" Tanya gue yang menundukan kepala juga agar bisa menatapnya sambil menyibak poni panjang Bani.

"Gapapa, kepala kamu masih sakit?" Tanya gue yang menundukan kepala juga agar bisa menatapnya sambil menyibak poni panjang Bani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Sedikit."

"Minum obatnya lagi gak?"

Bani menggeleng, "Gak ah, minum obat mulu gak bagus."

"Ya gapapa kalau emang masih sakit."

"Ini mah diusap-usap kamu juga sembuh lagi kok."

Gue terkekeh, "Bisa aja!"
"Ya udah, saya mandi dulu sebentar ya? Nanti kita makan malem bareng," gue hendak melepaskan pelukan kami tapi Bani menahannya dengan kuat.

Bina & Bani (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang