• •✠•❀ Hiraeth ❀•✠ • •
Delapan tahun kemudian"Yang, bangun." Kiara berucap sembari menggoyangkan lengan Bara.
"Eungh," lenguh Bara tersadar dengan mata yang masih tertutup. Bukannya segera membuka mata, ia malah menarik tangan Kiara yang membangunkannya tadi.
"Heh bangun, Bar. Bu Ami udah dateng."
"Itu yang tidur dibangunkan!" seru guru bahasa Mandarin membuat semua siswa siswi yang tidur reflek terbangun seketika termasuk Bara.
"Ngeyel sih," gumam Kiara.
Mata pelajaran di siang hari setelah istirahat kedua membuat siswa siswi rawan mengantuk. Apalagi Bu Ami-guru bahasa Mandarin tersebut teramat santai dan pelan saat menjelaskan materinya. Lengkap sudah muridnya harus menahan kantuk sampai jam pelajaran selesai.
"Cuci muka dulu yang tidur tadi. Sudah saya ingatkan, saya tidak mau siapa pun meletakkan kepalanya di meja saat jam pelajaran saya. Yang mau makan silakan asal tidak berisik dan tidur." ucap Bu Ami.
"Baik, Bu." Para murid menyahut disambung beberapa siswa keluar kelas untuk cuci muka untuk menghapus kantuk mereka terkecuali Bara.
"Lo nggak cuci muka, yang?" tanya Kiara.
"Mager banget ah," jawabnya. Kiara mengangguk dan kembali menghadap depan. Ya, Bara dan Kiara duduk berdekatan.
"Pulang nanti bareng Anya aja, ya. Gue ada pemotretan sampe sore, yang." Bara berucap.
Kiara mengangguk mengerti pacarnya yang sibuk ikut ekskul multimedia itu.
Pelajaran bahasa Mandarin yang diampu Bu Ami pun dimulai dan berakhir saat bel pulang sekolah berdering.
• •✠•❀ Hiraeth ❀•✠ • •
Kiara bergegas keluar kelas karena Anya sudah menunggu didepan pintu sejak tadi.
"Pacarmu ini izin pulang duluan, Yang Mulia." Kiara menggoda.
"Gak usah lirik-lirik."
"Aman!" sahut gadis itu sembari berlari keluar kelas.
Sisa tujuh orang di kelas Bara termasuk dirinya. Mereka langganan pulang telat karena jadwal organisasi masing-masing.
Seperti biasa, hari Kamis sore ekskul multimedia yang Bara ikuti terjadwal pemotretan untuk mengasah skil fotografi para anggota. Namun, hari ini Bara sudah izin tidak mengikuti kelas fotografi.
"Mau sampai kapan lo nyari dia, Bar?" tanya Bayu teman satu bangku Bara.
"Kapan pun," jawab Bara yang masih fokus pada tab-nya. Masih fokus mencari seseorang yang hilang bak ditelan bumi.
"Kiara tau gak sih tentang dia?"
"Taulah, Bay. Gue pernah cerita," jawab Bara.
"Dia nggak kit heart gitu?"
Bara berdecak. "Ck, buktinya baik baik aja."
"Kalo gue jadi Kiara mah ya sakit banget, haha."
"Lo kalo di sini cuman berisik mending pulang."
"Iya iya, galak amat kek cewek pms," cibir Bayu.
Pandangan Bayu teralihkan dengan kedatangan Reno teman Bara juga yang berbeda kelas. Tanpa aba-aba Bayu merebut es cekek Reno dan menyeruputnya. Reno hanya berdecak dan menggumam, "kebiasaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[04] Hiraeth ✔
Teen FictionStory 04. [ Hiraeth ] By : @girlRin @Novaamhr ▪︎▪︎▪︎ Zalfa dan Bara adalah sahabat masa kecil. Keduanya sangatlah dekat sampai sering kali ketika salah satu dari mereka akan bermain dengan anak yang lain, maka yang satunya akan cemburu. Bagi keduany...