44

103 22 19
                                    

Bina Maira Ranjani

Bina Maira Ranjani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu Bani bilang dia mau berubah menjadi lebih baik, gue bisa melihat keseriusannya dari bagaimana ia mengucapkan itu dan melalui matanya, ternyata bukan cuma itu aja, tapi Bani juga benar-benar membuktikannya dengan aksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Waktu Bani bilang dia mau berubah menjadi lebih baik, gue bisa melihat keseriusannya dari bagaimana ia mengucapkan itu dan melalui matanya, ternyata bukan cuma itu aja, tapi Bani juga benar-benar membuktikannya dengan aksi. Seperti malam ini, Bani tampak sibuk dengan banyak kertas dan laptopnya, saat gue hampiri seraya memberikan jus strawberry untuknya, gue bertanya, "Lagi apa? Skripsian?"

Bani menggeleng, "Skripsian jadwalnya tadi pagi waktu kamu ke kantor mbak, sekarang saya lagi ngurusin laporan kafe."

"Oh, gitu. Gimana sejauh ini kafe kamu?"

Bani tersenyum ke gue sampai matanya telihat sipit, "Semakin baik. Pengunjungnya makin rame, saya juga ada rencana mau endorse influencer dan mau keluarin beberapa menu baru yang lagi trend," gue jadi ikut tersenyum saat Bani menjawab dengan semangat.

"Keren banget! Kamu bisa kerjain itu sambil skripsian!"

"Hehe...." entah sejak kapan hehe-nya Bani terdengar akrab dan bahkan candu di telinga gue.
"Demi bisa jadi suami yang lebih baik. Oh iya, mbak free kapan? Kita jalan-jalan yuk!"

"Mau! Tapi kayaknya baru bisa weekend aja deh, di kantor juga lagi lumayan hectic, saya mau beresin beberapa project lagi sebelum saya resign."

Bani yang tadi sedang merapikan kertas-kertasnya sambil mendengarkan kini langsung menaruh atensi penuh pada gue, "Kamu beneran bakal resign?"

"Iya, biar Jeff aja yang terusin perusahaan."

"Loh? Emangnya segampang itu apa? Kan harus dilihat kualifikasinya dulu mbak! Emangnya kamu mau perusahaan yang udah mati-matian dibangun sama kakek, jadi mundur karena yang pegang gak berpengalaman?"

Gue tersenyum tipis, sedikit membenarkan, tapi gak sepenuhnya, "Jeff pasti bisa kok," iya gue percaya sama kemampuan Jeff, dia kuliah di bidang yang sesuai, yakni bisnis, dia juga banyak belajar dari mamanya juga tentu aja.

"Mbak masih gak mau laporin Jeff ya?"

"Bani... kamu kan tau alasannya?"

Bani tampak menghembuskan napasnya kasar, "Terus habis resign mbak mau ngapain?"

Bina & Bani (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang