Bab 3

101 9 1
                                    

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

"Non Zalfa, buat besok masih ada yang kurang enggak? Biar Bibi siapin," tanya Bi Ulfa.

"Kayaknya enggak, Bi. Istirahat aja. Makasih, ya."

Bi Ulfa mengangguk dan pergi dari kamar Zalfa. Zalfa kembali menatap layar laptopnya yang menampilkan profil SMA 2 Bakti. Ya! Dia akan bersekolah di sana.

Tak henti-henti Zalfa melebarkan senyumnya. Akhirnya Senin yang ia tunggu akan datang. Setelah bertahun-tahun ia mengenyam home schooling, setelah merayu sang ayah agar mengizinkannya dan sekarang namanya sudah terdaftar sebagai siswa baru di SMA 2 Bakti.

Sesuai janji kemarin, ia akan bersekolah di sana bersama sahabatnya, Tamara.

"Tam, see you," gumamnya.

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Zalfa melangkahkan kakinya melewati pintu gerbang sekolah barunya. Tentu ia akan mencari ruang kepala sekolah terlebih dahulu. Zalfa tidak menghubungi Tamara untuk meminta bantuan, bahkan Tamara belum mengetahui bahwa dirinya akan mulai bersekolah hari ini.

"Permisi, Kak. Ruang kepala sekolah dimana, ya?" tanya Zalfa saat menemukan segerombol siswi yang tengah bergurau di koridor kelas.

"Lo anak baru?" tanya salah satunya. Gadis itu memperhatikan Zalfa dari atas sampai bawah.

Zalfa mengangguk dan kembali bertanya. "Ruang kepala sekolah dimana ya, Kak?"

"Di depan tadi. Harusnya lo belok kiri sebelum tangga. Mau dianter?" tawarnya.

"Enggak usah. Makasih ya," ucap Zalfa.

Baru beberapa langkah ia pergi dari gerombolan gadis itu, ia menabrak salah satu dari tiga siswa yang berjalan ke arahnya. Tidak sampai jatuh tapi cukup terhuyung karena badan lelaki itu cukup kekar dan lebih besar darinya.

Zalfa tidak fokus karena terbius dengan visual SMA ini. Ternyata lebih cantik dan sedikit berbeda dengan foto dari web kemarin.

"Aduh," gumam Zalfa.

"Jalan jangan meleng dong," ucap lelaki itu. Zalfa menunduk tak berani menatapnya.

"Sayang!" seru Kiara sambil berlari kecil dan langsung merangkul lengan kekasihnya. Kiaralah yang tadi menunjukkan Zalfa arah ruang kepala sekolah.

Untung bukan cowok dia yang gue tabrak, kalo iya bisa bahaya, batin Zalfa.

"Lo anak baru?" tanya Bayu. Lelaki yang Zalfa tabrak tadi.

"I-iya Kak,"

"Baru nyari ruang kepsek dia," ucap Kiara.

"Jangan judes, Bay. Takut itu," goda Reno.

"Biasa aja kali, cuma pengen gue gigit," ucap Bayu sambil terkekeh.

Kringggg

Bel masuk sudah berdering. Siswa siswi mulai turun ke lapangan upacara untuk mengikuti rutinitas senin pagi yang dimulai dengan menghadap teriknya upacara. Bara dan kedua prajuritnya ikut memenuhi lapangan dan mengambil barisan belakang. 

Tentu Zalfa bingung ia harus kemana, dia pun belum menemukan ruang guru. Kiara menarik lengan Zalfa untuk mengikutinya. "Upacara dulu, nanti gue anterin cari ruang kepsek," ucap Kiara.

Zalfa mengikuti Kiara. Baik juga dia, batinnya.

Tarikan Kiara belum berhenti, Zalfa melihat gadis di pinggir lapangan sedang membetulkan topi upacaranya. 

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang