Bina Maira Ranjani
"Bani! Saya sangat menyesal karena cuma bisa diam waktu kamu dijodohkan dengan anak saya! Sekarang saya tau semua track record buruk keluarga kamu. Ayah kamu gak lebih dari pejabat yang suka pesen cewek buat kesenangannya, ibu kamu... membunuh mental anaknya sendiri sampai dia mati setelah secara tragis diperkosa sama guru di sekolahnya! Dan kamu... kamu cuma bocah nanggung yang doyan ngeklub!"
"MAMA!!!"
"COBA LIHAT BINA?!! LIHAT APA YANG HARUS DIBANGGAIN DARI SUAMI KAMU INI?!
Gue gak fokus lagi sama ucapan Mama, mata gue sekarang hanya tertuju pada Bani yang menunduk, dengan tangan yang terkepal di sisi tubuhnya.
"Kaget gak? Kamu gak tau apa-apa soal bocah itu Bina!" tambah Mama lagi.
"Salah Ma! Mama yang gak tau apa-apa soal Bani!" Gue membalasnya dengan nada tinggi juga meski tidak sampai membentak.
"UDAH!!!" Papa nyari berteriak.
"Bani-Bina mending kalian sekarang pulang!""Apaan sih mas? Rumah Bina di sini!"
Gue gak mau menghiraukannya lagi karena menurut gue mama udah keterlaluan, jadi gue segera meraih tangan Bani untuk membawanya pergi dari sana.
"Kunci mobil kamu di mama, Bina!" Langkah gue terhenti ketika mendengar lagi suara Mama.
Gue menoleh, "Aku bisa pulang pake mobil Bani!"
Setelah itu gue benar-benar menutup telinga, entah apa yang diteriakan mama, gue menarik Bani agak paksa untuk keluar dari rumah itu dan segera pergi dengan mobilnya.
"Mbak!!!!" Sampai di luar Bani menghempaskan tangan gue.
"Kenapa?"
"Kamu gak boleh gitu sama mama! Jelasin pelan-pelan!"
"Mama kalau lagi kayak gini gak bisa diajak bicara pelan-pelan, mending tinggalin dulu! Ayo!!!"
Saat gue mau meraih tangannya lagi, Bani menjauhkannya dan bahkan memundurkan langkah, "Minta maaf dulu!"
"Nanti, tunggu emosi mama reda! Sekarang kita pulang!"
"Tapi mbak---,"
"Ck! Lama!!!!" Gue yang juga masih emosi dibuat gemas oleh Bani, hingga pada akhirnya gue merogoh saku celana Bani tanpa izin untuk mengambil kunci mobil sebelum menarik ujung bajunya udah gue bawa ke mobil.
"Eh ya ampun! Kena itu saya tau ish!!!!"
"Pelan-pelan mbakk baju saya robek!!!"
"Buset bini gue brutal juga kalo lagi marah!"
Gue gak menghiraukan protes Bani yang gue tarik masuk ke dalam mobil kursi penumpang sebelum gue yang duduk di kursi kemudia untuk gue bawa mobil Bani pergi dari rumah gue."Tangan mbak gak sopan!" keluhnya setelah di dalam mobil. Ya memang waktu gue merogoh sakunya gak sengaja kesenggol.
"Abis kamu lama!"
"Saya gak mau kamu jadi berantem sama mama cuma gara-gara saya!"
"Aman, papa bisa bantu jelasin, kayaknya papa udah ngerti semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bina & Bani (Selesai)
FanfictionBina Maira Ranjani (27 tahun) "Lebih baik saya dianggap lesbi sama semua orang untuk selamanya dari pada harus nikah sama bocah kayak kamu, minimal lulus sarjana dulu deh." Bani Hanif Ashraf (22 tahun) "Mbak, saya juga masih punya pacar, kalau bukan...