Bab 13

98 7 0
                                    

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

"Nak," panggil Sean diiringi ketukan pintu.

"Masuk aja, Yah."

"Baru nugas?" tanyanya setelah duduk di kasur Zalfa.

"Iya, Yah. Ada tugas seni budaya, tema lukisannya bebas gitu."

"Kebiasaan ya kamu suka ngegambar orang, tapi bagus loh itu. Oh ya Ayah malam ini harus berangkat ke Surabaya empat hari, Nak. Kamu di rumah sama Bi Ulfa dulu ya," ucap Sean.

"Tugas kantor lagi?"

Sean mengangguk lalu tangannya mengelus kepala anak gadisnya. "Iya. Maaf ya Ayah selalu ninggalin kamu."

"Gapapa kok, Yah. Yang penting Ayah harus jaga kesehatan, jangan lupa diminum vitaminnya juga," ucap Zalfa mengangguk paham.

"Makasih ya udah selalu ngerti, maaf juga sering buat kamu kesepian," Zalfa mengangguk. "Ayah berangkat jam berapa?" tanyanya.

"Jam sepuluh nanti dijemput jemputan dari kantor. Kamu udah makan? Tadi Ayah beli sate padang. Makan bareng ya," ucap Sean. Zalfa mengangguk dan mengikuti Ayahnya keluar kamar.

Setelah makan malam selesai dan seusai Zalfa mengantar ayahnya keluar rumah, ia kembali kedalam kamar berniat menyelesaikan lukisannya. Tugas seni budaya ini bertema lukisan monochrome dan bertema kenangan diatas kertas A3. Tentu Zalfa senang dengan tugas seperti ini karena menggambar adalah kegiatan favoritnya.

Jika biasanya ia suka menggambar animasi kartun agar lebih mudah, malam ini Zalfa memilih untuk membuat lukisan seorang anak gadis dan bocah laki-laki disampingnya. Anak perempuan yang digambarkan sebagai dirinya dengan—

—Sahabat masa kecilnya.

Ada sedikit perasaan rindu di benak Zalfa yang menemaninya menyelesaikan tugas. "Gue kangen, Bar," gumamnya.

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Zalfa berangkat sekolah agak siang karena menunggu ojek online yang dipesannya. Kondisi kelas sudah ramai para murid saling menunjukkan hasil karyanya masing-masing. Zalfa yang baru datang langsung ditagih oleh Nala teman sebangku Zalfa.

"Zal, mana lukisan, lo?"

"Buka sendiri aja, Nal," ucapnya sambil memberikan gulungan kertas A3 miliknya. Nala membuka gulungan itu dengan antusias lalu terdiam tertegun melihat hasil lukisan Zalfa.

"Waaahhhhh ... keren banget Zal!" serunya.

"Jangan teriak, Nal," ucap Zalfa sambil menutup mulut Nala.

Seketika murid lain langsung mendekat ke meja Zalfa dan Nala berkerumun kepo dengan sesuatu yang membuat Nala teriak.

"Wah keren Zal!" seru seorang murid.

"Lo gambar siapa?" tanya yang lain diiringi beberapa seruan murid lain.

"Ada watermark nya, lo joki Zal?!" seruan Bayu paling keras dan Zalfa langsung menatapnya.

"Enggak. Watermark itu 'kan singkatan nama panjang gue," jawab Zalfa sambil menunjuk tulisan kecil yang ada di sana. Jawaban Zalfa itu mampu membuat seorang Bara yang juga ada didekat Zalfa sekarang menatapnya.

Iya! Bara juga di sana.

Bara menyipitkan bola matanya untuk memperjelas tulisan kecil di bagian pojok bawah kertas Zalfa yang terbaca AZGE yang sedikit ia beri lettering simpel.

AZGE? batin Bara.

"AZGE? Emang nama panjang lo siapa?"

"Lo kok kepo banget, Bay?" tanya Nala balik.

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang