Bab 22

77 6 1
                                    

• •✠•❀ Hiraeth ❀•✠ • •

Hari demi hari terlewati. Tidak ada yang spesial kecuali untuk seorang pemuda yang semakin hari merasakan suatu hal yang berbeda. Terlebih ia sudah mengetahui nama lengkap Zalfa, karena dua hari yang lalu saat ulangan harian kimia ia mengoreksi kertas milik Zalfa.

Alila Zalfa Grizzel Edelweiss

Nama yang sudah berputar-putar di kepalanya sejak kemarin membuat Bara semakin yakin jika Zalfa adalah gadis kecil yang selama ini ia cari. Namun, ia tak berani untuk bertanya semua hal dan meluruskan segalanya.

Sepulang sekolah Bara sudah mencuci motornya di halaman belakang rumah karena malam nanti ia sudah membuat janji dengan Zalfa untuk menemaninya mencari kado ulang tahun untuk Nadella.

Malam sudah tiba. Jam tujuh Bara sudah memanaskan motornya di depan rumah. "Tunggu Zal, gue otw," ucap Bara.

Iya hati-hati Bara, udah malem, balas Zalfa di seberang sana. Bara menarik ujung bibirnya setelah panggilan itu diakhiri Zalfa.

"Zal? Siapa itu? Cieee cewek baru, Bang? Kok senyum-senyum gitu," goda Jessica diambang pintu.

"Cuma temen aku, Ma," jawab Bara sambil mengenakan helm.

"Semua juga berawal dari temen 'kan? Kenalin dong ke Mama."

"Udah ah aku berangkat dulu, kapan-kapan aku kenalin. Bye, Ma!" ucap Bara menghindari godaan Jessica.

"Anak orang jangan malem-malem!" seru Jessica tak lupa yang dibalas klakson motor Bara.

Sebenarnya mencari kado untuk Nadella hanya alibinya, sebab kado ulang tahun yang dimaksud sudah ia siapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya.

Tidak sampai setengah jam Bara sudah sampai di depan rumah Zalfa dan meneleponnya. Zalfa langsung keluar dengan setelan rok bunga daisy putih serta kemeja warna baby pink yang membuat gadis itu nampak manis di mata Bara.

Duh Tuhan, langsung nikahin aja bisa nggak sih? batin Bara.

"Yuk," ucap Zalfa memecah lamunan Bara.

"Eh pake helm nya dulu, Zal."

"Oh iya hehe." Bara langsung merebut helm di tangan Zalfa dan memakaikannya.

Click

"Nah udah."

"Makasih, g-gue bisa pake sendiri kok."

"Biar cepet, yuk naik," ucap Bara. Pemuda itu mencoba tenang padahal ia akui degup jantungnya berdetak lebih cepat sekarang.

Motor Bara melaju membelah kota membawa seorang gadis cantik di belakangnya.

• •✠•❀ Hiraeth ❀•✠ • •

"Tumben lo kesini," ucap seorang bartender sebuah klub malam.

"Dilarang?"

Bartender wanita itu menggeleng. "Nggak. Tumben aja, emang ada masalah, Ra?"

"Lo tuh kepo banget, ya. I just wanna drink. Keluarin yang biasanya aja lima botol."

"Heh, lo tuh masih sekolah, cil! Lima botol itu kebanyakan. Lagian cowok mana yang bikin lo ke sini?"

"Ya, dua-duanya mutusin gue. Bokap sama nyokap berantem lagi. Bayangin aja, Nez. Semuanya dalam waktu bersamaan. Apa nggak stress gue?"

"Bisa gitu ya diputusin dua-duanya bareng. Siapa yang salah?"

"Ck, udahlah keluarin aja. Berisik lo."

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang